JIKA Jika dibandingkan dengan Organisasi Kepemudaan (OKP) lainnnya, maka Pemuda Muhammadiyah adalah Organisasi Kepemudaan tertua di Indonesia yang masih bertahan dan terus berkembang hingga kini.
 
Perkembangan Pemuda Muhammadiyah tentu tidak terlepas dari gerak langkah maju Persyarikatan Muhammadiyah, karena ia lahir dari rahim Muhammadiyah sebagai ikhtiar untuk memperkuat mobilitas gerakan Muhammadiyah dalam mencapai tujuan dan misi yang telah dirumuskan yaitu, menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
 
Jika ditilik dari rentangan historis, maka kelahiran Pemuda Muhammadiyah berawal dari keresahan KH. Ahmad Dahlan melihat kondisi obyektif kaum muda pada masanya yang jauh dari suasana terdidik, malah cenderung jauh tertinggal, baik dari segi pendidikan, organisasi, ekonomi, terlebih lagi dari segi pemahaman dan pelaksanaan ajaran Islam.
 
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan yang dialami kaum muda tersebut mendorong Kiyai untuk mengumpulkan mereka dalam sebuah paguyuban yang kemudian dinamai Siswo Proyo Priyo (SPP). Sekumpulan pemuda ini, kemudian dibina Kiyai dengan ajaran dan kepribadin Islam hingga mereka berubah menjadi kelompok muda yang mempunyai militansi dan tercerahkan pandangan Keislamannya. Kelompok muda ini selanjutnya diberikan amanah untuk membina kaum muda lainnya dalam hal kepribadian, watak, akhlak dan spirit keberagamaan.
 
Respon yang sangat bergairah terhadap keberadaan Siswo Proyo Priyo telah memunculkan lapisan baru Gerakan Muhammadiyah, terutama dari massa simpatisan dan keluarga Muhammadiyah. Kemunculan generasi baru pastilah membangkitkan harapan baru, bahwa penerus perjuangan telah datang, kepada barisan muda misi dan cita-cita besar telah tertompang.
 
Kegairahan besar para founding fathers Muhammadiyah itu menemukan gong momentumnya dalam Kongres (Kini Muktamar) Muhammadiyah ke-21 di Makassar pada tahun 1932. Kongres memutuskan bahwa sudah tiba saatnya untuk membentuk Muhammadiyah Bagian Pemuda, yang secara organisatoris menjadi bagian organik Muhammadiyah dengan tugas pokok mengasuh dan mendidik pemuda Keluarga Muhammadiyah. Sementara barisan Pemuda Muhammadiyah dididik langsung oleh Kiyai Ahmad Dahlan dan tokoh-tokoh pendiri Muhammadiyah lainnya, begitulah berjenjang ke bawah hingga tingkat ranting. Selanjutnya, melalui Persetujuan Tanwir Muhammadiyah pada tnggal 2 Mei 1932, Pemuda Muhammadiyah resmi ditetapkan sebagai Ortom (Organisasi Otonom).
 
Apabila dilihat dari fase kemunculannya, maka sesungguhnya Muhammadiyah telah mendedikasikan keberadaan Pemuda Muhammadiyah untuk mewujudkan apa yang sekarang termaktub dalam Pembukan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD RI 1945) yaitu, Melindungi segenap tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteran umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan pelaksanaan ide-ide itu telah diupayakan Muhammadiyah jauh sebelum lahirnya Republik Indonesia tercinta ini.
 
Atas dasar kesadaran historis seperti ini, maka adalah penting bagi Pemuda Muhammadiyah untuk terus menerus merevitalisasi maupun me-reaktualisasi spirit yang menyebabkan mereka ada dan menyejarah dari rahim cinta kasihnya Persyarikatn Muhammadiyah.
Hari ini, momentum untuk melakukan reaktualisasi dan revitalisasi spirit historis tersebut menemukan momentumnya dengan diselengarakannya Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke-16 di Padang, Sumatera Barat, dari tanggl 20-22 November 2014.
 
Muktamar yang akan segera dibuka hari ini, Jum’at 21 November 2014 di GOR. UNP, rencananya oleh Wakil Presiden jusuf Kalla, harus dapat menghasilkan sesuatu yang penting bagi keberlangsungan Indonesia, karena Pemuda Muhammadiyah, di samping untuk merealisasikan tujuan Muhammadiyah itu sendiri, juga didedikasikan untuk kemajuan bangsa.
 
Tujuan Pemuda Muhammadiyah memang seolah-olah di segmentasi menjadi tiga dimensi, yaitu untuk Persyarikatan, untuk umat dan untuk bangsa. Tetapi dimensi Persyarikatan, Keumatan dan Kebangsaan itu haruslah disebut dalam satu tarikan nafas, sehingga tidaklah ada bedanya ketika masing-masing dimensi itu disebutkan, karena menyebutkan, mendiskusikan, memperjuangkan, membesarkan yang satu akan meresonansi secara proporsional dan seimbang dua dimensi lainnya.
SELAMAT BERMUKTAMAR !(Penulis Dosen UNP)

google+

linkedin