BIJAK ONLINE (Padang)-Isto Magrisa mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang menilai olahraga menyelam atau scuba diving kurang diminati masyarakat Kota Padang. Padahal, daerah Kota Padang termasuk daerah maritim.

"Berolahraga menyelam,  sangat bermanfaatkan untuk pernafasan,  karena saat menyelam atlet harus mengatur penafasannya untuk menghemat oksigen dalam tabung akwalung,” kata Isto Magrisa, saat makan Siang di Ampera Olala masakan Mama Wely, di Jalan Siak Nomor 4 Kelurahan Rimbo Kaluang, atau tapi bandabakali,” Selasa, 11 November 2014.

Menurut Isto,  mungkin keengganan masyarakat Kota Padang untuk menekuni olahraga menyelam karena peralatannya boleh dikatakan sangat mahal. Diantara peralatan itu,  regulator, akwalung, fine (kaki katak), snorkle, masker kacamata dalam air. “Kalau ndak salah, satu perangkat alat berolahraga menyelam, sekitara Rp 80 juta untuk umum,” putra Muko-muko ini.

Kemudian, kata Risto, dirinya pernah mengikuti latihan berolahraga menyelam. Tapi hanya tiga kali dan itu pun waktu masih sekolah di SMA dulu. “Saya sering melihat Tim Basarnas Kota Padang melakukan latihan di Kolam Teratai, Kawasan GOR H Agus Salim,” kata mahasiswa yang lagi magang di Dispora Padang, 26 Agustur 2014 lalu.

Isto meyarankan, agar Pemko Padang lebih memperhatikan cabang aquatik di Kota Padang. Alasannya, karena Kota Padang termasuk daerah Maritim. “Yang mahal Cuma membeli alat untuk pertama dan kemudian oksigen bisa diisi ulang,” kata mahasiswa berbintang Aries ini. (yal aziz

google+

linkedin