Anggota DPRD Provinsi Sumbar, Ahmad Rius, SH, saat meninjau lokasi jalan yang rusak akibab truck tambang Galian C di Nagari Muara Pingai dengan didampingi oleh Camat Junjung Sirih, Herman, Walinagari Muaro Pingai, Jufri Darwis, Anggota Koramil Junjung Sirih, Iwan, Walinagari Saningbaka, Ridwan Husein serta para tokoh masyarakat setempat, Sabtu (11/2)

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Harapan masyarakat dua Nagari di Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok yakni Muaro Pingai dan Paninggahan untuk mendapatkan jalan mulus, nampaknya dalam waktu dekat ini akan terwujud.

Dua Nagari di kecamatan paling ujung Utara yang berbatas langsung dengan Kabupaten Tanah Datar itu, selama sepuluh tahun terakhir terpaksa menggunakan jalan rusak dan berdebu serta terdapat lobang di sana sini karena dirusak oleh truck penganggkut Galian C yang melintas hilir mudik setiap hari dari lokasi tambang di Jorong Gando, Nagari Paningghan dan dibawa melintas sepanjang Nagari Paninggahan, Nagari Muaro Pingai, Nagari Saningbaka, Nagari Sumani dan terus ke Solok. Rencananya,  tahun 2017 ini akses jalan tersebut akan diperbaiki dengan menggunakan dana APBD Provinsi Sumbar Tahun 2017.

Pernyataan itu disampaikan anggota DPRD Sumbar, Ahmad Rius, SH, saat meninjau secara langsung kondisi jalan yang rusak selama 10 Tahun lebih, pada Sabtu (11/2) di kecamatan paling kecil di Kabupaten Solok itu. Di Muara Pingai Kecamatan Junjung Sirih, anggota DPRD Sumbar ini disambut oleh Camat Junjung Sirih, Herman, Sekcam Junjung Sirih, Sukiman Agus,Walinagari Muaro Pingai, Jufri Darwis, Anggota Koramil Junjung Sirih, Iwan, Walinagari Saningbaka, Ridwan Husein serta para tokoh masyarakat setempat.

Kepada anggota Komisi 1 DPRD Sumbar ini, walinagari Muaro Pingai, Jufri Darwis mengisahkan bahwa kondisi jalan yang paling parah sepanjang lebih kurang 13,5 KM yang dimulai dari Simpang Padang Paninggahan, hingga kebatas Muaro Pingai serta Kabupaten Tanah Datar. “Jalan ini kalau musim hujan akan licin karena bercampur tanah dan kalau panas akan berdebu. Kalau jalan ini mulus, bisa kita tempuh 10 menit ke Sumani tapi sekarang bisa satu jam dari Muara Pingai ini karen jalan rusak dan disana sini terdapat lobang besar yang membuat pengendara harus berhati-hati bila melintas disini,” jelas Jufri Darwis yang diamini walinagari Paninggahan, Ridwan Husein.

Ditambahkan Walinagari, warga dua nagari baik Muara Pingai maupun Paninggahan, sudah beberapa kali melakukan penolakan terhadap truck Galian C yang melintas di sana karena merusak jalan.

Dijelaskannya, masyarakat sudah geram, menyusul  sema­kin parahnya dampak ling­kungan akibat  aktifitas lalulin­tas truk  tambang yang bero­perasi di nagari Muaro Pingai dan Paninggahan Kecamatan Junjung Sirih yang diper­kirak­an menca­pai ratusan kali setiap harinya. Hasil musyawarah masyarakat dan  pemerintah nagari serta pemuka masyarakat dan para perantau dalam rem­buk nagari beberapa hari yang lalu, maka sejak November 2016 lalu, maka truck Galian C tidak diizinkan masuk dan keluar melalui nagari Saniang Baka, Muara Pingai dan Paninggahan. Selain itu, dampak dari truck galian C ini adalah rumah warga yang berada di sepanjang jalan ini, juga sudah kusam karena tertu­tup debu jalan.

Disisi lain kenyamanan pengguna jalan didaerah itu juga tergang­gu akibat konvoi kendaraan tambang yang keluar masuk setiap hari. Padahal untuk menngatasi persoalan ini, Pe­merintah Nagari dengan difa­silitasi camat sudah berkali-kali membuat kesepakatan dengan  pengusaha tambang, namun tidak diindahkan. Kesepakatan itu berbunyi, bahwa pengusaha akan memperbaiki jalan yang rusak dan menghentikan aktifitas ketika jam sibuk sekolah, waktu salat Zuhur  dan Magrib serta membatasi konvoi agar tidak mengganggu pengguna jalan lain.

Ditambahkan Walinagari, selama ini Peme­rintah Nagari tidak pernah mendapatkan konpen­sasi dari aktivitas tersebut. Selain itu, kata dia, pihaknya memperkirakan dengan ber­lang­sungnya aktivitas tersebut setidaknya ada sekitar Satu Miliar Rupiah dana pertahun yang dihasilkan dari tambang tersebut. Namun yang masuk ke kas daerah hanya sekitar Rp 60 juta saja.

“Kami ingin jalan ini bagus karena katanya yang gigih memperjuangan Jalan ini ke Bupati dan Provinsi adalah Bapak Deni Prihatni, mantan Sekretaris Dinas Pertambangan Kabupaten Solok,” jelas Jufri Darwis. Bak Gayuang basambuik, anggota DPRD Sumbar datang ke Junjung Sirih untuk mengabarkan bahwa jalan tersebut akan diperbaiki tahun ini setidaknya sepanjang 6,5 KM. “Insyaallah tahun ini kita bersama kawan-kawan di DPRD Sumbar berusaha memperjuangkan jalan ini. Tapi saya belum tahu persis berapa jumlah dananya, yang jelas untuk dua nagari Muara Pingai dan Paningghan akan bisa kembali memiliki jalan mulus,” jelas anggota DPRD Sumbar, Ahmad Rius, SH.

Kepada anggota DPRD Sumbar itu, walinagari juga mengajak melihat lokasi pembangunan SMK Junjung Sirih yang berlokasi di jorong Subarang Ngari Mra Pingai. Sayangnya lokasi yang lebih kurang 2 Hektare dan sudah dikerjakan oleh sebuah kontraktor, terkesan asal jadi. “Saya heran kok pengerjaan amburadul seperti ini bisa di PHO oleh Dinas terkait. Kalau dengan dana Rp 200 Juta ini benar-benar tidak layak dan butuh waktu 200 jam pengerjaan oleh ekcavator baru bisa rata dan saya akan mempertanyakan siapa yang mengerjakan proyek ini,” jelas Ahmad Rius dengan nada cukup tinggi karena tampak kecewa oleh rekanan yang mengerjakan lokasi tersebut.

Usai meninjau lokasi sekolah rencana pembangunan sekolah SMK, kepada anggota dewan dari PAN ini, walinagari juga meminta agar bisa meperjuangkan lokasi jalan usaha tani dari dari Puncak Plano, Parak Kopi hingga ke Batu Agung di Jorong Subarang, nagari Muaro Pingai atau bersebelahan dengan Puncak Gogoan yang terkenal sangat indah itu. “Insyaallah kita akan mencoba membantu memperjuangkan jalan tersebut karena sangat banyak hasil bumi yang berasal dari sana,” pungkas Ahmad Rius (wandy)
   

google+

linkedin