Sutono alias Pak DE

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Lima belas tahun mengadu nasib di Ranah Minang, Sutono atau yang akrab dipanggil  Pak De (62), ingin kembali ke kampung halamannya di Kelurahan Mintaragen, Kecamatan Tegal Timur, Kabupaten Tegal,  Provinsi Jawa Barat.

Sebelum merantau ke Ranah Minang, Pak De juga lama merantau di Ibukota Jakarta, yakni di Grogol, Jakarta Barat, tepatnya di depan Kampus Tri Sakti dan juga bekerja sebagai pedagang Bakso. 

“Saya mendengar banyak orang Minang yang suka meninggalkan kampung halamannya untuk merantau ke tanah Jawa. Tapi saya malah sebaliknya, saya ingin mencoba merantau ke Ranah Minang, sebab di sini jarang saya dengar orang Padang yang jualan bakso,” tutur Pak De, disaat akan membuka warung baksonya, di depan kantor DPRD Kabupaten Solok, Jum’at (13/5). 

Mungkin bagi warga Kayu Aro atau karyawan Pemkab dan DPRD Kabupaten Solok, nama dan sosok Pak De tidak akan asing lagi bagi mereka. Pak De masuk ke Kabupaten Solok sekitar tahun 1999 dan mencoba berjualan di Bakso di nagari yang berawa sejuk itu. 

Sayangnya, dalam seminggu terakhir ini, para pengemar bakso Pak De, tidak akan pernah menikmati lagi atau melihat Pak De berjualan, sebab tanggal 29 Mei ini, Pak De akan pulang kampung ke Tegal dan ingin menikmati masa tuanya bersama anak dan cucunya. “Saya ingin istirahat di kampung halaman dan bekal untuk itu sudah saya siapkan. Sayangnya, saya juga merasa berat meninggalkan Solok, sebab mereka sudah menganggap saya seperti saudara,” tutur Pak De, yang mengaku pengagum berat Prabowo ini.

Selama di Ranah Minang, Pak De mengaku merasa senang, karena masyarakatnya ramah dan mudah bergaul. Sayangnya keluarga Pak De, atau anak-anaknya meminta agar Pak De beristirahat saja di kampung sambil menikmati hari tua (wandy)

google+

linkedin