SAYA yakin para wasit sepakbola, khususnya di Kota Padang akan menggerutu dan meradang  dengan judul tulisan ini, yang menyarankan agar IQ wasit ditest ulang. Tapi ya ropo lah, demi prestasi olahraga sepakbola di Kota Padang, serta tim kesebelasan yang diundang untuk bertanding di Padang.

Kenapa kok IQ wasit di Padang di test ulang? Karena siapapun pelatih, manajer tim, pasti akan meradang dengan prilaku wasit yang merugikan timnya dalam suatu pertandingan, seperti yang dialami pelatih PS Bengkulu M Nasir, saat menyaksikan pertandingan timnya melawan PSP Padang, di Kejuaraan Piala Walikota Padang, di Stadion H Agus Salim, 15 Mei 2016.

Yang menariknya, pelatih PS Bengkulu, M Nasir ini tak hanya berteriak-teriak dipinggir lapangan mempersoalkan kebijakan wasit, yang menurutnya merugikan anak asuhnya. Bahkan, M Nasir berteriak  memberitahukan tentang wasit kepada Walikota Padang, Mahyeldi Ansyarullah, yang saat itu juga menyaksikan pertandingan PSP Padang melawan PS Bengkulu, yang berakhir 2-0 untuk kemenangan tim tuan rumah.

Yang hebatnya lagi, M Nasir menilai wasit yang telah mengeluarkan kartu kuning, tetapi tidak memberikan sanksi  tendangan bebas kepada timnya. "Peraturan darimana tu pak wasit? dan gantilah wasitnya pak walikota?," katanya menggerutu.

Terlepas dari kegusaran pelath PS Bengkulu M Nasir, saya pun melihat kepemimpinan wasit kurang tegas dan banyak keraguan dalam memimpin pertandingan, Bahkan, adanya teriakan pemain, dijadikannya acuan dalam bertindak.

Tanpa bermaksud memberikan penilaian negatif kepada wasit, idealnya IQ wasit di Padang memang seharusnya di test ulang. Kenapa? Karena untuk bisa menjadi seorang wasit dalam pertandingan sepakbola, tak hanya membutuhkan kekuatan fisik untuk mampu berlari dalam waktu 2 X 45 menit dan ditambah injuretime, tetapi juga harus punya IQ yang memenuhi standar kelaziman, karena seorang wasit dalam olahraga sepakbola, sekaligus menjalani tiga fungsi, yaitu sebagai polisi, jaksa dan hakim.

Logikanya, mana mungkin seorang wasit yang IQ-nya dibawah standar bisa menjalani tiga fungsi, polisi, jaksa dan hakim, dalam hitungan detik dan menit  disaat kondisi berlari, serta dibanyangi "ketakutan" dengan kebringasan pemain, dengan aksi protes di lapangan, serta caci maki penonton..

Secara tioritis, IQ merupakan kependekan dari Intelligence Quotient yang artinya ukuran kemampuan intelektual, analitis (kemampuan menganalisa), logika dan rasio seseorang. Bahkan, IQ juga bisa diartikan Intelegent Quotient yang merupakan score atau nilai yang menunjukkan tingkat kecerdasan seseorang berdasarkan perbandingan dengan sesamanya dalam satu populasi.

Cara mengetahui tingkat IQ seseorang biasanya dilakukan melalui Psikotest yang terdiri dari berbagai metode. Kemudian, IQ diklasifikasi berdasarkan metode test yang digunakan. Seperti, Stanford-Binet mengklasifikasikan nilai IQ normal yang berkisar diantara 85 – 115. Sementara, Lewis Terman mengklasifikasikan nilai IQ normal pada kisaran 90 – 109. Sedangkan Wechsler mengklasifikasikan IQ normal pada angka 100 dengan nilai toleransi 15 (berarti 85 – 115).

Untuk klasifikasi umum, digunakan klasifikasi berdasarkan hasil kompromi ketiga metode yang diatas. (1) 70 – 79 : Tingkat IQ rendah atau keterbelakangan mental, (2) 80 – 90 : Tingkat IQ rendah yang masih dalam kategori normal (Dull Normal), (3) 91 – 110 :   Tingkat IQ normal atau rata-rata. (4) 111 – 120 : Tingkat IQ tinggi dalam kategori normal (Bright Normal), (5) 120 – 130 : Tingkat IQ superior, (6) 131 : atau lebihTingkat IQ sangat superior atau jenius.

Tanpa bermaksud pula menggurui panitia Kejuaraan Sepakbola Piala Walikota Padang, 2016 ini, alangkah eloknya juga jika sebelum mengajak wasit sepakbola untuk berpartisipasi, sesuai penunjukan Pengprov PSSI atau PSSI Pusat dan FIFA, agar IQ wasit yang direkomdasi Pengprov PSSI di test ulang. Alasannya, karena wasit yang IQ-nya dibawah standar, jelas akan merusak, menghancurkan kesebelasan yang telah dibina, dilatih dengan biaya yang miliran atau ratusan juta, oleh wasit yang ber-IQ dibawah standar tersebut. (Penulis waratwan tabloidbijak dan padangpos.com)

google+

linkedin