SEBAGAI wartawan yang peduli dengan prestasi olahraga, Ranah Minang Sumatera Barat, rasanya tak pula terlalu berlebihan jika saya mengucapkan kata salut dan bangga dengan kepedulian, Prof Syafruddin dan Prof Eri Barlian, yang semua publik tahu kalau keduanya profesor atau pakar olahraga dari Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang.

Kenapa saya salut? dan kenapa pula saya bangga. Jawabannya sederhana saja. Saya salut dan bangga, karena ternyata kedua profesor olahraga tersebut masih mau membagi ilmu atau keahliannya untuk membina dan mempersiapkan atlet PON Sumbar, yang akan membela harga diri atau martabat orang Minang dikancah olahraga nasional.

Secara logika, kehadiran kedua profesor olahraga yang berhasil dirangkul Plt KONI Sumbar, Syaiful SH Mhum, rasanya patut pula diacungkan jempol. Soalnya, semua publik olahraga Sumbar tahu, kalau Plt KONI Sumbar, Syaiful SH Mhum punya latar belakang hukum atau seorang praktisi hukum yang telah menyelesaikan program S2-nya. Bahkan, meskipun Syaiful SH Mhum tersebut sudah dua periode menjadi petinggi di kepengurusan  KONI Sumbar, tapi publik masih melihat sosok Anak Nagari Kubang Kota Sawahlunto itu, sebagai seorang praktisi hukum. Padahal, selain jabatannya Waketum 1 sebelum dinobatkan jadi Plt KONI Sumbar, ternyata Syaiful SH Mhum Ketua Umum Pengprov Muathai Sumbar. Artinya, dunia olahraga sudah tidak asing lagi bagi Syaiful SH Mhum.

Kemudian ungkapan sesuatu pekerjaaan diserahkan kepada ahlinya, betul-betul diamalkan dan atau jadi pedoman bagi Plt KONI Sumbar, Syaiful SH Mhum, dengan kebijakannya merangkul kedua profesor olahraga UNP untuk diamanahi tugas sebagai Satgas persiapan atlet PON Sumbar, yang akan bertarung di PN Jabar, September 2016 mendatang.

DULU, saya pernah mempertanyakan masalah pakar olahraga UNP ini kepada mantan Ketua Umum KONI Sumbar, Dr Syahrial Bakhtiar, kok kenapa para profesor olahraga di UNP  tidak diajak untuk mempersiapkan atlet PON Sumbar.

Waktu itu, Syahrial Bakhtiar menyebutkan, kalau pakar olahraga di UNP, disibukan dengan pekerjaan akademis di kampus. Tapi faktanya kini, begitu Plt KONI Sumbar mengajak dan merangkul para profesor dan pakar UNP tersebut, langsung saja oke. Bahkan, kedua profesor UNP tersebut, Prof Dr Syafrudin yang diamanahi komandan Satgas dan Prof Dr Eri Barliar wakilnya, langsung saja melaksanakan rapat internal dan rapat koordinasi dengan Pengprov Cabor yang meloloskan atletnya ke PON Jabar, yang pertemuannya dilaksanakan di Hotel Pangeran, Senen, 30 Mei 2016.

Kenapa saya dulu mempertanyakan pakar UNP kepada Syahrial Bakhtiar? Karena sebagai mantan ketua Umum KONI Sumbar, Dr Syahrial Bakhtiar yang nota bene Wakil Rektor 3 UNP, lebih mempercayai pelatih asing yang bernama Robert John Balack dengan bayaran yang katanya Rp 80 juta perbulan dan belum termasuk tranfortasi pesawat, penginapan dan mobilisasi selama berada di Kota Padang.

Bagi saya waktu itu, bayaran yang katanya sampai ratusan juta rupiah tersebut, bukan hanya pemborosan dana, tetapi juga sebagai semacam pelecehan terhadap kemampuan pakar atau profesor olahraga yang ada di UNP.  Padahal, semua publik olahraga Sumbar tahu, kalau Prof Eri Barlian merupakan insan olahraga yang sudah kenyang dengan asam garam  berbagai persoalan di dunia olahraga.

Tapi sayangnya, kritikan saya dan sorotan anggota Komisi V DPRD Sumbar, Hidayat dari Partai Gerindra yang dengan tegas menyebutkan kalau dirinya tersinggung dengan kebijakan KONI Sumbar yang memanfaatkan pelatih asing, tak digubris atau direspon oleh mantan Ketua KONI Sumbar, Dr Syahrial Bakhtiar waktu itu.

KINI, yang berlalu biarlah berlalu dan mari kita renungkan dan amalkan apa yang dikatakan  Gubernur Sumbar, Prof Irwan Prayitno;"Bibiduak lalu kiambang batawuik, dan atlet PON Sumbar harus berlatih bersungguh-sungguh". Maksudnya, gubernur mengajak dan menghimbau, persoalan Pilkada sudah berlalu dan untuk sukses di PON Jabar, atlet haruslah berlatih bersunguh-sungguh dan tingkatkan percaya diri dan selalu mohon perlindungan kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Harapan kita tentu, semoga atlet PON Sumbar yang akan membela nama baik Ranah Minang di kancah olahraga terakbar di tanah air ini, memanfaatkan kehadiran dua profesor dan perbanyak bertanya dan lakukan apa yang ditunjukan kedua profesor tersebut.

Kemudian kepada pelatih dan pengurus cabor, semoga bisa menjalin komunikasi yang harmonis dengan kedua pakar atau profesor olahraga UNP ini. Semoga? (Penulis wartawan tabloid bijak dan padangpos.com).

google+

linkedin