SETIAP kontingen dan atlet dari seantero tanah air yang akan unjuk kebolehan, kemampuan dan kehebatannya di PON XIX Jabar, di tanah legenda, yang akan dibuka Presiden RI, Jokowi, 17 September 2016, so pasti ingin menang dan juara. 

Hanya saja, ada dari kontingen yang ingin memenangkan pertandingan tersebut dengan menghalalkan segala cara termasuk dengan menciptakan kecurangan dan kecurangan tersebut juga  telah membudaya, di dunia olahraga di tanah air.

Rasanya, siapa saja yang pernah menjadi Ketua Umum KONI, pelatih atlet, so pasti sudah mengetahuinya dan bahkan juga sudah pernah menjadi otak dari kecurangan tersebut. Maksudnya, mereka-mereka itu sudah tahu kalau dipertandingan terakbar di tanah air ini, ada kecurangan berupa sogok menyogok dengan mengatur hasil pertandingan, terutama pada cabang olahraga permainan, seperti tinju, gulat, judo, taekwondo, wushu. Tegasnya, setiap cabang olahraga yang bisa diciptakan kecurangan, pasti ada kecurangan.

Kemudian, pelaku-pelaku kecurangan tersebut, sudah bisa disebut atau dikatakan mafia olahraga. Kenapa? karena pelaku kecurangan tersebut tak satu orang, tetapi banyak orang yang terdiri dari oknum wasit, oknum pelatih dan pimpinan cabang olahraga, yang bermental bobrok Modusnya dengan mengatur hasil pertandingan dengan nego-nego  uang tunai dengan nilai ratusan juta.

Jadi, hasil perolehan medali dan peringkat di PON, tak hanya berkat perjuangan atlet semata dengan kehebatan dan ketangguhan saja, tapi juga ada unsur kecurangan dengan mengatur hasil akhir pertandingan.

Tanpa bermaksud menohok dan "mempermalukan" kontingen Sumatera Barata di PON XVIII, Pekan Baru, Riau, 2012 lalu, tak semua medali hasil dari kehebatan atlet. Maksudnya, dari 12 medali emas tersebut, so pasti ada diperoleh dari kecurangan dengan mengatur hasil pertandingan. Begitu juga sebaliknya, ada atlet Sumbar yang layak dapat medali emas, tetapi kemenangannya tersebut "dirampok" mafia olahraga.

Kini, sebagai insan olahraga yang menjunjung tinggi sportifitas dan membenci kecurangan, tentu kita hanya bisa berharap dan menghimbau para mafia olahraga untuk bertobat dan tidak lagi merusak olahraga. 

Kemudian, kita juga berharap, agak KPK dan Kepolisian, serta kejaksaan ikut peduli memberantas mafia olahraga di PON di tanah lagenda, dengan menugaskan para intelijennya, memberantas mafia olahraga. Semoga. (penulis wartawan tabloidbijak dan padangpos.com). 

google+

linkedin