Teks foto: Bupati Syamsu Rahim tampak sedang berdialog dengan masyarakat di Sumani, khusnya mereka yang tergabung pada Kelompok Tani Malauik Sakato nagari setempat dalam rangka pencanangan swasembada beras 2015-2017 bersama Kodim 00309 Solok

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Bupati Solok, Drs. H. Syamsu Rahim, melakukan peletakan batu pertama Pencanangan Gerakan Perbaikan Jaringan Irigasi untuk Peningkatan Swasembada Pangan Berkelanjutan di Kabupaten Solok, Selasa, 20 Januari 2015.

Acara tersebut dipusatkan pada Kelompok Tani Malauik Sakato Nagari Sumani, Kecamatan X Koto Singkarak. Hadir pada kesempatan itu, Dandim 0309, M. Sigit, Kadis Pertanian, Ir. Iriyani, Kadis Pertambangan, Indra Merdi, Kadis Perhubungan, Dedi Permanan, Kadis Kesehatan, dr. Mirsal, Kepala BPM, H. Khairi Yusri, Camat Singkarak, Irwan Effendi Wali se Kecamatan X Koto Singkarak, Kapolsek Singkarak, Poniman.

Kadis Pertanian Ir. Iryani, dalam laporannya menyampaikan bahwa sasaran kegiatan pengembangan jaringan irigasi yaitu terbangunnya jaringan irigasi tersier di 13 kecamatan. Selain itu, tujuan acara ini adalah guna meningkatnya produksi dan produktifitas padi melalui penambahan indeks pertanaman atau intesitas pertananman serta meningkatnya partisipasi petani terhadap pelaksanaan kegiatan pengembangan jaringan irigasi.

Sementara Bupati Syamsu Rahim dalam sambutannya menyampaikan bahwa Kabupaten Solok sebagai salah satu daerah lumbung pangan di Sumatera Barat dengan produksi padi pada tahun  2014 sebesar 352.389 ton dengan luas sawah 23.428 hektar.

“Data perimbangan produksi dengan kebutuhan kosumsi masyarakat kabupaten Solok pada tahun 2014 dapat di lihat bahwa dengan tingklat produksi tersebut terdapat surplus sebesar 291.492 ton gabah atau setara dengan 182. 882 ton beras,” terang Syamsu Rahim. 

Dijelaskannya, produksi beras asal Kabupaten Solok sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan 369. 494 jiwa penduduknya. Namun sebagaimana yang telah lazim di ketahui bahwa beras Kabupaten Solok sudah sejak lama menjadi komoditi perdagangan andalan daerah yang mampu menopang  perekonomian  petani dan memenuhi kebutuhan  dan keseterdian pangan terutama bagi masyarakat Sumatera Barat, sehingga surplus produksi tersebut tidaklah menjadikan kita berpuas diri. 

“Pengembangan jaringan irigasi di kabupaten Solok yang di fasilitasi oleh pemerintah pusat melalui Kementrian Pertanian selama 2 tahun terakhir yaitu seluas 2.3000 ha ( 110 kelompok tani ) dan 6 unit pengelolaan irigasi partisiatuif. Sedangkan tahun anggaran 2015 kabupaten Solok di alokasikan melalui tugas pembantuan pada mata anggaran belanja bantuan social dengan luas lahan sawah 10.000 ha. Hal ini mengindikasikan betapa besarnya perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap pembangunan pertanian di kabupaten Solok,” tutur Syamsu Rahim.

Pemerintah pusat menargetkan akan mencapai swasembada pangan dalam waktu tiga tahun 2015-2017. Meskipun demikian pencapaian program ketahan pangan memiliki tantangan yang di hadapi  oleh pemerintah cukup komplek dan lintas sektoral. Untuk mewujudkan ketahanan pangan teersebut, pemerintah telah menjalin kerjasama dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) MoU Menteri Pertanian dengan Kepala Staf Angkatan Darat. 

Di tingkat daerah juga sudah ada kerjasama antara gubernur dengan Komando Resor Militer Propinsi, Bupati dengan Komando Distrik Militer Solok. Sementara khusus untuk kabupaten Solok dengan Kodim 0309 Solok telah bekerjasama dalam mewujudkan ketahanan pangan telah di mulai sejak tahun 2014 dalam bentuk penunjukan tenaga pedamping kegiatan System of Rice Intensification (SRI)  denngan surat kerjasama nomor 520.395/diperta-sapra/III-2014 dan nomor : 502/SRUI-III/2014.

Salah satu harapan sebagai solusi terbaik bagi pertanian di kabupaten solok dalam peningkatan hasil produksi pangan padi melalui pembangunan dan pengembangan jaringan irigasi yaitu berkembang dan berlanjutnya pola pertanian dengan system of rice serta disengan teknologi padi salibu (wandy)

google+

linkedin