BIJAK ONLINE (SOLOK)-Merosotnya nilai moral di kalangan masyarakat Minang, seharusnya menjadi pemikiran mendasar bagi para niniek mamak dan pemimpin di negeri ini. Bahkan kalau boleh dikatakan, etika orang Minangkabau, jauh merosot jika dibanding dua puluh tahun lalu. 
           
Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Solok, H. Syafri Dt. Siri Marajo, SH, kepada Koran Padang, Kamis (22/1), di Arosuka terkait merosotnya etika generasi muda dan juga para orang tua dewasa ini.

“Kita sangat cemas, jika masalah moral dan etika ini tidak lagi menjadi persoalan bagi kita, maka prilaku orang Minang sudah sama dengan budaya barat. Ini merupakan tanggung jawab kita nersama, termasuk pemimpin dan juga para niniek mamak dan pelaku pendidikan,” tutur Syafri Dt Siri Marajo. 

Dijelaskannya, saat ini banyak kemenakan yang tidak lagi menghargai mamaknya atau malah mamak yang tidak mendidik kemenakan. “Kalau orang Minang dulu, melihat mamak duduk di warung, maka kemenakan akan menghindari jalan tersebut. Tetapi sekarang mamak dan kemenakan menjadi sumandan (berteman) dalam berkoa atau domino. Jadi siapa lagi yang akan menjadi contoh kalau ini dibiarkan terus,” sambung mantan Ketua DPRD Kabupaten Solok 2009-2014 itu.

Sementara anggota DPRD Kabupaten Solok, Patris Chan, SH, juga hampir sependapat dengan Syafri Dt Siri Marajo. Menurutnya, sudah saatnya setiap nagari membuat Perna larangan berjudi atau perna anak perempuan wajib pakai jilbab jalau keluar rumah. “Salah satu langkah kita untuk melawan harus globalisasi dan pengaruh internet adalah dengan membuat perna larangan berjudi atau perna wajib berjilbab bagi kaum wanita bila keluar rumah atau yang tidak bertentangan dengan agama,” terang Patris Chan (wandy)

google+

linkedin