Teks foto: Nasib Taman Hutan Kota Teradu (THKT) Sukarami, kecamatan Gunung Talang Kabupaten solok yang makin memilukan karena tidak teurus, padahal dana milyaran rupiah sudah masuk ke THKT.


BIJAK ONLINE (SOLOK)-Karena sering dikritik dan mendapat sorotan dari masyarakat dan media, tentang masih terkatung-katungnya pembangunan Taman Hutan Kota Terpadu (THKT) Sukarami, kecamatan Gunung Talang, akhirnya Wakil Bupati Solok, Drs. H. Desra Ediwan Anantanur, MM, langsung angkat bicara.

Desra Ediwan yang dijumpai di ruang kerjanya, Selasa sore (27/1), menjelaskan kronologis kenapa Taman Hutan kota bisa terlantar dan nasibnya tidak menentu, semnejak mantan Bupati Solok Gusmal lengser. Dijelaskan Desra Ediwan, ide pembangunan taman rekreasi dan pemandian air panas Taman Hutan Kota, Sukarami, bermula sekitar tahun 2007. Pada tahun tersebut menurut Desra Ediwan, sudah dianggarkan dana sekitar Rp 10 Milyar untuk tahap awal. Namun karena ada keperluan yang dinilai lebih penting, mantan Bupati Gusmal, memangkas anggran untuk dipergunakan kepada keperluan lain. 

“Dari awal kita sebenarnya ingin Taman Hutan Kota itu rampung pengerjaannya dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dan bisa menghasilkan PAD bagi Kabupaten Solok. Namun karena berbagai persoalan, akhirnya THT ditunda pengerjaannya. Bahkan menurut hitungan, Taman Hutan Kota akan bisa rampung pengerjaannya dengan dana Rp 20 miliar. Tetapi kalau saat ini dikerjakan, setidaknya dana yang dibutuhkan adalah sekitar Rp 30 Milyar. Hal ini tentunya kita hitung dengan naiknya harga beberapa bahan bangunan dan upah tenaga kerja,” tutur Desra Ediwan.

Ditambahkan Desra Ediwan, jika dirinya dipercaya dan terpilih menjadi Bupati Solok 2015-2020 mendatang, maka kelanjutan pembangunan Taman Hutan Kota Terpadu Sukarami, akan menjadi prioritas utama oleh Desra Ediwan. “Benar, kalau nanti rakyat memberi mandat kepada saya, tentu pembangunan Taman Hutan Kota Sukarami, akan menjadiprioritas utama. Masalah selama ini kita sering dituding membiarkan THKT, sebenarnya itu tidaklah semuanya benar, karena masih banyak keperluan lain yang dibutuhkan oleh APBD kita yang sangat terbatas,” tutur Desra Ediwan. Wakil Bupati Solok itu juga menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya sudah melakukan negosiasi dan memasukan proposal kepada Kemepora RI di Jakarta, untuk kelanjutan pembangunan Taman Hutan kota tersebut..

Taman Hutan Kota Terpadu, yang digagas semasa pemerintahan Bupati Gusmal dan Wabub Desra Ediwan, nasibnya terbengkalai begitu lama dan kondisinya tidak terurus. Bahkan anggota DPRD Kabupaten Solok, Jasril Adnan, menilai, Pemerintah Daerah Kabupaten Solok seharusnya tetap melanjutkan pembangunan Taman Hutan Kota Sukarami, agar uang yang sudah masuk kesana tidak mubazir. 

“Lihat saja kondisinya sekarang sangat memilukan, padahal entah berapa Milyar uang yang sudah masuk ke sana,” tutur, Jasril Adnan, SAg. Jasril Adnan juga menuding bahwa sampai saat ini nasib THKT tidak jelas ujung pangkalnya, sepertinya bangunan sengaja dibiarkan terbengkalai dan ditumbui semak belukar, sehingga terkesan sangat menyeramkan. THKT Sukarami, sengaja dirintis untuk objek wisata pemandian air panas (water hot), dengan mengalirkan air panas dari lokasi pemandian Air Hangat Bukit Gadang, di nagari Sungai Janiah. Tetapi rencana itu gagal, karena pemerintahan Gusmal tersandung pada Pemilukada Bupati Solok tahun 2009. “Kita akan terus meminta, agar pemerintah daerah kembali melanjutkan bangunan yang terbengkalai. Jangan hanya gara-gara ada kepentingan politik, masyarakat yang dirugikan,” tutur Jasril Adnan.

THKT, terletak di pinggir jalan lintas negara, Solok Padang, sekitar 50 meter dari Rumah Dinas Wakil Bupati Solok atau lebih kurang 150 meter dari Tugu  Ayam, Kompleks Perkantoran Arosuka  (wandy)

google+

linkedin