BIJAK ONLINE (PADANG PARIAMAN)-Sebagai pusat pelayanan penyakit paru-paru, Balai Pengobatan Penyekit Paru-paru (BP4) Lubuk Alung terus berbenah untuk segera menjadi rumah sakit Sakit Khusus Paru. 

"Payung hukum dan infrastrukturnya telah disiapkan, dan kini sedang dalam proses penentuan kelas rumah sakit oleh Kemenkes RI," kata Kepala BP4 Lubuk Alung, dr. Yun Efiantina, MM kepada binews di kantornya, Rabu (11/3) lalu. 

Menurut dr Yun Elfiantina, peraturan daerah (perda) pembentukan rumah sakit khusus paru ini sedang dievaluasi di Kemendagri. “Kini kita juga sedang menyiapkan kelas rumah sakit di Kemenkes, yaitu Rumah Sakit Kelas B,” tambahnya.

Dijelaskan Efiantina, pihaknya juga telah menyiapkan master plan, pembangunan gedung IGD, rencana pembangunan gedung rawat inap dan pengadaan peralatan medis. “Tahun ini kita melanjutkan pembangunan gedung IGD senilai Rp6 miliar dan pengadaaan alat kesehatan Rp3 miliar,” jelas Alumni FK Unand tersebut. “Kita berharap tambahan dana untuk pembangunan gedung rawat inap dan sarana prasarana pendukung lainnya,” tambahnya.

Dikatakan Efiantina, sebagai rumah sakit khusus paru, rumah sakit ini nantinya merupakan rumah sakit rujukan utama penyakit paru di Sumatra Barat. “Saat ini kita juga melayani pasien rujukan dari provinsi tetangga,” jelasnya sembari menerangkan, pasien penyakit paru terbesar berasal dari Pariaman, Padang Pariaman dan Pesisir Selatan. “Pasien dilayani oleh dua orang dokter spesialis paru (tetap), dan dua orang dokter rujukan anak dan penyakit dalam dari RSUP M Djamil Padang,” tambahnya.

Efiantina yang Sumando Rang Tarusan Pesisir Selatan itu mengatakan, pihaknya tidak mengalami kendala yang berarti dalam melayani pasien. “Walau dengan dana yang sangat terbatas, petugas kita tetap semangat melayani pasien,” tegasnya. “Karena bekerja di lingkungan yang rentan penularan penyakit paru, petugas kita proteksi dengan peralatan pencegahan, seperti masker dan sarung tangan,” ujarnya. “Kita juga memberi tambahan asupan gizi supaya kekebalan tubuhnya lebih bagus,” tambahnya.

Sebagai rumah sakit rujukan utama penyakit paru di Sumbar, lanjut Rang Ampek Angkek Bukittinggi itu, pihaknya akan menyiapkan ruang rawat inap dengan 50 tempat tidur. “Kita juga akan terus menambah dokter dan tenaga medis sesuai kebutuhan di lapangan,” ujarnya. “Perioritas kita saat ini adalah, memberikan pelayanan prima kepada pasien dan keluarganya,” tegas Efiantina. “Dan, kita sangat terbuka dengan saran dan kritikan demi majunya rumah sakit ini,” pungkasnya. (novermal)

google+

linkedin