TAMPAKNYA, kicauan Syamsu Rahim dalam tulisan saya yang berjudul;"Ada Kicauan Syamsu Rahim Minta Jadi Ketua KONI Sumbar," mendapatkan respon beragam dari fesbuker di media sosial dan rekan-rekan wartawan, serta masyrakat Kabupaten Solok dan Sumatera Barat umumnya. Bahkan, ada yang mengirim SMS dan ada juga yang menelpon dengan berbagai kritik, saran dan dukungan.

Dari fakta itu, menandakan kalau sosok dan rekam jejak seorang Syamsu Rahim yang pernah menjadi Ketua DPRD Sawah Lunto, Walikota Solok dan Bupati Solok, memang masih menarik untuk dipergunjingkan. Kenapa? Karena Syamsu Rahim begitu dipercaya menjadi Ketua Tim Pemenangan Muslim Kasim dan Fauzi Bahar, langsung mengeluarkan pernyataan sikapnya terhadap pasangan Prof Dr H Irwan Prayitno yang maju bersama Nasrul Abit.

Sosok Syamsu Rahim jadi gunjingan lagi, karena begitu pasangan MK-FB yang dari hasil Quick Count dan Real Count kalah dari paslon IP-NA. Kalau berdasarkan Quick Count di 9 Zona, MK-FB 39,49 persen, IP-NA 60,51 persen. Sedangkan Real Count IP-NA 59,78 persen MK-FB 41,22 persen. Agak lucu dan aneh kalau Syamsu Rahim menawarkan diri. 

Bisa jadi para fesbuker, rekan-rekan wartawan menelpon dan mengirim SMS, serta masyarakat lainnya, lebih karena menilai sosok Syamsu Rahim termasuk yang ambisius dan haus jabatan. Sementara publik tahu, kalau dirinya Ketua Tim Pemenangan MK-FB yang kalah dari hitungan QC dan RC.

Dari kicauan tersebut, beragam pula tuduhan negatif kepada Syamsu Rahim. Ada yang menuduh, bisa jadi Syamsu Rahim "main mata" dengan IP-NA atau Ketua Tim Relawan IP-NA. Senagaja Budi Syukur dengan dil, dil job atau jabatan.

Kini, sekedar mengingatkan, tak ada salahnya juga dijelaskan pernyataan sikap Syamsu Rahim terhadap pasangan IP-NA yang cukup menghebohkan kancah perpolitikan di Sumatera Barat. 
1.Irwan Prayitno adalah termasuk orang yang tidak bisa menerima masukan dari siapapun.
2.Irwan Prayitno saat menjabat Gubernur, kurang bisa melaksanakan etika hubungan antara Pemerintah Provinsi dengan Kabupaten dan Kota. Untuk masuk ke sebuah daerah, ia lebih mendahulukan menghubungi Partainya, ketimbang Kepala Daerah tujuannya itu.
3.Dirumah dinasnya maupun dikantor, tamu Irwan Prayitno lebih banyak dari kalangan partainya sendiri, ketimbang masyarakat lainnya.
4.Kurang menghormati tokoh – tokoh Minang.
5.Irwan Prayitno membuat hubungan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, menjadi tidak baik. Jadi, jika ia duduk kembali menjadi Gubernur, maka bisa dimungkinkan anggaran Sumatera Barat hanya tertampung dalam kerangka normatif saja, tidak bisa mendapatkan lebih untuk pembangunan Sumatera Barat kedepannya.
6.Soal agama, ia terkesan meng-eksklusifkan kelompok agama sepaham dia saja. Agak terkesan menutup diri dari cara dan adab lainnya, sementara agama bersifat universal.

Kalau dianalisa dari enam point pernyataan sikap dari Syamsu Rahim sebagai Ketua Tim Pemenangan, ada kesan Syamsu Rahim terjebak dengan sikapnya yang mendukung pasangan MK-FB dan atau bisa juga dikatakan Syamsu Rahim "Menjadi Robot" dari MK-FB dan beberapa pakar dan wartawan yang lah gaek disekitarnya. 

Lantas sekarang timbul pertanyaan. Apa yang menalatar belakangi Syamsu Rahim yang katanya telah menghubungi orang dekat Prof Irwan Prayitno, agar dirinya dipercaya menjadi Ketua KONI Sumbar. 

Kemudian, apakah mungkin publik olahraga Sumatera Barat melalui pengurus  cabang olahraga provinsi  akan memberikan kepercayaan kepadanya?. Sementara kepengurusan KONI Sumbar yang dikomandoi Dr Syahrial Bachtiar belum habis masanya. Selanjutnya apakah Prof Irwan Prayitno dan Nasrul Abit akan mendukung atau merestuinya?. Jawabannya, mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang. (Penulis waratwan Tabloid Bijak dan Padangpos.com).

google+

linkedin