BIJAK ONLINE (SOLOK)-Partisipasi atau minat masyarakat untuk menyalurkan hak suaranya di TPS-TPS, di Kabupaten Solok, ternyata sangat rendah. Bahkan jika pada pilpres 2014 silam partisipasi pemilih sampai 75 persen, maka pada Pilkada Kabupaten Solok 2015 kali ini, diperkirakan hanya sekitar 50 persen dari total pemilih yang terdaftar di KPUD Kabupaten Solok.

“Salah satu penyebab kenapa masyarakat enggan datang ke TPS adalah karena surat pemberitahuan wajib pilih baru sampai di rumah warga satu hari menjelang hari H. Jadi kadang surat itu dibaca warga kadang tidak. 

Selain itu, banyak warga yang datang hanya membawa KTP dan mau memilih, tapi disuruh tunggu oleh panitia hingga lewat jam 12. Jelas saja masyarakat enggan datang ke TPS untuk kedua kalinya,” jelas Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, Yondri Samin, SH, Rabu malam (9/12) di kantor quick count Gerindra Cupak. 

Dijelaskan Yondri Samin, rendahnya partisipasi pemilih untuk datang ke TPS, jelas kesalahan KPU, karena lembaga tersebut gagal mensosialisasikan ke masyarakat. “Kalau KPU gencar mensosialisasikan ke masyarakat, maka tingkat pemilih pasti akan meningkat datang ke TPS, apalagi ini hari libur nasional,” tutur Yondri Samin.

Dicontohkan Yondri Samin, seperti yang terjadi di kecamatan Danau kembar dan Singkarak. Di kecamatan Danau Kembar misalnya, dari jumlah pemilih yang terdaftar sebanyak 15.774 orang, hanya sekitar 7429 orang yang menggunakan hak suaranya. Sementara sebanyak 8345 orang tidak menggunakan hak suaranya. 

Di nagari Singkarak, dari jumlah pemilih yang terdaftar sebanyak 3439 pemilih, sebanyak  1758 tidak menggunakan hak suaranya atau hanya sekitar 1681 orang yang menggunakan hak suaranya atau kurang dari 50 persen. “Saya menilai KPU gagal dalam mensosialisasikan Pilkada ini ke masyarakat, sebab banyak masyarakat yang tidak tau kapan hari pemilihan” tutur Yondri Samin (wandy)

google+

linkedin