TAMPAKNYA, pasangan calon Gubernur Sumbar, Prof DR H Irwan Prayitno Psi Msc yang berpasangan dengan Nasrul Abit degan nomor urut 2 (DUO) sengaja mempertanyakan kasus pembangunan Water Boom di Malibu Anai Kabupaten Padang Pariaman yang terbengkalai kepada pasangan calon Muslim Kasim yang maju bersama Fauzi Bahar, pada debat cagub sesi ketiga, yang dilaksanakan KPU Sumbar, di Pangeran Beach Hotel, Senin, 30 November 2015 lalu .  

Pertanyaan bernada negatif dari Prof IP itu, memang sengaja ditujukan kepada Calon Gubernur Sumbar, Muslim Kasim. Kenapa? Karena pembangunan water boom di Malibo Anai yang dibangun 2008  itu, memang dibangun disaat Muslim Kasim jadi bupati di Padang Pariaman. 

Berdasarkan cacatan dan data Tabloid Bijak, Jumat 3 April 2015 lalu pernah memberitakan komentar Ketua Tim Investigasi LSM Mamak Ranah Minang, Djamalus Datuk yang mencurigai proyek water boom Malibu Anai Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Padang Pariaman, yang diperkirakan telah menghabiskan  dana sekitar Rp 13 miliar.   (Baca juga berita yang berjudul;"LSM Mamak Curigai Sikap Acuh Bupati Padang Pariaman Pada Water Boom Malibu Anai.").

Masalah proyek water boom itu muncul, karena kondisi proyek tersebut sudah memprihatinkan dan bahkan proyek water boom tersebut terlantar hingga kini dan berada dipinggir jalan raya dari arah Padang menuju Bukittinggi. 

Kemudian, proyek tersebut dibangun dengan uang negara yang berasal dari ABPD Padang Pariaman sebesar Rp. 13.196.773.000. Pembangunannya dilakukan tiga tahab, dengan sistim multi years. Tahab I mempergunakan anggaran 2008 & 2009 sebesarr Rp. 11.752.833.000, yang dikerjakan oleh PT. Hutama Karya.

Pembangunan tahab II dilaksanakan oleh CV. Sarana Karya tahun 2009 dengan dana sebesar Rp. 433.300.000. Sedang tahab III dilaksanakan tahun 2010 oleh PT. Pagar Alam Perkasa, dengan dana sebesar Rp. 1.010.640.000. 

Kemudian, Tabloid Bijak juga menurunkan berita tentang Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sumatera Barat (Sumbar), yang menjelaskan bahwa pihaknya terus memproses kasus dugaan korupsi pembangunan "waterboom" Malibo Anai, Kabupaten Padangpariaman, yang pembangunannya terbengkalai hingga saat ini.

Menurut keterangan Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejati Sumbar, Ikwan Ratsudi di Padang, proses dugaan korupsi "waterboom" yang dibangun pada 2008 itu, saat ini menunggu perbaikan hasil pemeriksaan fisik.

Katanya, pihak kejaksaan  menunggu hasil pemeriksaan dari Dinas Pekerjaan Umum Sumbar. Pada awal Maret 2015 hasil pemeriksaan fisik itu telah diserahkan ke penyidik, namun dikebalikan lagi ke pihak PU.

Dasar pengembalian itu, kata pihak kejaksaan,  karena penyidik menilai terdapat beberapa hal dan item pengerjaan yang masih kurang sehingga perlu dilengkapi. Maksudnya, ada yang perlu dilengkapi dari hasil pemeriksan fisik yang diberikan oleh PU, sehingga dikembalikan lagi. Saat ini proses kasusnya menunggu hasil perbaikan.

Tapi sampai sekarang, publik masyarakat juga tak tahu kelanjutan dari kasus water boom tersebut. Untuk itu, wajar saja jika paslon Irwan Prayitno dan Nasrul Abit sengaja mempertanyakan atau  mempersoalkan kasus water boom yang telah  menghabiskan dana, sekitar Rp 13 miliar itu,  tanpa bisa dimanfaatkan. Kemudian, wajar juga jika ada yang mengatakan, kalau water boom itu sudah menjadi sarang hantu dan iblis.

Selanjutnya, wajar juga kalau sikap pasif aparat penegak hukum dalam menyikapi kasus water boom tersebut memunculkan berbagai praduga dan tudingan. Soalnya, kasusnya seakan-akan  di-Peti-es kan.

Yang anehnya lagi, moderator atau pemandu debat, Charles Simabura dari Universitas Andalas Padang, juga tidak berupaya meminta penjelasan yang tegas, lugas dari Muslim Kasim yang jadi sasaran pertanyaan dan tidak mampu menceritakan benang merahnya secara detail, serta mengabaikan pertanyaan dengan tidak memberikan jawaban yang diinginkan paslon Irwan Prayitno dan nasrul Abit.

Kini, meskipun debat telah berakhir dan tak ada kesimpulan final dari setiap pertanyaan dalam debat itu, tapi sebagai masyarakat yang anti korupsi, wajar saja jika persoalan proyek water boom itu dipertanyakan kembali kepada aparat penagak hukum. Semoga. (Penulis wartawan tabloid bijak dan padang pso.com) 

google+

linkedin