Tampak kantor Bupati Solok lengang karena diduga banyak para ASN atau kepala SKPD yang masih taruma menerima hasil Pilkada Kabupaten Solok

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Sejak Pilkada serentak usai digelar tanggal 9 Desember 2015 lalu, pusat pemerintahan Kabupaten Solok, yakni kantor Bupati Arosuka, tampak seperti tak bergairah dan lengang. Hal ini disebabkan oleh belum adanya bupati definitif yang berani dengan tegas menindak para PNS yang tidak disiplin.

Selain itu, menurut informasi yang dihimpun di Arosuka, sepinya pusat kantor pemerintahan Kabupaten Solok tersebut, karena kabarnya lebih dari 70 persen para Kepala SKPD yang ada di Kabupaten Solok, adalah pendukung calon nomor urut 3 pada Pilkada Kabupaten Solok, yakni Desra-Bachtul, namun pasangan ini kalah oleh pasangan Gusmal-Yulfadri Nurdin. 

“Kalau ini benar, maka dampak Pilkada jelas tidak baik kepada para PNS atau ASN,” tutur mantan anggota DPRD Kabupaten Solok 2009-2014, Drs.Rusli Intan Sati, MM, Senin (14/12). 

Ditambahkannya, meski ASN dilarang berpolitik praktis, namun siapa yang tau kalau dibalik layar para PNS ini bermain dengan para calon atau kandidat, termasuk masalah dukung mendukung. “Umumnya para esselon 2 dan 3, bersaing untuk tetap bertahan mendapatkan jabatan, termasuk dengan cara memberi dukungan kepada salah satu paslon tertentu. Jadi kalau pasangan yang dijagokan kalah, ya beginilah jadinya. Mereka seperti cacing kepanasan,” tutur Rusli Intan Sati.

Anggota DPRD Kabupaten Solok, Kasmudi Z, SH, menyebutkan, seharusnya ASN tidak perlu ikut politik praktis, sebab kalau mereka mau terjun kepolitik, masuk sajalah ke salah satu partai politik dan tanggalkan ASN. “Kalau ASN sudah berpolitik, maka pelayanan masyarakat pasti akan terganggu sebab dunia politik itu penuh misteri dan teka teki,” tutur Kasmudi, Z, SH. Sementara menanggapi sepinya kantor Bupati Solok sejak Kamis lalu hingga Senin petang, lebih disebabkan karena para ASN banyak yang tidak bergairah masuk kantor karena jagoan mereka kalah (wandy)

google+

linkedin