Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin, SH, ketika memberi arahan pada acara sosialisasi Kelompok Pencinta ASI yang diikuti para Walinagari dan Camat serta kader PKK sekabupaten Solok, Selasa, 11 Oktober 2016. 

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin, SH, membuka secara resmi acara Sosialisasi dan Advokasi Kelompok Pencinta ASI dengan lintas sektoral, bertempat di ruang Pelangi, kantor Bupati Solok  Arosuka, Selasa (11/10). Tampak hadir selain Wakil Bupati Solok, Kadis Kesehatan, dr. Mirsal, Kabid Pelayanan Masyarakat Dinas Kesehatan, Drg. Aida Herlina, para Camat se Kab.Solok dan Wali Nagari serta para SKPD terkait lainya.

Ketua panitia pelaksana, drg. Aida Herlina, dalam laporannya menyampaikan bahwa  guna pertemuan lintas sektoral sosialisasi se Kecamatan di Kabupaten Solok adalah untuk mengenal dan memahami agar Kelompok Pencinta ASI bisa menerapkannya di masyarakat. KP ASI dimulai dari tingkat kecamatan sampai nagari. KP ASI dengan lintas sektoral semoga berjalan dengan lancar dan bermanfaat. Peserta KP-ASI berjumblah 120 orang yang terdiri dari kecamatan sampai nagari dan juga TP-PKK, kecamatan acara ini berlangsung selama 2 hari yakni Selasa dan Rabu, 11 dan 12 Oktober 2016.

Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin dalam arahannya waktu membuka sosialisasi KP ASI se Kabupaten Solok menyebutkan bahwa masalah kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumberdaya manusia,serta memiliki kontribusi yang benar untuk meningkatkan IPM atau  Indeks Pembangunan Manusia. 

“Keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkwalitas. Untuk itu, bagi Balita kurang gizimemiliki system daya tahan tubuh yang lemah sehingga mereka sering sakit (dan lebih sering menderita penyakit parah),dan kemungkinan meninggal secara global,” terang Yulfadri Nurdin. 

Dijelaskan Yulfadri, permasalahan gizi berkontribusi pada 45% kematian. Status gizi anak balita di Sumatera Barat termasuk di kabupaten Solok pada saat ini belum menggembirakan. “Status gizi di kabupaten Solok tahun 2014 dengan indikator  BB/U,” terang Wabub. 

Bahkan sesuai data menurut Wabub, di dapatkan status gizi balita adalah gizi buruk 2,36%,gizi kurang 10,87%,gizi baik 84,28% dan gizi lebih 2,49%.sedangkan berdasarkan indikator BB/TB diperoleh hasil antara lain balita sangat kurus 5,22%,normal 76,05% dan gemuk 18,31%. Jika dilihat berdasarkan indikator TB/U diperoleh hasil antara lain sangat pendek 21,96%,pendek 20,55%, normal 53,85%, dan tinggi 3,71%. “Untuk mengatasi masalah gizi tersebut, departemen kesehatan telah menetapkan sasaran prioritas pembangunan keluarga sadar gizi. ASI sangatlah penting bagi bayi dan kepada ibu-ibu jangan takut untuk menyusui anak kandungnya,” pungkas Yulfadri Nurdin (wandy)

google+

linkedin