SAYA  menerima delegasi dari Palestina dan KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina) Sumatera Barat. Pada kesempatan itu, kami menitipkan donasi untuk logistik masyarakat di sana sebesar Rp 200 juta dari Baznas Sumbar.

Kita berbagi dana Baznas, sebagai bagian dari dukungan kita bagi perjuangan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat di sana yang serba kekurangan akibat serangan Israel. Sekolah, rumah sakit, rumah, fasilitas listrik, dan air minum banyak yang hancur di bom oleh Israel,serta suplai makanan dan obat-obatan dibatasi masuknya oleh Israel melalui pos-pos penjagaan di seluruh negeri. Sebagai muslim, kita wajib untuk melakukannya.

Tanah Palestina yang di dalamnya ada Masjidil Aqsha adalah tempat terjadinya Isra' Mi'raj, di sanalah Rasulullah dan para Malaikat shalat sebelum naik menerima wahyu Allah. Bangsa Palestina sedang berjuang untuk menjaga amanah seluruh umat muslim di dunia.

Kalaulah mereka menyumbangkan diri dan harta mereka, bahkan anak-anak mereka untuk berjuang melawan penjajahan Israel, tentu kita masih sangat ringan jika hanya membantu dana dan aksi sosial kesehatan dan akomodasi. Sungguh tidak sebanding.

Pengakuan kedaulatan RI pertama kali bukanlah dilakukan oleh negara-negara Barat,

Ketika Ir. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan RI di Jakarta pada 17 Agustus 1945. Dunia belum mengakuinya. H. Agus Salim pun menggalang dukungan ke Negara-negara di Timur Tengah. Namun, saat itu belum juga mendapat dukungan yang signifikan. Dan saat itu, Palestina dan Mesir tampil sebagai Negara pertama kali yang mengakuinya.

Syekh Muhammad Amin Al-Husaini mufti Palestina menyampaikan selamat atas kemerdekaan Indonesia. Selain itu, beliau pun mendesak agar Negara-negara Timur Tengah mengakui kemerdekaan Indonesia sehingga berhasil meyakinkan Suriah, Irak, Lebanon, Yaman, Arab Saudi, dan Afghanistan.

Jadi ini sudah menjadi ikatan persaudaraan yang sangat-sangat kuat antara bangsa Indonesia dan bangsa Palestina. (penulis adalah gubernur Sumatera Barat)

google+

linkedin