Tampak penyair asal Danau Kembar, Nurdin Danau Pendeka, MD, saat menghadiri acara Festival Kebudayaan Islam ASEAN di Kinabalu, negara bagian Sabah Malaysia dan bawah Nurdin saat menerima kenag-kenangan berupa buku kebudayaan dari pihak panitia

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Kecewa dengan Pemerintahan Kabupaten Solok. Begitulah keluhan penyair dan Sastrawan Senandung asal Danau Kembar, Nurdin Danau Pandeka MD, mewakil Sumatera Barat pada Mahrajan Nusantara ke-5 Asean, yang dilaksanakan di Membakut, Kota Kinabalu, negara bagian Sabah, Malaysia, menjelang bulan puaa 1437 Hijriah lalu.  

Mahrajan yang dalam bahasa Indonesianya sama dengan Festival Kebudayaan atau Kesenian Islam Asean, diikuti oleh para seniman dan sastrawan Islam dari negara serumpun yang ada di kawasan ASEAN, seperti Indonesia, Malysia, Brunai Darussalam, Filipina, Thailand dan Singapura. 

Menurut Sastrawan Senandung asal Danau Kembar, Nurdin Danau Pandeka MD, Senin (13/6), dirinya diundang ke Malaysia mewakili Sumbar, karena tradisi di Sabah tersebut setiap menjelang bulan Ramdhan, digelar bermacam-macam acara yang berbau Islami. 

“Sebelum masuk bulan puasa di Malaysia, semua kegiatan anak negeri ditampilkan, seperti permainan anak-anak masa lampau, kesenian Islam dari negara serumpun, kuliner khas daerah, kaligrafi Islam, lomba Puisi, Penampilan Gambus, Nasit, Pembacaan puisi & Syair dan lain sebagainya. Suasana ini persis sama dengan apa yang kita laksanakan di Sumbar  pada era tahun 80 an,” tutur Nurdin Danau Pandeka.

Selain dirinya dari Kabupaten Solok, Sumbar yang diundang, juga ada para penyair / sasterawan dari berbagai daerah di Indonesia untuk mengikuti acara Mahrajan Nusantara ke-5 Asean, di Negeri Sabah tersebut. 

“Setiap masuk bulan rajab, sakban dan Ramadhan disana, diadakan kegiatan yg bernuansa syiar Islam. Dan nuansa Islam begitu terasa sekali, mereka sangat antusias kalau mendengar kita datang dari Minangkabau, karena umat muslim di sabah sangat mengidolakan Buya Hamka. Waktu saya berkunjung ke Badan Bahasa dan Sastera di Kota Kinabalu, mereka sangat hafal dengan semua karya sastera Buya Hamka yang mendunia terebut. Kami dari Indonesia ada sekitar 10 orang dan saya bergabung dengan rombongan dari Riau, karna kami berangkat dari Bandara Sultan Syarif Qasim II Pekanbaru,” terag Nurdin. 

Sebagai pencnta seni, Nurdin mewakili kebudayaan Minangkabau, karna dirinya sangat mengagumi adat seni & Budaya Minang. Apalagi Nurdin di Organisasi Urang Awak, berkecimpung di Bidang Pemberdayaan adat seni & Budaya. “Sebenarnya saya berangkat semula dengan seorang teman Tuna Netra, Asal dari Alahan Panjang Solok, kami menamainya dengan Penyair Danau Kembar, bulan Januari tahun ini kami juga sudah mengikuti event ke Singapore & Malaysia juga, atas bantuan beberapa Sponsort serta Masyarakat Alahan Panjang. Teman saya, Herman Pakieh Bertuah, seorang tuna netra yang mempunyai banyak kelebihan, seperti Juara MTQ dari tingkat Jorong sampai Provinsi, dia Juga seorang Mubalikh, Bisa berbahasa Inggris aktif, bidang adat Persembahan, Pantun & Puisi berbahasa inggris,” terang Nurdin.. 

Sayangnya menurut Nurdin, dirinya saat mengajukan sponsor untuk keberangkatan ke Pemkab Solok melalui Bapak Bupati & Wakil Bupati, tak ada jawaban. Sementara dirinya mendaftarkan event tersebut mewakili Solok dan Indonesia. Nurdin juga mengaku sudah berbicara langsung dengan Bapak Bupati & Wabup secara lisan di Alahan Panjang pada sebuah acara. Kemudian juga sudah mengirim surat secara tertulis. “Namun sampai hari H tak ada jawaban. Sangat disayangkan Mr. Herman Pakieh Bertuah yang mempunyai Potensi besar seorang tuna nerta serba bisa, tak dapat mengikuti event tsb karna terkendala pendanaan,” tutur Nurdin. Dirinya mengikuti event tersebut mulai dari keberangkatan tanggal 18  hingga 25 Mei 2016. Bahkan kami Nurdin juga sudah terdaftar sebagai Penyair & Sasterawan Bebas Dalam Senandung Tanah Merah di Singapore 30 Januari 2016. Iven tersebut diikuti oleh 6 Negara ASEAN Serumpun. 

Meski kecewa, Nurdin tetap berharap agar Pemkab Solok dapat memfasilitasi kegiatan kami tersebut untuk masa mendatang. “Sebagai duta budaya kami tanpa diminta telah memaparkan tentang Kebudayaan adat seni, budaya dan Pariwisata Kabupaten Solok ditingkat Asean. Acara Mahrajan tersebut diselengarakan oleh Badan Bahasa & Sastera negeri Sabah bekerjasama dengan Pihak pemerintah dan Kerajaan Sabah.,” terangnya. 

Acara yang resmi dimulai tanggal 19 hingga 24 Mei. Acara puncak 2 hari, kemudian 3 hari kedepan kita di jamu oleh Timbalan Ketua Menteri Sabah ‘Dato' Mohd Ariffin Arif, sekaligus  Anggota Dewan Utusan Negeri atau ADUN Sabah. Nurdin mengaku  juga dibawa oleh pihak Panitia ke Badan Bahasa dan Sastera serta Majelis Agama Islam Sabah, kemudian ketempat sejarah & Pariwisata daerah, seperti ke Gunung Kinabalu serta diundang atas nama sasterawan & Penyair, serta lembaga budaya, atau dewan kesenian, Badan Bahasa & Sastera, dll Asrizal Nurdin Danau Pandeka MD Penyair /Sasterawan Senandung Danau Kembar (wandy)

google+

linkedin