BIJAK ONLINE (Padang)-Tampaknya sebagai seorang politisi, Plt Ketua Partai Golkar Sumbar, Yan Hiksas mengerti, memahami dan menghormati peran dan peranan Ketua Majelis Ulama Indonesia Sumatera Barat, Syamsul Bahri yang akrab disapa buya,  dalam membangun moral anak bangsa di Ranah Minang. 

Yan Hiksas didampingi Sawir Taher dan Yusman Kasim, sengaja berkunjung dan sekaligus bersilaturrahmi dengan Ketua MUI Sumbar, Syamsul Bahri, di Ruangan Baznas Provinsi Sumbar, Jumat, 17 April 2015, seusai salat Jumat.

 "Saya sengaja bersilaturrahmi dengan Buya Syamsul Bahri untuk meminta petunjuk dan saran, bagaimana idealnya membangun Sumatera Barat secara bersama-sama," kata Plt Ketua Partai Golkar Yan Hiksas ketika dihubungi Tabloid Bijak.

Menurut Yan Hiksas, mungkin ini untuk yang pertama kali ketua partai politik berkunjung secara resmi ke Majelis Ulama Indonesia Sumatera Barat, yang dipimpin Buya Syamsul Bahri. "Ambo ko anak urang Minang yang lama dirantau dan sebagai Plt Ketua Partai Golkar Sumbar, ambo ingin menciptakan suasana politik yang kondusif di Ranah Minang," kata alumni Pesantren Thawalib Padang Panjang ini.

Kemudian, kata Yan Hiksas, dirinya ingin agar Majelis Ulama Indonesia Sumatera Barat mengawasi dan menuntun poitisi, terutama kader Partai Golkar untuk membangun komunikasi politik yang harmonis, baik sesama kader, maupun dengan partai lain. 

Sementara, Ketua MUI Sumbar, Syamsul Bahri memberikan jawaban. "Suatu pekerjaan diawali dengan niat. Kalau niat itu baik, semoga Allah memberikan petunjuk dan hidayahnya," katanya.
Menurut Syamsul Bahri, agar kader Partai Golkar menjalin persatuan yang harmonis dan meninggalkan perpecahan dan perselisihan. "Banyak disebutkan dalam ayat al-Quran, tentang dampak dan berbahaya dari perselisihan," ujarnya.

Sebagai contoh, pada surat Ali Imran, ayat 103 dan 105 disebutkan tentang orang-orang yang berselisih bahwa ada azab yang berat menanti mereka. "Ungkapan ini menunjukkan peringatan langsung mengenai akibat dari perpecahan dan perselisihan. Tapi perlu diperhatikan bahwa azab yang akan ditimpakan kepada mereka tidak hanya azab akhirat, tapi selama di dunia juga mereka menyaksikan kerugian yang alami masyarakat akibat perselisihan," kata buya lagi.

Bila dipahami, kata Buya Syamsul Bahri,  Allah telah memberikan pedoman dan mencegah umat Islam dari perpecahan, perselisihan dan bersitegang dalam urusan agama dan dunia. "Allah mengajak mereka semua untuk berpegangan teguh dengan tali Allah agar dapat terjauh dari perselisihan." ujarnya.

Selain dua ayat ini,  lanjut Buya Syamsul Bahri, dalam ayat-ayat lain Allah juga memperingatkan masalah fitnah sosial dan politik yang menimpa masyarakat akibat perselisihan. Bahkan dalam sebuah ayat disebutkan bahwa perselisihan disebut sebagai azab dan disandingkan dengan azab yang lain.

Sebagai contoh, bisa juga dikutip dan dipahami Firman Allah;"Katakanlah, Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)." kata Buya sembari menyebutkan surat Al-An'am ayat  65. 

Selanjutnya dalam ayat lain yang pemahamaminya,  Allah telah memperingatkan umat Islam akan konflik di antara mereka, disebutkan juga bahwa konflik di antara mereka menjadi sumber kelemahan dan akan menghilangkan kewibawaan dan keberanian mereka. 

Bisa juga dilihat dan dipahami, Firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 46 yang artinya;"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar," kata Buya sembari menambahkan agar kader Parai Golkar Sumbar, saciok bak ayam dan sadancing bak basi mulai dari pusat sampai ke daerah. (PRB)

google+

linkedin