BIJAK ONLINE (Padang)-Ketua Tim Invesitigasi LSM Mamak Ranah Minang, Jamalaus Datuk Rajo Balai Gadang, mengendus adanya indikasi kongkalingkong masalah dana di Pengprov PRSI Sumbar. Bahkan, Pengprov PRSI Sumbar dituding merusak prestasi atlet renang.

"Di Pengprov PRSI Sumbar itu kini, ada dua kubu. Yang pertama kubu Darmawi anggota DPRD Sumbar dari Partai Gerindra dan yang kedua kubu, Mulyadi," kata Jamalus Datuk.

Akibat terjadinya dua kubu ini, kata Jamalus, masing-masing  kubu sama-sama melepaskan tanggungjawabnya terhadap atlet. Bahkan, orang tua atlet terpaksa pontang panting mengurus masalah administrasi anaknya untuk bisa mengikuti PON di Jawa Barat. "Kepengurusan kubu Darmawi, kesannya  kurang serius membina atlet dan bahkan memanfaatkan atlet untuk kepentingan pribadinya, terutama masalah dana bantuan dari KONI Sumbar," ujarnya.

Kemudian, lanjut Jamalus, sampai saat ini, biaya pemakaian kolam renang Teratai Padang,  untuk Kejurnas Polo Air Pra-PON 2015, masih belum dibayarkan. Begitu juga dengan pemakain tenda dan video shoting di Wira Video untuk dokumentasi. "Kepengurusan PRSI Sumbar, tampaknya kurang peduli dan bertanggungjawab," kata anggota Majelis Tabliq ini.

Kini, kata Jamalus lagi, seharusnya KONI Sumbar ikut menyelesaikan kemelut di tubuh insan PRSI Sumbar tersebut. "Yang perlu diselesaikan secepatnya masalah pelatih renang PON Sumbar yang hanya makan gaji buto," tambahnya.

Sementara Ketua Umum PRSI Sumbar, Darmawi ketika dihubungi, sekitar pukul 15.29 WIB, terkesan enggan berkomentar dan berdalih lagi Rapat Paripurna di DPRD Sumbar. Sementara berdasarkan informasi dari salah seorang anggota DPRD Sumbar yang minta jatidirinya jangan ditulis menjelaskan, acara paripurna dimulai pagi dan sekitar pukul 14.00 WIB sudah selesai. "Sekarang paripurnanya sudah selesai," katanya singkat.

Secara terpisah, Johan orang tua atlet renang, Abrian Adri Nyoman menyebutkan, memang keseriusan Pengrov PRSI kurang peduli. "Ambo kalau ndak ikut mengurus masalah administrasi, Abrian, bisa-bisa gagal ikut PON," katanya melalui selurernya.

Masalah pelatih Abrian, kata Johan, anaknya Abrian sudah hampir dua tahun berlatih di Jakarta. "Kelas pelatih Septiadi Tish anak SD dan tak mungkinlah melatih anak kuliah," ujar Johan lagi. (PRB)

google+

linkedin