BIJAK ONLINE (Padang)-Pelatih renang PON Sumbar, Setiadi Tish, mungkin satu-satunya pelatih yang mendapat honor setiap bulan dari KONI Sumatera Barat, tanpa melakukan aktifitas melatih dan makan gaji buto. Kenapa? Karena keempat atlet renang yang lolos ke PON Jawa Barat, berlatih di Jawa Barat dan Jakarta.

"Saya makanya mengambil honor itu setiap bulan dari KONI, karena saya pelatih renang atlet yang lolos ke PON Jabar tersebut," kata Setiadi Tish ketika diklarifikasi dan dikonfirmasi, Tabloid Bijak dan Padangpos.com melalui seluler, Kamis, 13 Juli 2016.

Menurut Setiadi Tish, siapa yang menyuruh atlet itu berlath di Jawa Barat dan Jakarta. "Saya selain pelatih renang, juga Sekretaris Pengprov PRSI Sumatera Barat," tegasnya.

Kemudian, kata Setiadi Tish, SK-nya sebagai pelatih dikeluarkan KONI Sumatera Barat. "Sampai saat ini, SK saya sebagai pelatih renang atlet PON itu masih berlaku dan belum ada perubahan, dan honor itu kan untuk pelatih, makanya saya ambil," katanya.

Sedangkan mengenai honor pelatih yang melatih atlet renang itu di Jawa Barat dan Jakarta, seharusnya KONI Sumbar, juga membayarnya. "Saya makanya tak mau melatih mereka di Jabar dan Jakarta, ya tak mungkinlah saya tingal di Jabar dan Jakarta," tambahnya lagi.

Begitu juga dengan bonus kejurnas dan Porwil untuk pelatih. "Tapi yang mengambil bonus tersebut bukan saya, tapi pengurus PRSI dan selanjutnya uang terseut memang diberikannya kepada saya," ujarnya.

Sebelumnya, Maya orang tua dari atlet renang Abrian Andri Nyoman menyebutkan, anaknya makanya berlatih di Jakarta, karena anaknya kuliah di Jakarta. "Di Jakarta, anak saya dilatih pak Felix dan saya yang membayar honor pelatih tersebut," katanya ketika dihubungi melalui selulernya.

Menurut Maya, semenjak anaknya dilatih Felix, ada peningkatan, karena program latihan yang diterima anaknya sebelumnya, sengaja di robah oleh Felix. "Hasilnya sangat luar biasa dan ada peningkatan cacatan waktu bagi anak saya," katanya tanpa memberikan penjelasan tentang catatan waktu dan anaknya, September 2016 mendatang telah dua tahun berlatih di Jakarta.

Kini, kata Maya lagi,  anaknya menghentikan untuk sementara kuliahnya dan berkonsentrasi berlatih renang. Soalnya, kuliah bisa ditunda, tetapi usia produktif kan tidak bisa ditunda. "Menurut pelatihnya, kondisi anaknya dalam masa golden ace dan sangat sayang kalau ditunda berlatih," tambah istri Johan ini.

Waktu dulu saat berlatih di Padang, kata Maya lagi, memang dirinya menganjurkan anaknya menyelesaikan jenjang pendidikan SMA. Soalnya, jenjang pendidikan SMA tak bisa ditunda, tetapi kalau kuliah kan bisa. "Rencana saya, seusai PON Jabar nanti, Januari anaknya akan memulai kuliah lagi," ujarnya. 

Masalah biaya, lanjut Maya, memang ditanggungnya pribadi dan meskipun ada bantuan dari KONI Sumbar, masih jauh dari cukup untuk anaknya berlatih di Jakarta. "Kita berterima kasih jugalah kepada KONI Sumbar yang telah ikut membantu perjalanan prestasi anaknya," tambahnya.

Dulu waktu KONI dipimpin Syahrial Bahktiar, kata Maya, anaknya pernah dijanjikan akan berlatih diluar negeri. "Tapi janji itu masih belum terealisasi dan saya berharap dengan pak Syaiful, agar bisa merealisasikan janji KONI tersebut," katanya. (PRB) 

google+

linkedin