SEJARAH Lahirnya Bangsa Indonesia tidak terlepas dari semangat juang dan jiwa nasionalisme para generasi muda dan tokoh pemikir dari Sumatera Barat, mulai dari tokoh proklamator kita Bung Hatta dan para pejuang serta veteran lainnya. Bahkan rakyat Sumatera Barat baru akhir-akhir ini diakui dan dihargai perjuangannya dalam upaya penyelamatan bangsa melalui PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) dengan ditetapkannya Hari Bela Negara (HBN) pada tanggal 19 Desember sesuai dengan Keppres No.28 Tahun 2006 dan telah diakuinya Presiden PDRI Mr.Syafruddin Prawiranegara sebagai Pahlawan Nasional tiga tahun yang lalu, dan Tanggal 19 Desember 2014 ini adalah Hari Pencanangan Gerakan Nasional Bela Negara (GNBN).
Jika kita kaji lagi sejarah secara mendalam bangsa Indonesia tidak akan pernah ada sampai saat sekarang ini kalau tidak dipertahankan oleh PDRI dibawah pimpinan Mr.Syafruddin Prawiranegara dibantu Mr.M.Nasrun, AA Maramis, Teuku M.Hasan dan Mr.Muhammad Rasyid, beliau semua berjuang demi bangsa dan negara tanpa pamrih dan tanpa imbalan apapun terhadap bangsa, bahkan tidak terpikirkan uutuk menjadi Pahlawan sekalipun. Dengan telah terlaksananya Upacara Peringatan Hari Bela Negara Disumatera Barat dengan Irup Gubernur Sumbar Prof.Irwan Prayitno yang menyampaikan amanat Presiden R.I Ir. Joko Widodo betapa bangga dan bersyukurnya kita Republik ini telah mengakui HBN sebagai Hari Peringatan Kalender Nasional, dan kita semua berharap agar di setiap Propinsi sei-Indonesia ikut memperingatinya.

Setelah Penyampaian amanat dilanjutkan dengan Ikrar Gerakan Nasionall Bela Negara (GNBN) yang disampaikan oleh utusan Terbaik Rakyat Sumatera Barat baik dari Tokoh Veteran, DHD 45, TNI/POLRI, KNPI Sumbar, Mahasiswa, dan Siswa yang mempunyai latar belakang berprestasi tingkat nasional, Ikrar tersebut disampaikan kepada gubernur yang berbunyi; “Kami Warga Negara Indonesia, Menyadari sepenuhnya bahwa, dalam menjaga kedaulatan negara, Keutuhan Wilayah, dan Keselamatan Bangsa Demi Kelangsungan NKRI berikrar untuk Selalu bersikap dan berprilaku: 1. Cinta tanah Air 2. Sadar Berbangsa dan Bernegara 3. Yakin Pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara 4. Rela berkorban demi bangsa dan Negara 5. Mampu melaksanakan Bela Negara baik Secara Fisik Maupun Non Fisik”
Dari Ikrar tersebut terkandung makna dan nilai-nilai yang positif terhadap segala permasalahan dan krisis di Indonesia, baik Krisis Kepemimpinan, krisis semangat nasionalisme. Dengan semangat Ikrar tersebutlah kita berharap kepada generasi muda dan kader- kader muda bangsa dapat melanjutkan tongkat estafet bangsa dan meneruskan cita-cita Pahlawan kita yang telah susah payah dalam merebut dan mempertahankan Republik Ini.
Menyangkut masalah bela Negara kita tidak dituntut lagi berperang dengan meninggalkan bangku sekolah, tapi bagaimana kita mengisi kemerdekaan tersebut dengan hal-hal yang positif dan membangun, contoh: kalau Bertugas sebagai PNS jadilah PNS yang Jujur dan Tidak Korupsi itu sudah dibnamakan Bela Negara, Jadi Pengusaha yang taat membayar Pajak, 

Jadi Aparat TNI/POLRI yang tidak memback-up tempat-tempat yang Ilegal, Jadi Pemuda yang Produktif dan Kreatif, dll. Itu semua salah satu contoh apa yang dapat kita maknai dari Ikrar tersebut, semoga ini bisa jadi motivasi dan bahan evaluasi bagi kita semua sejauh mana Jiwa Bela Negara yang ada pada diri kita. Dan Kita Berharap bahwa peringatan hari bela Negara setiap tahun semakin memberikan makna bagi kita bersama dalam rangka memupuk rasa kesadaran dan bela Negara khususnya di daerah Sumatera Barat yang sangat diyakini akan menjadi pelopor kecintaan kepada NKRI sebagaimana yang telah terukir dalam sejarah perjuangan nasional di daerah ini, seperti ungkapan para tokoh:
“Kalau akan mencari pangkalan baru sebagai Ibukota Negara, pergilah ke Bukittinggi dan sekitarnya karena alamnya strategis, perbekalan cukup dan rakyatnya setia pada NKRI”. (Kapten.Isman Salim, Pelaku sejarah)(Megy Aidillova (Kader Bela Negara / Wakil Ketua DPD KNPI Sumbar)

google+

linkedin