BIJAK ONLINE (Padang)-Kini para petani karet di Lagan Kecamatan Linggosari Beganti Kabupaten Pesisir Selatan  menjerit, karena sejak dua tahun terakhir harga jual karet anjlok dari Rp 15 ribu menjadi Rp 3 ribu perkilo.
 
Kondisi tersebu  membuat petani karet menjadi buruh kasar diberbagai proyek bangunan atau menjadi perambah gulma atau blukar di kebun orang lain. Fakta ini, membuat para petani karet tersebut menemui kesulitan untuk membiayai rumah tangga dan biaya anak sekolah.
 
“Saya heran dan kenapa sampai sekarang, pak Bupati Pesisir Selatan dan SKPD terkait membiarkan dan tak berbuat  dengan memberikan bantuan kepada petani karet tersebut,” kata Ketua LSM Mamak Cabang Kabupaten Pesisir Selatan, Nurdin Gope kepada Tabloid Bijak, Kamis, 11 Desember 2014.
 
Yang anehnya lagi, kata Nurdin Gope, harga karet perkecamatan berbeda. Seperti di Lagan, Rp 3 ribu perkilo, tapi di Balai Selasa Kecamatan Ranah Pesisir Rp 5 ribu dan di IV Jura sampai harga Rp 5.500 perkilo.
 
Dampak lain dari anjloknya harga karet di Lagan ini, kata Gope, mengakibatkan pencurian meningkat, sehingga membuat ngari tak nyaman dan aman. “Seharusnya pemerintah ikut membantu petani karet dengan ikut membeli karet petani dan menjualnya ke Kota Padang dengan harga sesuai pasar,” ujarnya.
 
Dinas apa yang akan membantu membeli karet petani tersebut, kata Gope, tergantung dengan kebijaka bupati. Maksudnya, bisa saja dinas perdagangan, dinas perkebunan, pertanian  dan bisa juga dinas koperasi. “Sekarang pertanyaannya, apakah pak bupatinya peduli atau tidak,” ujar Nurdin Gope mempertanyakan kepedulian seorang kepala daerah kepada masyarakatnya. (Fratelo)

google+

linkedin