BIJAK ONLINE (Padang)-ike revitaUniversity of Social Science and Humanity (USSH) merupakan salah satu universitas di Vietnam yang dipayungi oleh Vietnam National University. Universitas ini berlokasi di Kota Ho Chi Minh (Kota Saigon dulu) di wilayah Vietnam bagian Selatan, (USSH) terdiri atas beberapa jurusan. Salah satunya adalah Indonesian Studies.

Di Jurusan Indonesian Studies dipelajari  semua aspek yang terkait dengan Indonesia. Salah satunya adalah bahasa dan budaya Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan oleh staf pengajar yang pernah melanjutkan studinya di Indonesia dibantu oleh staf Konsulat Jenderal RI di Kota Ho Chi Minh. Sayangnya, dari lebih kurang 6 orang staf pengajar utama, hanya satu orang yang berbasis linguistik untuk mengajarkan bahasa, yaitu Nguyen Than Tuang, M.Hum, yang saat ini menjabat Wakil Dekan I dan yang mengundang Dr Ike Revita ke USSH.

Sementara itu, pengajar lainnya berbasis Ilmu Hubungan Internasional, Sejarah, Ekonomi, dan Komunikasi. Berdasarkan inilah, Nguyen Than Tuang yang biasa dipanggil Mas Tun meminta dan mengundang Dr Ike Revita, ike revita makan malamdosen Fakultas Ilmu Budaya Unand datang ke kampusnya memberi pencerahan terkait dengan linguistik  dan salah satu budaya suku di Indonesia, yaitu Minangkabau. Dalam diskusi singkat akhirnya disepakati 3 agenda utama dalam kunjungan tersebut dari tanggal 29 Oktober sampai dengan 2 November 2014.

Add caption
Pertama, Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk mahasiswa S1 Jurusan Indonesian Studies. Kedua, Kuliah Umum tentang Sistem Kekerabatan Matrilineal Suku Minangkabau untuk mahasiswa S1 dan S2. Ketiga, diskusi kurikulum pengajaran Bahasa Indonesia dengan dosen di Jurusan Indonesian Studies. Dalam kunjungan perdana ini, transportasi Dr Ike Revita ke Kota Ho Chi Minh dibantu oleh Unand.

Pada hari pertama di kota Ho Chi Minh tanggal 30 Oktober 2014, Dr Ike Revita langsung mengajarkan bahasa Indonesia untuk mahasiswa Indonesian Studies di USSH yang telah ditunggu oleh sekitar 50 orang mahasiswa. Begitu Dr Ike Revita suasana kelas bi untuk mhs jimasuk, mahasiswa segera berdiri dan memberi salam dalam bahasa Indonesia. Menurut Dr Ike Revita cara dan attitude  mahasiswa  jauh berbeda dengan apa yang ditemui di Indonesia.

Dalam proses pembelajaran, mahasiswa sangat antusias dan tidak malu untuk bertanya, meski dengan bahasa Indonesia yang ‘patah-patah’. Yang lebih mengejutkan lagi, ketika ada beberapa mahasiswa yang datang terlambat, mereka tidak begitu saja masuk ke dalam kelas atau diam-diam masuk kelas. Mereka terlebih dulu  mengetuk pintu dan menjelaskan alasan keterlambatan. Setelah diberi izin, mereka baru masuk kelas dan duduk dengan sopan. Hal tersebut membuat Dr Ike Revita sangat bangga sekaligus sedih dengan kejadian sederhana ini, karena di Padang sangat jarang dimenemukan mahasiswa yang mampu bersikap seperti di atas. Justru kebanyakan mahasiswa yang telat berusaha masuk kelas diam-diam di saat dosennya sedang membelakangi karena menuliskan sesuatu di papan tulis.

Pemandangan lain yang lebih menarik adalah begitu perkuliahan selesai, mahasiswa akan segera merapikan peralatan pengajaran, seperti lap top, proyektor, dan membersihkan kembali papan tulis. Semua itu mereka lakukan tanpa diperintahkan atau dimintai tolong. Hal itu juga terjadi ketika kuliah umum esok harinya, tanggal 31 Oktober 2014.

Begitu kuliah umum selesai, mahasiswa segera merapikan ruangan. Mereka bergotong royong tanpa harus dikomandoi. Esok harinya, 31 Oktober 2014, sekitar pukul 8, Dr Ike Revita memberi kuliah umum tentang Sistem Kekerabatan Matrilineal di Minangkabau. Kuliah umum disampaikan dengan multibahasa, Indonesia dan Inggris. Selain itu, materi saya diinterpretasi juga dalam bahasa Vietnam karena tidak semua peserta kuliah mampu berbahasa Indonesia dan Inggris dengan baik. Kuliah umum berjalan sangat menyenangkan, hampir 3,5 jam. Peserta yang terdiri dari mahasiswa S1 dan S2 ini sangat antusias. Mereka banyak bertanya tentang budaya Minangkabau secara umum dan tentang Islam.

Malam harinya, Dr Ike Revita diajak makan malam di daerah Ho Chi Minh pinggir. Di sana sudah menunggu sekitar 20 orang tour guide yang sedang belajar bahasa Indonesia. Ternyata Mas Tuan juga menjadi pengajar bahasa Indonesia untuk tour guide di Ho Chi Minh. Menutur mereka, saat ini jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Ho Chi Minh cukup tinggi. Dr Ike Revita sempat bertemu dengan beberapa orang Indonesia di pasar Ben Than (pasar souvenir di Ho Chi Minh).

Menurutnya, Vietnam jadi tujuan wisata karena selain banyak objek wisata yang bisa dikunjungi, seperti Cu Chi Tunnel, Istana Merdeka, atau Central Mosque di Ho Chi Minh. Belum lagi wilayah lain sekitar Kota Ho Chi Minh. Selain itu, nilai mata uang Vietnam, Dong, yang hanya separuh nilai rupiah menjadikan segala sesuatunya terkesan murah, walau kalau sudah dikonversikan ke rupiah harga barang tidak jauh berbeda bahkan cenderung lebih mahal dibanding di Indonesia.

Peserta kuliah umum usshSabtu pagi Dr Ike Revita diajak berkeliling ke Cu chi Tunnel, sekitar 1,5 jam dari kota Ho Chi Minh. Terowongan ini merupakan bukti sejarah kecerdasan masyarakat Vietnam dalam mengahadapi tentara Amerika. Setelah itu, Dr Ike Revita diajak city tour dan diminta untuk tidak balik terlalu malam karena Mas Tuan akan menjamu Dr Ike Revita dengan masakan tradisional Vietnam lainnya. Acara makan malam ditutup dengan farewell yakni berkeliling kota, naik motor menikmati indahnya alur sungai Saigon yang membelah Kota Ho Chi Minh.
Perjalanan berakhir hari Minggu tanggal 2 November 2014. Dengan pesawat Vietnam Airline, pukul 10 pagi, Dr Ike Revita meninggalkan kota Ho Chi Minh yang menurutnya banyak hal yang perlu dipelajari lagi, khususnya budaya masyarakat negara non Muslim yang  dalam beberapa hal  jauh lebih muslim. Perjalanan dan kegiatan sekitar 5 hari di kota Ho Chi Minh   rasanya belum cukup karena masih banyak agenda akademik yang  perlu dilakoni terkait dengan  pengenalan dan pengajaran bahasa dan budaya Indonesia.

Untuk itulah, selain mengembangkan dan menebar ilmu di negara bekas jajahan Perancis ini, Dr Ike Revita juga membawa draft MoU karena belum ada kerjasama antara Universitas Andalas dengan USSH.  Saat ini, tim USSH sedang menyiapkan MoU dan segera akan mengundang Rektor Unand, Prof.Dr.H. Werry Darta Taifur, SE, MA  untuk berkunjung ke Vietnam mengkonkritkan bentuk kerjasama antara dua universitas.(Sekretariat Rektor Reni, Ika, Yanti)


google+

linkedin