SUHU politik di Ranah Minang Sumatera Barat, meskipun frewensinyo lah turun pasca dilantiknyo Gubernur Sumbar, Jumat 13 Februari 2016 oleh Presiden RI di Istana Negara,   dan para bupati dan walikota di 12 daerah, Rabu, 17 Februari 2016,di Istana Gubernur Sumbar,  namun riak-riak politik masih saja menggeliat, sesuai sikon dan waktu.

Kini, tuduhan dan fitnahan mencuat dengan bahasa ambiak muko dan pahlawan kesiangan kepada gubernur dan wakil gubernur, serta para bupati dan waikota yang naik ketampuk kekuasaan. Tuduhan yang sama juga dialamatkan kepada para tim sukses, tim relawan, tim simpatisan, kepada partai pengusung dan pemdukung  para pemimpin yang sukses dan berhasil tersebut.

Saya juga termasuk yang difitnah dan dituduh, dari sekian banyak yang katanya berprilaku ambiak muko dan bersikap co pahlawan kesiangan. Tapi, ya rapopo. Kenapa? Karena saya menilai dan beranggapan tuduhan dan fitnahan tersebut, merupakan sebuah dinamika dalam berkelompok, berorganisasi dan bermasyarakat. 

Bagi yang tahu rumah saya, anak dan istri saya,  kepribadian saya, sikap saya, walaupun tak akan memberikan pembelaan,  setidaknya akan diam sambil terseyum mendengar cilotehan para pialang dan politisi busuak, yang berlagak santiang  tersebut. 

Jujur, khusus untuk pemilihan Gubernur Sumbar, saya kata teman seprofesi, se alumni, sekampuang, sesuku,  dan kawan sepermainan, terlalu berani pasang badan dan bersikap tegas menyatakan dukungan kepada Prof DR H Irwan Prayitno, setelah saya membuat tulisan dengan judul:Kenapa Saya Dukung Irwan Praytno dan Kalau Saya Dukung Irwan Prayitno Emangnya kenapa?.

Diakui, dua judul tulisan tersebut memang fulgar, tendensius, premordial, sukuisme, dan berpihak kepada Prof DR H Irwan Prayitno, yang kurang elok karena saya seorang wartawan atau jurnalis, yang seharunya, katanya bersikap netral alias tidak berpihak. 

Khusus masalah netral alias berpihak, waktu dulu itu sudah saya jelaskan dengan argumentasi mengutip sebuah buku yang berjudul;Elemen-elemen Jurnalistik. Waktu itu saya tegaskan dan jelaskan, kalau sebagai seorang wartawan saya harus berpihak kepada kebenaran dan keadilan sesuai bisikan hati nurani seorang muslim, yang merupakan alumni pesantren Thawalib Padang Panjang dan sarjana Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang.

Sebagai gambaran sekilas, saya tidak pernah masuk partai politik dan hanya pernah belajar organisasi di Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kemudian setamah kuliaht, langsung berkifrah di dunia jurnalistik sampai sekarang.

Jadi kalau ada yang menuduh dan memfitnah saya ambiak muko (beko taambik muko baruak), kepada Gubernur Sumbar Prof IP dan Wakil Gub Sumbar NA, dengan tujuan sesuatu, ya rapopo dan saya maafkan orang yang memfitnah tersebut. Alasannya, sesuai dengan niat saya dulu, saya mendukung Prof IP dan NA, iklas dan hanya mengharapkan redha Allah Yang Maha Kuasa. Soalnya, saya mendukung Prof IP-NA, bukan diajak dan bukan pula menawarkan diri, tapi lebih dari kesesuaian hati nurani yang tak bisa dikatakan dan digambarkan. 

Khusus tuduhan dan fitnahan ke PKS, dengan bahaso AMBIAK MUKO PULO, bisa saya jelaskan, kalau saya mendukung partainya Gubernur Sumbar ini, lebih karena sebagai anak bangsa, saya memang lebih senang dengan cara kader  partai politik yang lahir di Era Reformasi ini dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. 

Kemudian, jika ada yang memberikan perlambangan negatif atau  jelek kepada kader PKS, maka saya akan mengatakan pula dengan tegas, kalau kader partai lain tersebut, jauh lebih jelek dan berprilaku negatif. Maksudnya, kalau ada tuduhan kader PKS korupsi, kader partai lain pun lebih ganas dan gawat berprilaku korupsi, begitu juga dengan tuduhan dan fitnahan yang lainnya.

KINI, mari kita bangun Ranah Minang Sumatera Barat, secara bersama sebagai anak bangsa dan anak nagari urang Minang. Bak kecek Bung Karno, bersatu kita utuh dan bercerai kito runtuh. Kemudian, biduak lalu kiambang batauik dan saya masih seperti yang dulu dan bedanya cuma, sudah gaek, rambut memutih dan gigi sudah banyak yang ompong. (Penulis wartawan tabloidbijak dan padangpos.com).

google+

linkedin