BIJAK ONLINE (Padang)--Nahdlatul Ulama (NU) selalu memperkuat keutuhan dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari rongrongan pihak luar. NU tidak pernah sedikitpun bersikap pasif terhadap keutuhan NKRI tersebut.

Rais Syuriah PBNU Dr. Zaki Mubarak mengungkapkan hal itu pada Harlah ke-90 NU yang diselenggarakan Pengurus Cabang  NU  Kota Padang, Selasa (9/2/2016) di asrama Haji, Tabing, Padang. Menurut Zaki, bukti NU memperkuat keutuhan NKRI adalah keterlibatan langsung NU dalam merumuskan dasar negara serta UUD 1945 bersama tokoh Islam dan nasionalis lainnya.  

”Bagi NU, kehadiran tanah air adalah hal yang penting. Tanpa adanya tanah air, maka dia tidak dikenal di dunia ini. Karena itu, NU memandang mempertahankan keutuhan tanah air adalah hal yang penting. Tidak mengherankan kalau pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari bersama ulama lainnya di nusantara ini mengeluarkan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 untuk mempertahankan tanah air dari serangan bangsa penjajah (Belanda),” kata Zaki Mubarak. 

Menurut Zaki, saat ini muncul dua pemahaman terhadap ajaran Islam, yakni pemahaman literal dan pemahaman liberal. Pemahaman literal terlihat kaku menafsirkan teks-teks Al-Qur’an dan hadist, keras, radikal, mudah mengkafirkan pihak yang tidak sepaham dan berjuang dengan perang. 

Kelompok ini memilih ayat Qur’an untuk kepentingannya. Mana yang menunjang gerakannya, maka ayat tersebut jadi acuan utama. Sebaliknya, pemahaman liberal, seseorang yang sudah mengucapkan shalat menganggap bakal masuk surga, meski tidak shalat, tidak puasa.  

”Kedua kelompok paham tersebut saat ini amat merusak pemikiran generasi muda Islam. Apalagi dengan penggunaan teknologi informasi (IT), penyebaran paham ini sulit dibendung. Generasi muda yang pemahaman keagamaannya masih dangkal dan seadanya dengan mudah terpengaruh dengan paham ini,” kata Zaki.

Menghadapi kedua kelompok tersebut, NU terus berupaya merangkul dengan kasih sayang sebagaimana diajarkan dalam paham Islam Ahlussunnah Waljamaah.  Jika kedua kelompok tersebut memilih ayat-ayat mana yang mendukung pahamnya. 

Sedangkan bagi NU, semua ayat menempati posisi sama sehingga tidak menonjolkan satu ayat dibanding ayat lain. Artinya, NU  memposisikan semua ayat sama mengatur kehidupan manusia, katanya.  .  

”Akibat pemahaman agama yang dangkal, maka muncullah berbagai paham di tengah masyarakat. Ada ISIS di Timur Tengah, Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) yang belakangan menjadi perhatian publik. NU berpandangan mereka yang sudah menjadi anggota Gafatar, harus disadarkan atas kekeliruan yang sudah dilakukannya,” kata Zaki menambahkan.  

Harlah ke-90 bertemakan, Dengan Harlah NU ke90 kita mantapkan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABSSBK) dalam penguatan Islam Nusantara  untuk peradaban Indonesia dan dunia.  

Ketua PC Nahdlatul Ulama Kota Padang Yulter Ardi, menyebutkan, NU Kota Padang siap mendukung program pembangunan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Padang. NU juga siap menyampaikan program-program pembangunan di Kota Padang kepada warga di masjid atau di pengajian. Selain itu, NU sendiri siap menjadi garda depan di dalam pembinaan umat/masyarakat.

”NU Kota Padang siap meluruskan kembali akidah dan pemahaman keagamaan eks anggota Gafatar kepada pemahaman agama yang tepat dan sesuai dengan ajaran Islam,” kata Yulter Ardi, alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan, Kabupaten Padangpariaman, Propinsi Sumatera Barat. (amir)

google+

linkedin