GALEH ratak yang manunggu saatnyo kapacah. Begitulah kira-kira atau diumpamakan  nasib Ketua DPRD Kota Padang, Erisman yang mendapat lawan siteru dari internal partainya sendiri, yakni sesama kader Partai Gerindra Kota Padang, yang lah bakuhampeh sajak setahun yang lalu. 

Yang hebatnya, Erisman sebagai kader partai yang berhasil duduk disingasana Ketua DPRD Kota Padang dituduh dan dipergunjingkan tidak mengucapkan terima kasih kepada figur yang membawanya ke partai dan bahkan Erisman dituding pula menohok dan mempermalukan, serta melecehkan orang yang mambueknyo gadang di Partai Gerindra. 

Akibat dari persiteruan antara Erisman dengan urang yang manggadangkannyo itulah, yang memunculkan gosip-gosip tak sedap di internal Partai Gerindra, serta menjadi kosumsi publik dan media, cetak dan elektronik yang secara politis memang kurang senang juga dengan prilaku Erisman, yang dianekdotkan bagaikan JAGUANG. 

Kini, memang harus diakui dan dimaklumi juga, kalau kondisi Ketua DPRD Padang tersebut, memang sudah bagaikan gelas retak yang akan pacah. Posisi Erisman kini, juga bisa dikatakan lagi berada diujung tanduak, karena konon kabarnya, Senen, 15 Februari 2016 ini, Dewan Kehormatan DPRD Kota Padang akan mengumumkan hasil kajiannya tentang laporan LSM Formas yang melaporkan Ketua DPRD Padang Erismna, dengan tuduhan  telah melakukan perbuatan asusila, yang kurang pantas dilakukan anggota dewan yang terhormat, apalagi Ersiman sebagai Ketua DPRD Kota Padang.

Diakui, sebagai figur yang dipojokan atau disudutkan, Erisman memang telah berupaya menyakinkan sesama kader partai, bahwa perbuatan yang dituduhkan kepada dirinya tidak benar, atau boleh dikatakan juga fitnah menurutnya (Erismna maksudnya). Tapi sayangnya kontra Informasi yang dilakukan Erisman dengan mengundang beberapa wartawan, yang secara profesi tidak mampu menulis berita dan memaparkan masalah versi Erisman tersebut, sehingga tak berhasil meredam atau memudurkan opini tuduhan selingkuh dan perbuatan asusila yang dikatakan dilakukan Erisman dengan wanita remaja yang bernama Intan Permata Sari. 

Langkah Erisman yang lainya, juga mengambil jabatan Ketua Umum Pekat dengan perkiraan akan memndapatkan pembelaan dan bahkan akan memperoleh pengawalan dari kasus yang lagi membuatnya cukup pusing tujuh keliling. Diperkirakan, bisa saja orang-orang yang loyal dengan Erisman mambulalangkan matonyo, serta mamanggakan pangkalangan eee dengan bahasa hardik yang boleh dikatakan berisiko pula, bagi yang bermental tempe alias penakut. 

Sementara lawan politik Erisman, bekerja profesioanl dengan melengkapi data dan fakta tuduhannya dan menyebarkan luaskan cerita tentang  Erisman lengkap dengan narasi di media sosial. Bahkan, setiap orang menurut Ketua LSM Forman, layak dipercaya langsung memperlihat data dan fakta dan langsung menyerahkan salinan berupa foto copy.

Tanpa bermaksud melecehkan dan meremehkan wartawan yang diajak Erisman untuk beruding dengan dalih jumpa pers, -----karena ada salah seorang wartawan yang meshare pertemuan tersebut di media sosial----, sehingga menimbulkan berbagai ragam opini, ada yang sedap dan adapula yang membuat telinga bising. Tapi itulah dinamika dalam dunia pers yang terjadi persaingan sehat dan tak sehat sesama wartawan, yang boleh juga dikatakan telah terkotak-kotak dalam bersikap dan bertindak.

Kalau pada tulisan  sebelumnya berjudul;"Ketua DPRD Padang Ersiman Memang Layak dan Pantas Dilenserkan." Kini, berjudul;" Nasib Ketua DPRD Padang Erisman Sudah Bak Galeh Ratak yang Kapacah."
 Bagaimana hasil yang sebenarnya? Apakan memang Erisman bakal lengser alias  terdepak dari tampuk kekuasaan di DPRD Padang atau informasinya, hanya isapan jempol belaka. Pastinnya, yok kita tunggu saja hasil keputusan Dewan Kehormatan DPRD Kota Padang. (Penulis wartawan tabloid bijak dan padangpos.com).

google+

linkedin