PARA maniak olahraga sepakbola di Ranah Minang, Sumatera Barat, so pasti akan gusar, jengkel, menyumpah serapah dengan ditunda-tundanya pelaksanaan kejuaraan sepakbola memperebutkan Piala Walikota Padang. Kenapa gusar dan menyumpah serapah? Karena sebelumnya kejuaraan  sepakbola bergensi di Ranah Minang itu akan dilaksanakan, 3-7 Februari 2016 dan kemudian ditunda menjadi 28 Februari-5 Maret 2016 dan ditunda hingga batas waktu yang tidak ada kepastian.

Konon kabarnya, penundaan itu ada kaitannya dengan kebijakan petinggi di Kemenpora Republik Indonesia, yang menilai skop kejuaraan Piala Walikota kurang bergensi, karena embel-embel memakai nama Piala Walikota. Padahal, pemakaian nama ini, setahu saya lebih karena Walikota Padang, Mahyeldi Ansyarullah mengenang sejarah dunia persepakbolaan Kota Padang, semasa Kota Padang dipimpin pendahulunya, yakni Syahrul Ujud. Jadi, perebutan Piala Walikota Padang itu sudah terjadi sekitar 25 tahun yang lalu dan sudah tu mati suri dan kemudian Walikota Padang, Mahyeldi Ansyarullah yang juga Ketua PSP Padang, menghidupkan lagi.

Kemudian, tim-tim yang ambil di Kejuaraan Sepakbola Padang, tidak pula tim "ayam sayur", tetapi tim papan atas kompetisi PSSI atau Liga Indonesia, yakni PS Semen Padang dan Persib Bandung, yang sekaligus menjuarai kejuaraan sepakbola kebanggan urang Minang tersebut.

Jadi, jika memang salah satu alasan petinggi Kemenpora RI, karena nama Piala Walikota terlalu kecil, kan bisa saja memakai nama pahlawan nasional, seperti Imam Bonjol, Muhammad Roum, ST Syahril, Muhammad Yamin, Tan Malaka, Buya Hamka, Muhammad Nasir. 

Kalau kurang besar juga lagi nama pialanya, bisa saja memakai nama Proklamator Republik Indonesia tercinta ini, yakni PIALA BUNG HATTA. 

Jadi alasan petinggi Kemenpora RI, sungguh tak beralasan dan kebijakannya itu sama saja melukai perasaan maniak sepakbola di Ranah Minang. Kenapa? Karena Kejuaraan sepakbola yang sama juga ada dilaksanakan di berbagai daerah, seperti Piala Gubernur Kaltim.

KINI, ada eloknya juga penundaan kejuaraan sepakbola ini menjadi perhatian serius oleh Gubernur Sumatera Barat, Prof DR H Irwan Prayitno Psi Msi, Ketua KONI Sumbar, DR Syahrial Bakhtiar, dan Pengprov PSSI dan Pengcab PSSI yang lagi mati pucuak, karena bersiteru terus.

Kenapa harus minta perhatian Gubernur Sumbar? Karena tugas dan tanggungjawab seorang Gubernur tak hanya meningkatkan kesejahteraan, menciptakan rasa aman dan nyaman masyarakat yang dipimpinnya, tetapi juga bertanggungjawan dengan prestasi olahraga sepakbola, yang merupakan olahraga favorit masyarakat, apalagi bagi maniak olahraga sepakbola. (Penulis adalah wartaan tabloid bijak dan padangpos.com)  

google+

linkedin