JUDUL tulisan ini, jelas akan mendapat respon negatif dari seorang Erisman yang notabene sekarang menjadi Ketua DPRD Padang, yang merupakan lembaga dewan yang terhormat. Tapi ya rapopo. 

Sebagai ketua lembaga yang terhormat, tentu saja Ersiman punya hak untuk menilai dan berkomentar apa saja, tentang komentar saya yang juga sesuai dengan selera dan fakta dan data.

Terlepas dari kebenaran data dan fakta yang dimiliki LSM Formas yang sudah menabur hasil investigasinya keberbagai elemen masyarakat, termasuk kepada Badan Kehormatan DPRD Kota Padang, yang jelas Erisman memang layak dan pantas dilengserkan sebagaimana nasib yang menimpa ketua DPR RI, Setya Novanto.

Tragedi perselingkuhan ini, mengingatkan saya pada Clinton mantan presiden Amerika Serikat yang pada awalnya tidak mengaku dan tapi akhirnya mengakui hubungan perselingkuhannya.

Setelah melihat dokumen dari hasil narasi pembicaraan Erisman dengan dugaan selingkuhnya berinisial (IPS), ada kata-kata yang kurang sedap dan miris tetang hubungan asmaranya, Erisman dengan IPS. Bahkan, dalam kata-kata tersebut, ada kalimat menggugurkan kandungan sebanyak dua kali dan kemudian Erisman juga disebut-sebut menganjurkan IPS untuk ikut program KB. 

Dari ungkapan percakapan di media sosial fesbuker tersebut, konon dulu di pertengah tahun 2015, Erisman pernah membawa pencemaran nama baiknya ini ke ranah hukum. Tapi sampai saat ini, tak jelas rimba dari proses hukum yang dilaporkan Erisman, sebagai Ketua DPRD Padang, yang katanya punya nama baik dan sekarang lagi dicemarkan. 

Kemudian kini, terbesit bisik-bisik dari kader Gerindra yang kurang respon Erisman, bahwa tanggal 15 Februari ini, Badan Kehormatan DPRD Kota Padang sudh mengambil sikap tegas, yakni memberikan rekomendasi, bahwa Erisman telah melanggar etik sebagai ketua dan anggota dewan yang terhormat. Hanya saja, Erisman hanya dilengserkan dari jabatan ketua, tetapi tidak sebagai anggota dewan.

Jika informasi bisik-bisik yang masih berupa kicauan burung tersebut benar adanya, sudah merupakan kebijakan yang tepat dan arif bijaksana. Kenapa? Karena secara pribadi, sampai saat ini, dikalangan wartawan yang mangkal di lembaga dewan yang terhormat tersebut, menilai sosok Erisman, serta sering  digunjingkan punya prilaku sombong, angkuh, suka merendah orang dan menyamaratakan insan pers. Bahasa tegasnya, di matan Erisman, semua wartawan adalah abal-abal yang suka meminta macam-macam terhadap dirinya. Dugaan Erisman tersebut, membuat dirinya selalu menghindar jika mau diwawancarai wartawan. 

Dugaan Erisman tak bersahabat itu, juga muncul dari kalangan sekwan, yang menuduh dan menyebut Erisman sebagai Ketua DPRD Padang yang JAGUANG (maksudnya pelit, red). 

Untuk itu, kata oknum dilingkungan sekwan tersebut, wajar saja kalau Erisman menjadi sasaran tembak, baik bagi wartawan yang mangkal di DPRD Padang, juga oleh kader Partai Gerindra yang kurang senang dengan prilakunya.

Baca juga komentar Syaiful SM Hum Minta BK DPRD Mengambil SIkap Tegas pada Erisman dan Khalil Chaniago: DPRD Kota Padang Harus Steril dari Politisi Busuk.

Kini, jabatan ketua Erisman itu sudah pula menjadi bahan gunjingan kalangan kader Partai Gerindra. Bahkan nama seseorang sudah sangat cukup santer bakal menggantikan posisi Erisman. Bagaimana yang sebenarnya, mari kita tunggul keputusan final dari Badan Kehormatan DPRD Padang. (penulis wartawan Tabloid Bijak dan Padangpos.com).

google+

linkedin