BIJAK ONLINE-Sebagai Wakil Gubernur Sumatera Barat, H Muslim Kasim Datuk Sinaro Basa selalu memberikan perhatian serta mendorong terus sektor pertanian dan peternakan di Sumbar, yang sudah dimulai sejak jauh hari ketika memimpin Kabupaten Padangpariaman selama dua kali periode berturut-turut.

Menurut Muslim Kasim, sampai saat ini struktur perekonomian di Sumatera Barat masih didominasi oleh sektor pertanian. Dominasi ini dapat dilihat dari besarnya persentase sektor pertanian terhadap pembentukan nilai PDRB. Berdasarkan PDRB  Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2009-2013, peranan sektor pertanian pada tahun 2009 tercatat sebesar 23,95 persen dari nilai total PDRB Sumatera Barat.
Kemudian pada tahun 2010, ujarnya lagi, turun menjadi 23,94 persen, turun lagi 0,27 persen menjadi 23,67 persen pada tahun 2011, dan mengalami penurunan terus sampai tahun 2013 yaitu 23,12 persen tahun 2012 dan 22,72 persen tahun 2013. Subsektor tanaman pangan dan hortikultura masih menjadi subsektor andalan di Sumatera Barat.

"Fakta ini dapat dilihat dari peranan subsektor ini terhadap pembentukan nilai tambah Sumatera Barat tahun 2013 yaitu sebesar 12,01 persen. Diikuti oleh sub sektor perkebunan, perikanan yang menyumbang sebesar 4,76 persen dan 2,79 persen terhadap pembentukan nilai tambah Sumatera Barat tahun 2013," kata wagub.

Sementara itu, subsektor peternakan, kehutanan dan perikanan belum memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Subsektor Peternakan hanya menyumbang 1,93 persen terhadap total pendapatan bruto Sumatera Barat. Sementara itu subsektor kehutanan hanya menyumbang sebesar 1,26 persen.

"Kita ambil contoh pada produksi padi yang terus mengalami peningkatan. Produksi padi secara keseluruhan (padi sawah dan padi ladang) sangat dipengaruhi oleh luas panen dan perkembangan produktivitas hasil per hektar. Pada tahun 2009 produksi padi kita tercatat sebesar 2,11 juta ton. Tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 105 ribu ton menjadi 2,21 juta ton. Kemudian pada tahun 2011 juga mengalami kenaikan sebesar 68 ribu ton menjadi 2,28 juta ton GKG. Selanjutnya pada tahun 2012 jumlah produksi padi mengalami peningkatan sebesar 88 ribu ton dibandingkan produksi padi tahun 2011 dan pada tahun 2013 jumlah padi  juga mengalami kenaikan sebesar 62 ribu ton menjadi 2,43 juta ton," ujarnya.

Dilihat per komoditinya, kontribusi padi ladang Sumatera Barat belum mengalami peningkatan yang cukup berarti walaupun dari segi jumlah produksinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Di sisi lain, padi sawah masih memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap produksi padi di Sumatera Barat. Pada tahun 2013 produksi padi sawah tercatat sekitar 2,4 juta ton atau naik sebesar 64,28 ribu ton dibanding tahun sebelumnya.

Bila dilihat dari luas panen padi, ternyata di tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 11.398 Ha. Kenaikan tesebut dipengaruhi oleh kenaikan luas panen padi sawah sebesar 29.681 Ha dari tahun 2013. Sementara itu luas panen padi ladang tahun 2013 menurun terhadap luas panen padi ladang tahun 2012. Begitupun produktivitas tanaman padi pada tahun 2013, secara umum juga mengalami peningkatan. Tingkat produktivitas padi meningkat dari 49,71 Ku/Ha menjadi 49,82 Ku/Ha, ujarnya.

Putra Pariaman ini menginginkan agar pertanian Sumatera Barat bisa direvitalisasi lebih cepat. Pasalnya potensi pertanian bisa menunjang pembangunan Ranah Minang. Apalagi petani sebagai salah satu sektor perekonomian masyarakat Sumatera Barat memiliki potensi besar dan basis ekonomi yang kuat dari waktu ke waktu. Namun potensi petani kurang dimaksimalkan dan luput dari dukungan sebagian kepala daerah. "Profesi masyarakat kita banyak yang menjadi petani, tapi memberdayakan cukup banyak persoalanya," ujarnya.

Muslim Kasim yang akrab disapa si Abang (sebutan akrab masyarakat pada Muslim Kasim) saat ini dirinya terus terlibat langsung dengan masyarakat petani dengan menanam jagung dilahan yang dimilikinya, agar masyarakat disekitar lahan itu ini lebih produktif. "Kita butuh konsistensi untuk membangun masyarakat bawah kita khususnya yang berprofesi petani. Bila ini dikelola dengan maksimal, saya yakin kesejahteraan bisa terwujud dan Sumbar jadi provinsi maju," harapnya.

Wagub  menambahkan gerakan revitalisasi pertanian mestinya menjadi prioritas pembangunan Sumatera Barat. Pertanian Sumbar membutuhkan kerja keras, komitmen, kerjasama dari pelaku pembangunan pertanian baik di pemerintahan, swasta / dunia usaha, masyarakat, dan pemangku kepentingan. Sektor pertanian sangat memerlukan daya dukung, dorongan, dan bersinergi dalam menumbuhkan, kebersamaan gerak langkah. "Melalui koordinasi yang harmonisasi diantara komponen terkait kesejahteraan petani kita, Insya Allah dapat kita wujudkan," cakap Pria yang juga politisi Golkar tersebut.

Pada pilgub 2015 mendatang, Musilim Kasim diminta sebagian tokoh masyarakat Padang Pariaman untuk maju. Untuk itu hati nuraninya terpanggil mewakafkan sisa usia dan semua potensi yang dimiliki demi mengubah Sumatera Barat lebih baik dan bermartabat di pulau Sumatera. (AG)

google+

linkedin