Teks foto: Wabub Solok, Desra Ediwan, ketika memberi arahan pada acara KLB Defteri, bertempat di Ruang Pelangi, kantor Kabupaten Solok, Senin (16/2)
BIJAK ONLINE (SOLOK)-Terkait ditemukannya salah seorang warga Sungai Nanam, kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok yang terserang penyakit Defteri atau penyakit sangat mematikan dan oleh Pemkab Solok penyakit tersebut dinyatakansudah termasuk Kejadian Luar Biasa (KLB). Hari Senin (16/2), Pemkab Solokmengadakan pembahasan terhadap penyakit deferi, bertempat di Ruang Pelangi Kabupaten Solok.

Tampak hadir pada acara tersebut Wakil Bupati Solok, H.Desra Ediwan AT, Dandim 0309 Solok,  Sigit, Kepala Dinas Kesehatan, dr.Mirsal, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, dr.Kartika Aulia, Kapolres / yang mewakili, Kepala SKPD terkait, para camat dan walinagari se Kabupaten Solok.
 
Kadis Kesehatan Kabupaten Solok, dr.Mirsal dalam laporannya menyebutkan bahwa Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit Defteri ini, mengaju pada pengalaman 2015 silam, dimana terjadi wabah di Jawa Timur  dan menewaskan sekitar 54 anak-anak.  

Hal ini sangat perlu di antisipasi agar kejadian Defteri di Kabupaten Solok dapat kita atasi secara bersama-sama. Sementara Dinas Kesehatan sumbar, melakukan Ekspose Kejadian Luar Biasa (KLB) tentang difteri yang disampaikan oleh dr.Kartika Aulia. Dijelaskan dr. Kartika Aulia, Potensi penyebaran Difteri terjadi pada anak-anak s/d 15 tahun dan sumber cara penularan lewat manusia (Lewat udara in fection dan lewat air liur manusia). 

Difteri adalah suatu penyakit yang ditandai dengan panas lebih kurang 38oC disertai adanya pseudomembran (selaput tipis) putih keabu-abuan pada tenggorokan (laring, faring, tonsil) yang tak mudah lepas dan mudah berdarah yang bisa menyebabkan kematian.

“Penyakit Defteri bisa juga mengenai Tenggorokan, kulit, mata dan mulut dan bagi anak-anak yang telah sembuh dari penyakit Defteri tidak selalu mempunyai kekebalan seumur hidup,” tutur dr. Kartika. Sementara kasus penyakit Defteri  sampai tanggal 14 Februari 2015 terjadi di Kota Padang 12 kasus dengan satu kasus kematian dan begitu juga di Kabupaten Solok di temukan 1 kasus di Talang Babungo. Sementara bagi orang dewasa gejala Defteri bersifat arian atau tidak bergejala klinis dan tidak terasa sakit bagi orang dewasa permasalahannya adalah bagi usia rentan ( Anak-anak).

Untuk pencegahan atau penanggulangannya dilakukan dengan memberikan kekebalan tubuh pada anak-anak dengan cara Imunisasi untuk anak bayi sebanyak 3X yaitu pada usia 2 Bulan sampai 4 bulan dan bagi anak-anak usia 7 tahun ke atas diberikan 1 X imunisasi Vaksin. Bagi orang dewasa gejala Defteri bersifat arian atau tidak bergejala klinis dan tidak terasa sakit bagi orang dewasa permasalahannya adalah bagi usia rentan ( Anak-anak).
 
Wakil Bupati Solok, H.Desra Ediwan Anantanur, dalam arahannya mengharapkan agar Dinas Kesehatan Kabupaten Solok, serius menagani KLB dengan ditemuka 1 kasus yang terjadi di Kabupaten Solok (Talang Babungo) adalah untuk melakukan antisipasi bagi masyarakat kita begitu juga bagi anak-anak kita yang berada khususnya di Kabupaten Solok. 

“Kepada seluruh jajaran Dinas Kesehatan, Camat dan Walinagari se Kabupaten Solok, saya himbau untuk menyarankan kepada masyarakat untuk memantau secara langsung anak-anak untuk diberikan pencegahan atau memberikan kekebalan tubuh secara Imunisasi dan kepada jajaran Puskesmas yang ada di Kecamatan, kalau menemukan adanya indikasi penyakit Defteri,  subaya dilaporkan kepada RSUD Terdekat,” tutur Desra Ediwan (wandy)

google+

linkedin