Tek foto: Bupati Solok, Syamsu Rahim, berfhoto bersama Rektor UNAND : Prof. Dr. Werry Darta, Dekan FISIP : Prof. rer.sos Nursyirwan Effendi,  Bupati Tanah Datar, Shaddiq Pasadiqoe mantan Wali Kota Padang, Fauzi Bahar, Peneliti CSIS, Phillip J Vermonte dan  Peneliti P2PLIPI, Nina Andriana

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Bupati Solok, Drs. H. Syamsu Rahim, hari Senin (16/2), menjadi nasumber pada acara Kongres Mahasiswa Ilmu Politik se Indonesia, bertempat di Convention Hall Universitas Andalas Padang. Tema seminar adalah Indonesia Students Political Science Assembli Solusion For The Nation. 

Selain Syamsu Rahim, tampak hadir Rektor UNAND, Prof. Dr. Werry Darta, Dekan FISIP : Prof. rer.sos Nursyirwan Effendi,  Bupati Tanah Datar, Shaddiq Pasadiqoe (Pemateri), Mantan Wali Kota Padang, Fauzi Bahar (Pemateri), Peneliti CSIS, Phillip J Vermonte (Pemateri dan  Peneliti P2PLIPI, Nina Andriana (Pemateri)
 
Bupati Solok, Syamsu Rahim dalam sambutannya tentan Refleksi Otonomi 15 than Indonesia menyebutkan bahwa selaku negara demokrasi, Indonesia masih menjalani proses untuk menjadi demokrasi yang di cita-citakan Bangsa ini semenjak lahir.

“Otonomi merupakan perwujdan dari kemandirian dalam penataan kepemerintahan dimana wewenang yang dipegang tidak sepenuhnya oleh Pemerintah Pusat. Hari ini, Otonomi masih belum teraplikasi secara menyeluruh, dan masih saja berbentuk retrorika,” tutur Syamsu Rahim.

Ditambahkan Syamsu Rahim, politik memiliki hakekat tentang apa, siapa dan untuk apa. “Apa bila kita pandang lebih luas, politik bertujan untuk mencapai kesejahteraan Bangsa. Kekuasaan hanya tujuan  kecil dari politik, tapi tujuan dari politik yang sesungguhnya adalah kesejahteraan rakyat,” tambah Syamsu Rahim. 

Dijelaskan Syamsu Rahim, dalam politik, Parpol merupakan wadah untuk pencapaian tujuan, seorang kader harusnya dibekali dan diseleksi ketat agar kader tersebut mampu mewujudkan keinginan rakyat dan cita-cita partai saat mereka menjadi wakil rayat.
 
Terakhir syamsu Rahim menjelaskan, bahwa seseorang yang memiliki intelijensi yang tinggi harus menjadi pemimpin, agar dia bisa mengaplikasikan ilmunya demi kesejahteraan masyarakat. Sebab seorang yang pintar tanpa kekuasaan tidak akan mampu membantu masyarakat hal ini  juga berlaku untuk sebaliknya (wandy)



google+

linkedin