SAYA KAGET alias terkejut, begitu membaca buku tanpa nama penulis yang menghebohkan Ranah Minang Sumatera Barat. Kenapa kaget? Karena dalam buku yang dilaporkan Prof Dr H Irwan Prayitno Psi Msc ke Polda Sumbar, Kamis, 15 Oktober 2015 itu, ada tiga berita Tabloid Bijak yang bijak  onlinenya yang dikutipnya dengan tujuan politik. 

Khsusus mengenai berita Bijak Online yang dikutip, rasanya saya perlu memberikan penjelasan tentang ketiga berita yang dikutip perangkum berita menjadi sebuah buku tersebut. Kenapa? Karena sebelumnya saya menilai penulis buku tanpa menyebutkan identitas merupakan prilaku pengecut dan biadap, karena isi buku tersebut sengaja menzhalimi Prof Irwan Prayitno. 

Jadi wajar saja, jika timses dan tim relawan menganjurkan Prof Irwan Prayitno melaporkan penulis, penerbit dan orang yang mengedarkan buku tersebut  ke Polda Sumbar. Alasannya, karena buku yang berjudul; "Sumatera Barat Dibawah Irwan Prayitno Tanpa Kemajuan." tersebut telah menfitnah dirinya, serta menzhaliminya, sebagai salah seorang pasangan calon Gubernur Sumbar, 2015-2020 mendatang.

Sebagai pemimpin redaksi Tabloid Bijak dan Tabloidbijak.com, saya sangat merasa perlu memberikan penjelasan, karena berita tabloidbijak yang online dikutipnya tidak utuh atau tidak seluruh batang tubuh berita yang ditampilkan dalam buku yang menghebohkan tersebut.

Adapun  ketiga berita Tabloid Bijak Online yang disadurnya tersebut;

BERITA YANG PERTAMA ( 1).Syafri Dt Siri Marajo: Etika Orang Minangkabau, Jauh Merosot Jika Dibandingkan Dua Puluh Tahun Lalu.  Berita tersebut  diturunkan, Written By tabloid bijak on Kamis, 22 Januari 2015 | 19.07. 

Yang ironisnya, berita ini tidak dikutip secara utuh dan dikait-kait dengan Prof Irwan Prayitno. Padahal berita itu bertujuan agar walinagari di Sumatera Barat membuat PERATURAN NAGARI (Perna). (Baca juga beritanya dengan klik tabloidbijak.com)

BERITA YANG KEDUA (2).Baliho Gubernur Sumbar Lebih Besar Fotonya Daripada Pesan Moralnya. Berita ini ditampilkan di tabloidbijak.com, Written By tabloid bijak on Kamis, 25 September 2014 | 20.10.

Akibat berita ditampilkan perangkum buku tersebut tidak  secara utuh, jelas akan  menimbulkan persepsi negatif terhadap Prof Irwan Prayitno. Padahal dalam berita yang ditampilkan ada penilaian pro dan kontra dari masyarakat. Maksudnya, ada yang setuju dan ada juga yang setuju. 

Bagi yang setuju, menyebutkan sangat berguna untuk mengingatkan masyarakat tentang bahaya NARKOBA. 

Bagi yang tak setuju, dikait-kaitkannya dengan tebar pesona menjalang Pilgub 2015 yang sekarang sedang berlangsung, serta mempertanyakan anggaran biayanya.

Berita yang KETIGA (3). "Masyarakat Koto Ranah Tuding Gub Sumbar Tak Menepati Janji." Berita ini juga ditampilkan Written By tabloid bijak on Jumat, 19 Desember 2014 | 11.03. Berita ini juga ditampil dalam buku tanpa nama penulis tersebut, tidak utuh sehingga memunculkan penilai negatif pada Prof Irwan Prayitno. Padahal, tujuan berita itu ditulis di tabloidbijak.com, agar keluhan masyarakat Koto Ranah dan Koto Laweh direspon dengan baik oleh Gubernur Sumbar. 

Kemudian pada berita tersebut, juga disebutkan masalahnya, kenapa jalan itu terkendala, karena jalan itu berada di perbatasan antara Sumbar-Jambi. Jalan yang masih tanah itu masuk wilayah Provinsi Jambi dan sebagian lagi masuk Provinsi Sumbar. Jadi siapa yang bertanggungjawab?

Setelah saya membaca dan memahami buku tanpa nama penulis itu, saya pun berkesimpulan kalan buku yang dirangkum penulis pengecut dan berprilaku kurang terpuji itu memang bertujuan untuk menfitnah dan sekaligus merusak nama baik Prof Irwan Prayitno.

Saya sebagai pemimpin redaksi Tabloid Bijak, juga menilai, yang mengambil berita bijak online itu, senagaja merusak nama baik media yang saya pimpin termasuk merusak nama baik saya.

Untuk itu, saya juga akan melakukan upaya hukum dengan melaporkan pula masalah ini ke pihak Polda Sumbar, menimal memberikan keterangan sebagai saksi. 

Secara pribadi, saya sudah bisa menerka atau menduga siapa perangkum buku yang tak  berani mencantumkan didentitasnya, serta siapa aktor dibelakang penerbitan buku tersebut. Saya pun sudah dapat memperkirakan  dalangnya yang memberikan dana untuk mencetak buku dan sekaligus mengedarkannya. (Penulis wartawan tabloidbijak dan padangpos.com) 

google+

linkedin