BIJAK ONLINE (Padang)-Para pedagang  korban gempa, 30 September 2009 lalu, saat hearing dengan Anggota Komisi I, II, III, IV DPRD Kota Padang mempertanyakan keseriusan Dinas Pasar untuk dapat menyelesaikan pembangunan Pasar Inpres II Pasar Raya, yang dijanjikan akan selesai Desember 2015 ini. 

Hearing  yang dilaksanakan, Senin, 26 Oktober 2015 itu dihadiri Kordinator Komisi II Wahyu Iramana Putra,  anggota komisi  I. II. III. dan IV DPRD Kota Padang. Sedangkan dari Pemko Padang, hadir Kepala Dinas Perindagtamben, Dinas Pasar dan DInas PU kota Padang,   serta anggota Perwakilan PH HIPPI Kota Padang .

Pertanyaan pedagang dihadapan anggota dewan yang terhormat di DPRD Kota Padang tersebut, karena  tak terlihat adanya proses atau kegiatan  pembangunan Pasar Inpres II, sementara waktu tinggal sekitar 85 hari lagi. 

"Kami kuatir pembangunan pasar Inpres II ini tidak tercapai pada  akhir tahun 2015 ini, ‘’ ujar Amran Tono salah satu pedagang, di DPRD Padang, Senin, 26 Oktober 2015 lalu.

Menurut Amran Tono,  jika  pembanguan pasar Inpres II ini tidak selesai sesuai target, yakni Desember 2015, maka yang rugi tak hanya  para pedagang, tapi  juga  masyarakat  Kota Padang.  

Sementara Budi Syahriyal dari PH  HIPPI Kota Padang menegaskan, dalam proses pembangunan pasar Inpres II hendaknya Dinas Pasar  memberikan kejelasan yang tepat dan jangan hanya melalui skedul saja.  "Kami dari PH HIPPI juga mendapat keterangan dari pedagang bahwa saat ini para pekerja di proyek pembangunan pasar Inpres II  tak bekerja lagi karena gaji mereka tidak dibayar, " katanya.

Menurut Budi  Syahrial,  dengan terhentinya aktifitas pekerjaan di Pasar Inpres II, dikhawairkan janji kontraktor dan SKPD terkait,  tidak tercapai atau molor dari batas waktu yang dijanjikan.

Sementara Wakil Ketua Komisi III  DPRD Padang Helmi Moesim  menekankan agar tim pengawas dari konsultan, Dinas PU agar benar-benar mengawal secara intens pembangunan mega proyek tersebut, supaya  sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Kemudian, Helmi Moesim juga meminta pengawas proyek sebagai direkturnya proyek pasar inpres II  ini agar benar- benar mengawasi pekerjan proyek yang sedang berjalan. “Selama ini  kita minilai perhatian dan pengawasan dari  Dinas PU sendiri  yang kurang, ‘’ ujar anggota Fraksi  Golkar ini. 

Sementara itu, anggota DPRD Padang Azirwan mengatakan,  soal pembangunan pasar inpres II Dinas Pasar  hendaknya transparan. "Saya  menilai selama ini Dinas Pasar ketika memberikan informasi selalu dengan cehdule (skedul) dan teori- teori secara tertulis. Padahal kita melihat dan mendengar dari saksi seperti para pedagang ternyata pembangunan pasar inpres II banyak terjadi ketimpangan," katanya.

Kemudian Azirwan  malah menduga kalau pembangunan pasar Blok II itu ada indikasi-indikasi kongkalikong sehingga ada ketidak beresan dalam pengerjaan nya. Bahkan kader NasDem di DPRD heran kenapa  para kerja tidak dibayarkan upanya.Sementara Dinasperindangtamben kota Padang mengatakan telah membayarkannya. “ Soal ini Kami butuh bukti, oleh karena itu kami  minta kepada dinas terkait  dalam satu atau dua hari kedepan, ada timescehdule sejauh mana progresnya, bukan lisan tapi data,” ujar Anggota komisi II DPRD kota Padang ini.

Kepala Disperindagtamben Hendrizal  Azhar menjelaskan,   sejak proyek pasar Inpres II telah jelas siapa yang mengerjakannnya. "Kami telah mengakomodir kebutuhan kontraktor PT. Idee Murni Pratama. bahkan sebelum pengerjaan peekrjaan di mulai kami sebagai Kuasa Pengguna Anggaran ( KPA) telah menggelontorkan dana awal sebesar Rp 4 miliar atau sekitar 20 persen," katanya. 

Menurut Hendrizal Azhar,  pemberian termen atau  uang muka itu sesuai dengan Prepres Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah sesuai perubahan kedua atas Perpres  Nomor 54 Tahun 2010.  "Saya  berkeyakinan kalau pembangunan yang menyerap  dana APBD Kota Padang tahun 2015 sebesar Rp 21.974.791.000 dengan 140 hari kalender bisa tercapai.  Artinya sudah tidak ada lagi yang mesti kita takutkan, bahkan dalam pencairan anggaran saja untuk pengerjaan bangunan itu telah kita berikan,” ungkap mantan Kadis Pasar Raya Padang ini.

Kemudian, kata  Hendrizal lagi, pemmko  juga mengawasi prores pembangunan pasar Inpres II. Bahkan pembangunanya  telah berjalan 6 persen dari dana awal dan telah  merangkak ke 9 persen. "Nah jika proses pembangunannya  berjalan lamban, kontraktor tersebut akan diberikan surat peringatan, soalnya dalam proses pembangunan pasar inpres ini  saya berharap  masyarakat dan para pedagang tidak usah cemas yang jelas kami telah berkerja secara maksimal,’’ katanya.

Seusai hearing, kordinator Komisi II DPRD Kota Padang yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Padang WahyunIramana Putrea mengatakan, DPRD  akan tetap  mendorong percepatan pembangunan pasar tersebut. "Untuk itu saya  selaku unsur pimpinan DPRD telah meminta  kepada komisi I, II dan III untuk mengawasi proses pembangunan, baik  soal hukum, persoalan pasar, serta Kontruksi pembangunannya.  Ini bukan saja program unggulan, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan  yang serius,” imbuh Wahyu.

Madestal Hari Mahesa anggota Komisi IV  DPRD Padang mengatakan,  DPRD akan  selalu  mendorong percepatan pembangunan pasar Inpres yang merupakan korban gempa 2009 tahun lalu. Bukti keseriusan DPRD dengan  pembangunan pasar Inpres  ini,  pada tahun anggaran 2016 akan menggelontorkan dana sebesar Rp80 miliar untuk Blok III, dan Blok IV.

Menurut Mahesa, dana Rp 80 miliar tersebut awalnya dana untuk pembangunan gedung baru DPRD kota Padang di Aia Paca. "Tapi demi terlaksananya dan percepatan pembangunan pasar Inpres,  maka dana tersebut kami alihkan ke pasar Inpres II. III dan IV, ‘’ ungkap anggota Fraksi  PPP ini. (  yoshe )

google+

linkedin