BIJAK ONLINE (SOLOK)-Keberadaan terminal di Kota Solok menjadi salah satu perhatian serius Pemerintahan Kota (Pemko) Solok dalam meningkatkan pelayanan transportasi publik di Kota Solok. Untuk meujudkan harapan dan keinginan tersebut, sangat dibutuhkan dukungan semua pihak termasuk daerah tetangga.

Seperti persoalanTerminal Regional Bareh Solok (TRBS), hingga kini masih sulit dituntaskan, meski berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kota Solok. Dan langkah  untuk mengembalikan fungsi TRBS sebagai mana peruntukannya, Pemko Solok perlu dukungan dan kerjaasama daerah Kabupaten Solok.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Solok, Eva Nasri mengungkapkan, untuk mengoptimalisasi fungsi TRBS Kota Solok memang butuh kerja sama dua daerah yakni Pemerintahan Kota (Pemko) Solok dan Pemerintahan Daerah Kabupaten Solok. Apalagi letak kedua daerah ini berbatasan secara langsung‎.

Tanpa adanya kerjasama antara kedua daerah bertetangga ini, upaya Pemko Solok untuk menghalau kendaraan umum untuk mangkal didalam TRBS Kota Solok akan sulit dilakukan. Upaya Dinas Perhubungan Kota Solok untuk mengoptimalkan TRBS terlihat ketika petugas mencoba menertibkan kendaraan umum yang mangkal diluar TRBS untuk kembali melayani penumpang di dalam terminal. Dan ketika awak angkutan umum justru berpindah mangkal ke daerah perbatasan yang termasuk ke kawasan daerah Kabupaten Solok, upaya petugas dari Dinas Perhubungan Kota Solok akan sia-sia.

Sementara untuk menetibkan awak angkutan umum yang mangkal menaikan penumpang didaerah perbatasan, petugas dari Dinas Perhubungan Kota Solok tidak mempunyai kewenangan. Sehingga kerjasama dengan daerah Kabupaten Solok diharapkan menjadi salah satu solusi untuk mengembalikan fungsi TRBS.

Sebenarnya lanjut Eva Nasri, pihaknya bukan tidak berupaya mengembalikan fungsi TRBS sesuai dengan peruntukannya. Bagi kendaraan umum diwajibkan masuk ke dalam TRBS. Dan ini sudah lama berjalan.

Hanya saja, lantaran penumpang tidak ada didalam terminal, menjadi alasan awak angkutan umum untuk mangkal diluar terminal sehingga muncul terminal bayangan disejumlah titik. Karena sudah berlangsung lama, masyarakat pengguna jasa angkutan umum juga malas untuk menunggu angkutan umum didalam TRBS. Mereka lebih memilih menunggu diterminal bayangan karena memang banyak angkutan umum yang ngetem disana. "Kita memang berharap adanya kerjasama dan dukungan dari pemerintahan daerah Kabupaten Solok agar TRBS kembali berfungsi secara maksimal sesuai dengan peruntukannya," Ujar Eva Nasri.

Persoalan TRBS Kota Solok ini muncul justru kondisi terminal diperbaiki sekitar hampir sepuluh tahun silam. Bahkan setelah dua periode pemerintahan Kota Solok berganti pimpinan, persoalan TRBS tidak kunjung dapat diselesaikan. Ketika Kota Solok dipimpim Syamsu Rahim sebagai Wali kota Solok, persoalan TRBS masih menjadi persoalan yang sulit dituntaskan. Dan ketika persoalan TRBS dijadikan "PR" bagi Wali Kota Solok berikutnya, ternyata TRBS kondisinya tidak berobah.

Begitu juga ketika Kota Solok dipimpin Irzal Ilyas bersama Zul Elfian selaku Wali Kota Solok dan Wakil Wali Kota Solok. Sampai masa kepemimpinan mereka habis, persoalan TRBS masih akan menjadi "PR" bagi calon Wali Kota Solok berikutnya karena juga belum mampu diselesaikan.

Sepertinya persoalan TRBS Kota Solok ini akan terus menjadi "warisan" bagi pemimpin Kota Solok dari masa ke masa. Bukan saja persoalan penataan sistim transportasi yang berdampak atas persoalan TRBS. Yang lebih penting lagi, TRBS merupakan aset daerah dimana miliaran rupiah uang masyarakat dari APBD Kota Solok tertanam didalamnya.(Wan/Van)



google+

linkedin