BIJAK ONLINE (SOLOK)-Kabut asap yang melanda Propinsi Sumarera Barat dan beberapa wilayah lain, termasuk Kabupaten Solok dan Kota Solok saat ini sangat menggangu berbagai aktivitas, baik pekantoran maupun aktivitas belajar mengajar.

Kebanyakan masyarakat menganggap kabut asap merupakan bencana, tetapi di tangan para pedagang masker, kabut asap memiliki berkah tersendiri dan meraup rezeki yang berlipat ganda. Edo, (35) misalnya, salah satu pedagang masker yang sudah beberapa hari ini berjualan di depan kampus ummy nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok mengaku penjualan masker mengalami peningkatan keuntungan.

"Untuk harganya beragam, mulai dari Rp3 ribu sampai Rp15 ribu. Kami para pedagang musiman karena kabut asap, maka kalau dibanding hari-hari biasa pendapatan kali ini sangat terasa kali untungnya. Sekitar Rp200-an ribu per harinya. Kalau sebelumnya mana bisa segitu," kata Edo. 

Hal senada juga disampaikan oleh Desi. Ia mengatakan beberapa hari terakhir sejak kabut asap menyelimuti daerah ini , penjualan masker meningkat drastis. Bentuk masker yang dijualnya memang unik, berbeda dari masker biasa yang dijual di apotik. Sehingga menarik minat masyarakat untuk membelinya.

Berdasarkan pantauan, Kamis (15/10), para pedagang masker tidak saja di sepanjang jalan di Kabupaten Solok, namun penjualan masker dadakan yang memanfaatkan semakin pekatnya kabut asap juga menjamur di sejumlah ruas jalan di pusat Kota Solok. 

Salah seorang penjual masker di Jalan Reno Ardianto (35), mengatakan, dirinya mulai menjual masker sejak dua pekan terakhir.  "Sejak dua minggu lalu saya mulai menjual masker. Saat ini kabut asap semakin tebal dan sejak saya jualan langsung ramai pembeli," jelasnya. Pria yang mengaku selalu menjadi penjual masker di pasar raya solok itu menerangkan, masker yang dijualnya mulai Rp 3.000 hingga Rp 20.000 tergantung motif, gambar, dan bahan yang digunakan. 

Tak jauh berbeda, Misnah, pedagang yang menjajakan masker di ruas depan Ruang Terbuka Hijau Kota solok juga mengaku barang dagangannya laku keras Sejak sekitar dua pekan lalu ketika kabut asap semakin pekat. "Masyarakat cenderung membeli masker yang bisa dipakai berkali-kali dibandingkan hanya sekali pakai. Karena menurut mereka jika hanya dipakai sekali setiap hari harus beli, jika yang sebaliknya waktu kotor tinggal di cuci," jelasnya.(Wan/Van)

google+

linkedin