BIJAK ONLINE (SOLOK)-Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solok menargetkan proyek pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Solok harus segera tuntas paling lambat 2019. Berikut dengan alat kelengkapan, sarana prasarana wajib - pendukung, serta Sumberdaya Manusia (SDM) sebagaimana dibutuhkan, mesti kelar sesuai target.

Jika tidak, le;angsungan proses layanan kesehatan bagi warga Kota Solok, dikhawatirkan akan terus tersendat. Sebab standar proses pelayanan kesehatan nasional berlaku sistem berjenjang, setiap warga/pasien yang membutuhkan layanan medis mengikuti alur rujukan. Umpamanya, dari puskesmas, terlebih dahulu mesti dirujuk ke RSUD, begitu seterusnya sesuai tingkat keparahanya. 

“Ini sebuah tantangan yang harus segera dijawab oleh Kota Solok, apapun alasannya tidak bisa lagi ditunda-tunda.  Karena alur layanan kesehatan nasional menerapkan sistem berjenjang, bertingkat,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Kota Solok, dr.Junaidi,M.Kes.

Diungkapkanya, dari 19 Kota/Kabupaten Solok se-Sumbar, hanya tersisa dua daerah yang masih belum punya rumah sakit umum daerah sendiri, satu diantaranya adalah Kota Solok. Akibatnya proses layanan kesehatan masyarakat terpaksa masih mengandalkan tiga unit Puskesmas, Puskesmas Tanah Garam, Puskesmas KTK, Kecamatan Lubuk Sikarah, dan Puskesmas Nanbalimo, Kecamatan Tanjung Harapan. Ditunjung puskesmas pembantu yang dalam kapasitasnya masih terbilang serba tersebar.

Disinilah letak masalahnya, ketika ada warga membutuhkan layanan kesehatan intensif di rumah sakit, urusan cenderung ribet. Solusinya, para pasien terpaksa dirujuk langsung ke rumah sakit umum terdekat saja, yakni RSUD Solok di kawasan Simpang Rumbio. Padahal RSU Solok bukanlah rujukan Puskesmas, melainkan rujukan RSUD. “Apa hendak dikata, Kota Solok masih belum punya RSUD. Dirujuk pun ke RSUD di seputaran daerah tetangga, juga tak mungkin, persoalannya adalah jarak tempuh yang jauh. Sebagai alternatif, RSUD Solok terpaksa harus berbaik hati dulu menerima pasien kiriman Puskesmas yang tersebar di Kota Solok,” jelas Kadis Kesehatan.

Sekadar diketahui, RSUD Solok merupakan salah-satu pusat layanan kesehatan milik Pemprov Sumatera Barat, telah berstatus tipe B. Sesuai kapasitasnya, hanya lazim menerima pasien rujukan dari RSUD tipe C yang tersebar di sejumlah daerah, seperti dari Kabupaten Solok, Kota Sawahlunto, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, dan lainnya. Kecuali pasien itu betul-betul tengah gawat darurat/ irmegency, yang dalam penanagannya harus ditangani langsung RSUD tipe C.

“Semisal rawat inap bagi pasien TBC, typus (tipes), asma kronis, ambeien, radang lambung, muntaber, hingga penanganan operasi ginjal, usus buntu, katarak, tumor, kanker, itu cukup hanya di RSUD tipe C, tidak perlu ke RSUD Solok.  Namun karena tidak memiliki rumah sakit daerah, warga Kota Solok sejauh ini terpasa dikirim di RSU Solok.

Ditambahkan Junaidi, untuk pembangunan RSUD Kota Solok, Pemko Solok telah mempersiapkan anggaran senilai Rp 5 milliar bersumber dari APBD tahun 2015, diikuti kajian amdal dan sosialisasi pada masyarakat. Anggaran sebanyak itu untuk langkah awal diperuntukkan untuk biaya pembebasan lahan, dengan luas areal yang dibutuhkan sekitar 5 hektar.

Sesuai rencana, lokasi pembangunan RSUD Kota Solok ditetapkan di seputaran kawasan utara dekat jalan lingkar, tepatnya Kelurahan Kampung Jawa, dan Kelurahan Nanbalimo. Dimana kawasan tersebut termasuk titik strategis, mengacu pada master plan Kota Solok sekaligus tercatat sebagai wilayah pengembangan infratruktur kota.

Untuk tahap awal, Pemko Solok telah menyediakan anggaran Rp5 milliar untuk pembebasan lahan, dalam waktu dekat ditargetkan tuntas. Jika dikalkulasikan dari awal hingga gedung RSUD Kota Solok dapat beroperasi, membutuhkan anggaran Rp100 milliar, dengan sistem pengerjaan multiyear paling lama empat tahun.

“Kalaulah semua pihak betul-betul mendukung, terutama DPRD selaku lembaga fungsi anggaran, Tokoh Masyarakat dengan sosial kontrolnya, paling lambat 2019 mendatang Proyek RSUD Kota Solok pasti tuntas, berikut dengan segala alat kelengkapan dan SDM-nya,” imbuh Junaidi, optimis. (Wan/Van)

google+

linkedin