BIJAK ONLINE (SOLOK)-Akibab kabut asap dan musim kemarau yang melanda kota Solok dalam beberapa bulan terakhir yang berdampak banyak masyarakat yang gagal panen, maka produksi beras di kota Solok jauh menurun, bahkan sampai 70 persen dari hasil panen biasanya.
Ketua RW Payo,Yusrizal menyebutkan bahwa petani di Payo terpaksa menganggur dan berpenghasilan sangat minim. Hasil dari budidaya kunyit yang selama ini menjadi andalan tak bisa lagi diharapkan. Daun kunyit mengering dan tidak layak jual karena kurangnya asupan air. Sementara sawah juga mengering dan tak bisa lagi diolah.
“Saat ini petani hanya bisa berharap kepada pertolongan tuhan dengan mendatangkan hujan,”kata Yusrizal.
Daerah penghasil beras di kota Solok yang gagal panen diantaranya adalah, Payo di Tanah Garam, Kelurahan Tanjung Paku dan Kelurahan Nan Balimo. “Sejakkemarau panjang tiga bulan terakhir ini dan diperparah pula dengan adanya kabut asap, aktifitas pertanian di Payo menjadi lumpuh total. Sawah mengering dan tidak bisa ditanam,sementara itu kunyit yang menjadi andalan utama petani Payo, saat ini juga tidak mampu lagi berperoduksi,” kata Lurah Tanah Garam , Alfi Adli, di Payo,Kamis (15/10).
Dijelaskan Alfi Adli, setelah mengalami gagal panen, petani tak bisa pula menggarap areal pertaniannya. Sawah terpaksa dibiarkan kering kerontang sampai turunnya hujan. Sawah tak bisa diolah dan masa tanam pun tertunda sampai batas waktu yang tak jelas,akibatnya,penghasilan petani menurun drastis bahkan banyak diantaranya berubah status menjadi pengangguran. Dia juga menyebutkan bahwa daya beli petani anjlok,penghasilan mereka nyaris tak ada dan sekarang sangat rentan menderita kelaparan. Anak anak mereka terancam kurang gizi.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kota Solok, Ir .H.Ikhvan Marosa mengakui sebagian petani di Kota Solok sedang terancam rawan pangan dan ekonomi lumpuh. Dijelaskannya, berdasarkan hasil analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) yang dilakukan Kantor Ketahanan Pangan Kota Solok,memang ada tergambar warna merah disebagian daerah di Kota Solok.
“Hal ini sudah kita tindak lanjuti dengan melaporkan kondisi itu kepada Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Barat,” tutur Ikhvan Marosa. Untuk mengantispasi agar tidak terjadi Kerawanan Pangan dan Gizi, pada hari Selasa 13 Oktober 2015 lalu, BKP Provinsi Sumbar bekerja samadengan Kantor Ketahanan Pangan Kota Solok telah melakukan pembagian sembako atau bahan pangan untuk 50 orang Kepala Keluarga di Payo Tanah Garam.Bantuan itu berupa minyak goreng 2 kg, telur 30 butir, beras 10kg, susu kental manis 4 kaleng dan sarden 3 kaleng.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi Sumatera Barat dalam hal ini diwakili oleh Bidang Kewaspadaan Pangan BKP Provinsi Sumbar , Ir. Suswita MP,saat pemberian bantuan mengatakan,Kondisi seperti saat ini memang banyak terjadi di daerah –daerah lainnya di Sumbar. Petani terancam rawan pangan dan gizi sebagai akibat lebih jauh dari gagal panen karena curah hujan yang sangat kurang (wandy)