Pemkab Solok menggelar acara diskusi tentang bagaimana melestarikan kembali tanaman asli kabupaten Solok termasuk buah Markisa, acara tersebut didiskusikan antara pihak Pemkab Solok dengan Balai Penelitian Buah (Balitbu) Sumani, bertempat di Ruangan Danau Diatas, Senin (18/4).


BIJAK ONLINE (SOLOK)-Kelangkaan buah markisa yang dulu menjamur di Kabupaten Solok, saat ini mulai mendapat perhatian serius dari Pemkab Solok. Acara diskusi tentang bagaimana melestarikan kembali tanaman asli Kabupaten Solok termasuk buah Markisa, didiskusikan antara pihak Pemkab Solok dengan Balai Penelitian Buah (Balitbu) Sumani, bertempat di Ruangan Danau Diatas, Senin, 18 April 2016. 

Pihak Pemkab Solok sendiri dihadiri oleh Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin, SH, Assisten  II Pemkab Solok, H. Yunasman, Sekretaris Bappeda, Daswir Elyus, Sekretaris Pertanian, Miharta Maria, Sekretaris Hutbun, Arifman, Penyuluh Almito. Sementara dari pihak Balitbu sendiri juga dipimpin oleh Kepala Balitbu Sumani, Dr. Mizu Istianto.

 Wakil Bupati Solok, Yulfadri Nurdin, SH juga mengharapkan agar diskusi ini bisa mencarikan solusi bagaimana melstarikan kembali buah markisa yang sempat menjadi buah primadona di Kabupaten Solok. “Markisa adalah buah khas Kabupaten Solok yang dulu sangat terkenal tetapi sekarang sudah mulai hilang. Kita ingin mencari solusi agar buah markisa ini bisakembali berjaya di Kabupaten Solok,” tutur Yulfadri Nurdin. 

Selain mencarikan solusi bagaimana membudidayakan markisa seperti yang dulu banyak ditemui di Aia Dingin, Alahan Panjang, Sungai Nanam, Air Batumbuk, Bukit Sileh dan sekitarnya, pemerintah juga harus mencarikan solusi bagaimana cara pemasaran buah markisa.  “Selain itu kita juga harus melakukan Pemetaan wilayah, seperti di Alahan Panjang komoditi apa yang cocok untuk di kembangkan dan di nagari Guguk apa yang cocok, seperti padi atau alpokat,” terang Yulfadri Nurdin.

Sementara Kepala Balitbu, Dr. Mizu Istianto menjelaskan bahwa dengan diskusi ini kita dapat mencari sumber masalah kenapa buah markisah ini sudah tidak se popular dahulu dan akan dicarikan solusinya. “Kalau dengan niat ikhlas dan sungguh-sungguh, isyaalah kita pasti bisa,” tutur Mizu Istianto (wandy)

google+

linkedin