Salah satu kantor cabang PDAM di Nagari Guguk, meski pintunya terbuka, namun karyawannya jarang ada di tempat dan tampak salah seorang masyarakat yang akan menyampaikan keluhannya, tetapi staf di kantor tersebut tidak ada. 

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Solok, dinilai oleh masyarakat dan anggota DPRD daerah bumi penghasil bareh tanamo itu masih sakit, karena jauh dari profesional.

“Saya melihat pelayanan PDAM Kabupaten Solok masih jauh dari harapan masyarakat, sebab masih banyak keluhan yang saya terima termasuk masalah karyawan yang bekerja di PDAM tidak kompak.
Selain itu, masyarakat masih banyak menggeluhkan masalah pembayaran yang membengkak dan besarnya tarif tagihan asal dibuat-buat saja oleh karyawan PDAM, masak air tidak dipakai dan mati, tetapi bayarnya masih diatas Rp 90 ribu. Itu kan sama saja lebih dari 30 kibik dan tidak profesional,” tutur Patris Chan, Minggu (24/4). 

Patris Chan berharap agar pengganti Dirut PDAM Kabupaten Solok bisa lebih baik dan transfaran. Selain itu, karyawan yang tidak jujur di PDAM dan tidak membantu tugas Dirut, agar segera diganti saja. “PDAM samapi sekarang masih kita subsidi dari pemerintah, tapi kita tidak berharap mereka untung dulu, namun untuk membenahi ditubuh PDAM sendiri saja itu sudah bagus,” tutur Patris Chan, yang menyebutkan tahun ini saja lebih dari Rp 750 juta disubsidi.

Sebelumnya Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Solok, Dendi, SAg, meminta Bupati Solok, untuk segera memecat atau mengganti Dirut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Solok, Eri Kardo, karena dinilai tidak becus dalam bekerja dan dinilai pelayanan PDAM selama dipimpin Eri Kardo, semakin menurun.

 “Kita dari DPRD sebagai yang mewakili masyarakat banyak, meminta kepada Bapak Penjabat Bupati Solok, untuk segera mengganti Dirut PDAM, karena dinilai lamban dalam mengatasi segala persoalan yang ada di PDAM dan bahkan kepemimpinan Dirut yang sekarang malah banyak menimbulkan masalah dikalangan pelanggan PDAM,” tutur Dendi.

Sementara Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, meminta agar Dirut yang baru nantinya menata kembali karyawan di tubuh PDAM baik yang ada di kantor atau yang di lapangan dan juga kantor cabang. “Kalau air dikelola secara baik, saya yakin akan meraih keuntungan karena modalnya hampir tidak ada. Selain itu untuk menata air PDAM, libatkan masyarakat nagari dan walinagari yang dilalui PDAM. “Saya masih dengar masih banyak rumah yang tidak pakai meteran dan masih banyaknya masyarakat yang belum membayar karena diduga ada permainan dengan karyawan lapangan PDAM,”sambung Yondri Samin.

Yondri Samin juga menambahkan, untuk mengatasi agar pelanggan PDAM tidak sering mengeluh, dibutuhkan seorang pemimpin yang energik, minimal untuk kesehatan PDAM itu sendiri. “Tahun ini DPRD sudah menganggarkan dana Rp 750 juta, harapannya tidak usah PDAM bisa beruntung dulu, minimal dana sebanyak itu untuk kesembuhan PDAM saja. Tapi saat ini sering terdengar keluhan bahwa PDAM suka menaikan tarif yang memberatkan masyarakat,” tutur Yondri Samin.

Direktur PDAM Kabupaten Solok Eri Kardo menyebutkan, sejak Juli 2015 memang sudah diberlakukan. kenaikan tarif pembayaran air PDAM berdasarkan Surat Keputusan Bupati Solok Nomor 500-280-2015. 

Tarif dasar air yang sebelumnya Rp 900 naik menjadi Rp 1.200. Eri tak menampik, jika sampai hari ini pihaknya belum maksimal memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kondisi ini tidak lepas dari sarana dan persediaan air yang terdapat di Kabupaten Solok. “Kalau masyarakat bertanya, kenapa air sering mati, karena sumber air kita terbatas dan perlatan kita seperti pipa sudah banyak yang tua,” tutur Eri Kardo.

Sementra untuk pemasangan tarif PDAM bagi warga yang baru memasang, akan dikenakan tarif Rp 1,4 juta. Sementara terkait masih adanya prilaku dari oknum karyawan PDAM yang masih suka berprilaku nakal di lapangan, Dirut PDAM ini berjanji akan menyelidiki sampai ke lapangan dan akan menindak tegas kalau memang ada indikasi berbuat nakal (wandy)

google+

linkedin