BIJAK ONLINE (Agam)-Selain padi dan jagung Warga Kabupaten Agam, Sumatera Barat, terkontaminasi dengan komoditi kelapa sawit, karena  di mana-mana warga, khususnya petani, berlomba-lomba menanam sawit.

"Padahal sawit tidak selalu cocok untuk kultur daerah Agam," ungkap Direktur Eksekutif DPD LSM GARUDA, Yusra Wafilma, kepada Bijak,belum lama ini di Lubuk Basung.

Menurut Wafilma, akibatnya, banyak petani yang mengalami kekecewaan, karena kebun sawit yang diharapkan tidak mampu mengubah ekonomi keluarga ke arah yang lebih baik. Bahkan hasil panen sering tidak sesuai dengan yang diharapkan di samping harga sawit jauh di bawah harga (TBS) kebun plasma, hasil panen pun jauh di bawah kebun plasma. "Hal itu, antara lain disebabkan bibit yang ditanam bukan bibit unggul," kata pria yang vokal ini.

Kemudian, kata Wafilma, dirinya sangat sependapat dengan pihak Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) Kabupaten Agam."Dewasa ini sudah saatnya para petani kita beralih pada komoditi kemiri,  pasalnya kemiri jauh lebih menjanjikan, karena kemiri sangat cocok tumbuh di daerah Agam ini," katanya.

Melihat kondisi ini, kata  Yusra Wafilma, alangkah baiknya bila Pemkab Agam, melalui Dinas Hutbun mengembangkan dan mensosialisasikan kemiri sebagai komoditi unggulan. "Kemiri merupakan tanaman jenis MPTS. Makin besar pohonnya, makin besar pula hasilnya," ujarnya.

Selanjutnya, kata Yusra Wafilma, pemeliharaan tanaman itu tidak serumit sawit. Biaya perawatan pun relatif kecil, yang menggembirakan warga  Agam, sudah mengenal kemiri sejak dari dulu yang belum mereka ketahui adalah cara pengolahan, agar menjadi komoditi bernilai jual tinggi.

"Bandingkan, harga buah kemiri kering sebelum diolah Rp 5.000/kg. Namun setelah diolah, dengan memisahkan isinya dari batoknya, harga buah kemiri yang telah dikupas tersebut mencapai Rp 28.000/kg, seperti diungkapkan Kabid Kehutanan Dinas Hutbun Agam, Ir. Afniwirman," kata Yusra Wafilma lagi.

Untuk menghasilkan 1 kg buah kemiri yang sudah dikupas, dibutuhkan 3 kg buah kemiri. Hanya dengan mengupas buah kemiri (memisahkan isinya dari batok), 3 kg kemiri akan menghasilkan uang Rp 28.000, atau bertambah nilainya Rp13.000. “Kenyataan itu hendaknya menjadi perhatian pengambil keputusan di Pemkab Agam, dengan mengembangkan tanaman kemiri secara gencar di lahan masyarakat,” ujar Bang Era lagi.(Gnd)

google+

linkedin