BIJAK ONLINE (Padang  Pariaman)--Bupati Padang Pariaman, Drs. H. Ali Mukhni, mengatakan, enam bulan pertama tahun 2015 ini, telah empat penghargaan atas kinerja bersama  kita dapatkan, penghargaan Zakat Award dari Baznas RI dan penghargaan  mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah berturut turut selama 2 tahun dari Kantor Perwakilan BPK Sumbar. 

Hal itu disampaikan Bupati AliMukhni, di dalam Sambutan Pada Upacara  Hari Kesadaran Nasional Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman,  Rabu, (17/6/ 2015) di IKK Parit Malintang.

Dikatakan, selain itu kita juga menerima  penghargaan Adiwiyata Mandiri dari Menteri Lingkungan Hidup dan peringkat UN terbaik di Sumbar tingkat SMP berturut-turut selama 2 tahun. 

Sekarang Padang Pariaman sedang dinilai untuk penghargaan Bhakti Husada, yaitu penghargaan di bidang kesehatan. Dengan doa dan kerjasama yang kuat seluruh komponen masyarakat Padang Pariaman mudah-mudahan akan kita dapatkan.

“Semua prestasi yang kita raih adalah atas semua usaha yang kita lakukan bersama-sama, pemerintah dan masyarakat. Untuk itu, mari kita lebih tingkatkan kerjasama terpadu dalam membangun Padang Pariaman menjadi kabupaten yang unggul dan sejahtera”, ujar Ali Mukhni.

Lebih jauh disampaikan setiap tanggal 5 Juni, dunia memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Untuk itu, pada kesempatan ini akan saya bacakan Amanat Menteri Lingkungan Hidup RI sebagai berikut:

Peringatan Hari Lingkungan Hidup dunia bertujuan untuk menegaskan komitmen dan aksi pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup semua negara di dunia, yang telah menjadi kesepakatan dan gerakan bangsa-bangsa di dunia. 

Di Indonesia, peringatan dimaksud dapat kita eksplorasi lebih berarti lagi terutama dengan, mengajak dan melibatkan secara aktif masyarakat serta spontanitas, kreativitas dan modal sosial yang kita miliki di daerah-daerah, sebagai bangsa, dalam menjaga sumber kekayaan alam kita yang merupakan salah satu unsur penting dalam membangun dan menjaga ketahanan nasional kita.

Saat ini bumi berpenghuni sekitar 7,2 milyar jiwa. Untuk itu diperlukan sumberdaya alam yang besar untuk pemenuhan kebutuhan dasar untuk pewujudan kesejahteraan, melalui kegiatan konsumsi dan produksi dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan konsumsi dan produksi tersebut dapat menimbulkan tekanan yang besar pada keberlanjutan sumberdaya alam dan kualitas lingkungan hidup kita.

Badan Lingkungan Hidup Dunia mengindikasikan bahwa saat ini tingkat konsumsi penduduk global telah melebihi tingkat pasokan sumberdaya alam yang tersedia di bumi, diiringi kualitas lingkungan hidup yang cenderung menurun di banyak negara termasuk Indonesia. Untuk, itu 

Aksi Global mendesak perlu segera dilakukan seperti perubahan pola konsumsi dan produksi menuju “hemat sumberdaya, berkualitas lebih baik dan melindungi lingkungan hidup”. Upaya ini merupakan pondasi bagi pembangunan ekonomi hijau yang lebih berkualitas yang melibatkan semua lapisan masyarakat menuju pembangunan berkelanjutan.

Pengembangan Pola Konsumsi dan Produksi Berkelanjutan telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Kebijakan tersebut memungkinkan sinergi antar program pemerintah secara lebih terpadu seperti Konservasi, Pemanfaatan sumberdaya hutan dan Jasa Ekosistem, Pengendalian Pencemaran, Produksi Bersih, Ekolabel (produk ramah lingkungan), Adiwiyata (sekolah berwawasan lingkungan), Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan Sampah dan 3R (“Reduce-Reuse-Recycle”). 

Arahan tersebut menuntut kolaborasi dan sinergi Kementerian/Lembaga di pusat dan pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat.

“Kita menyaksikan dan merasakan berbagai masalah yang mengemuka dalam enam bulan terakhir ini, yang merupakan akibat dari berbagai kegiatan yang dilakukan dan nyata-nyata telah merusak bentang alam kita, merusak lingkungan dan bahkan diantaranya telah menimbulkan bencana bagi masyarakat”, tukuk Ali Mukhni kembali

Kita juga tidak menutup mata, bahwa berbagai masalah yang kompleks dan cukup berat itu merupakan akibat dan ekses dari kebijakan dan implementasi serta supervisi dan kesadaran yang belum menguat pada aspek dan arti penting lingkungan, terutama dalam kebijakan yang berkaitan dengan alokasi, eksplorasi dan eksploitasi sumberdaya alam, khususnya sumberdaya lahan, hutan dan tambang.

Dengan perayaan peringatan hari lingkungan hidup ini, dimana penduduk yang bertambah, sumberdaya,  secara fisik tidak berubah, kini, menuntut kesadaran kita semua, kesadaran masyarakat dan para penyelenggara pemerintahan dan negara untuk mengingat lagi bahwa keamanan sumberdaya alam kita merupakan bagian dari upaya membangun kekuatan dan menjaga ketahanan nasional bangsa kita. 

Kekuatan sumberdaya hutan, khususnya dalam pemerintahan saat ini menjadi penting yang diorientasikan sebagai sumber kesejahteraan masyarakat yang akan dikembangkan dalam berbagai skema perhutanan sosial, hutan desa, hutan kemasyarakatan, hutan berbasis masyarakat dan lain-lain. Semua itu ditujukan untuk kesejahteraan yang harus kita raih bagi masyarakat, bagi bangsa kita yang harus terus menapak maju.

Pemerintah Pusat dan Daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan komunitas masyarakat diharapkan dapat meningkatkan edukasi yang berfokus pada efektifitas dan efisiensi dalam pemanfaatan sumberdaya alam kita, pola hidup hemat sumberdaya seperti kegiatan pengurangan timbulan sampah, pemanfaatan sampah yang bernilai ekonomi dan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. 

Serta tentu saja pola pengembangan kebijakan alokasi dan eksplorasi serta pemanfaatan sumberdaya lahan, hutan dan tambang yang tepat dan dalam keseimbangan prinsip-prinsip ekosistem.

Akhirnya, Momentum Hari Lingkungan Hidup kali ini diharapkan dapat menyatukan kita dalam pewujudan mimpi Pembangunan Berkelanjutan melalui aksi nyata dan berpihak kepada masyarakat. Mari kita wujudkan mimpi tersebut! Mari kita lakukan aksi nyata bersama. (ya)

google+

linkedin