Teks foto: Meski hanya memiliki lahan persawahan sekitar 800 Hektare, namun produksi padi asal kota Solok terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2015 ini, Dinas Pertanian Perikanan Kehutanan Kota Solok, akan menargetkan pruduksi padi naik menjadi 20 persen dari tahun lalu yang hanya naik 15 persen

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Kota Solok, menargetkan peningkatan produksi padi tahun 2015 ini naik sebesar 20 persen dari rata-rata produksi padi sebelumnya, yakni naik 6 ton/hektare.

Kota Solok yang hanya memiliki luas areal tanam padi sebesar 800 hektar. Dari luas tersebut, separohnya beririgasi teknis yang bisa dipacu pertanaman. “Kita akan terus meningkatkan hasil panen setiap tahunnya dan tahun ini kita harapkan produksi padi asal kota solok meningkat menjadi 2o persen,” tutur, Jefrizal, SPt, Kepala Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kota Solok, dalam memimpin rapat operasi khusus (Opsus) penanaman padi teknologi jajar legowo di kantornya, Selasa (23/6).

Untuk itu, pada musim tanam bulan Juni hingga Agustus 2015, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan kota Solok, pada areal persawahan irigasi teknis dianjurkan menerapkan tanam padi sistim jajar legowo atau SRI, yang mana teknologi yang dianjurkan itu sudah banyak dilaksanakan di lapangan, bahkan pada musim tanam 2014 lalu terjadi peningkatan produksi 15 persen. 


Namun untuk musim tanam 2015, ditargetkan peningkatan produksi naik menjadi 20 persen. “Untuk menggairahkan petani melaksanakan teknologi jajar legowo itu, pemerintah propinsi Sumatera Barat membantu cost produksi Rp.1.200.000/ hektar. Bantuan itu berupa biaya pengolahan lahan, biaya pembelian pupuk kompos dan biaya pembelian pupuk buatan. “Bagi petani yang tidak melaksanakan teknologi jajar legowo tentu tidak diberi bantuan kepada mereka,”  jelas Jefrizal.


Lebih jauh dijeaskan Jefrizal, teknologi jajar legowo memang masih awam dikalangan petani apalagi mereka beranggapan dengan menerapkan sietem jajar legowo terjadi kehilangan rumpun padi, sebenarnya tidak demikian, dimana sistem jajar legowo menerapkan pertanaman 4 berbanding 1,  artinya 4 baris tanaman kemudian dikosongkan 1 baris, seperti halnya pembuatan saluran drainase. Pada barisan kiri dan kanan disulam lagi benih seperti halnya pemagaran. “Artinya apa, benih yang dikosongkan 1 baris tadi diselipkan kebarisan tanaman kiri dan kanan,” pungkas Jefrizal (wandy/ervan)

google+

linkedin