BIJAK ONLINE (Padang)-Perjuangan hidup memang terasa berat bagi Edison. Pria 50 tahun itu harus membesarkan kelima anaknya sendirian sejak sang istri berpulang keharibaan Allah pada pertengahan 2010 lalu. Waktu itu, si bungsu masih berusia dua tahun, sementara anak sulungnya masih remaja tanggung yang belum menamatkan SMA.

Namun kehidupan harus berjalan, berbagai upaya mestilah ditempuh oleh warga RT 03/RW 06 Kampung Durian, Kelurahan Parak Gadang Timur, Kecamatan Padang Timur itu, demi membiayai keluarganya.

Beruntung, pria akrab disapa Jon ini memiliki keahlian sebagai tukang perabot, tepatnya tukang servis perabot. Profesi itu setia digelutinya hingga sekarang. Dari situ Jon bisa berpenghasilan Rp. 2 juta sampai 3 juta sebulan bila sedang ramai. Tapi tak jarang pula penghasilannya jauh dari harapan, sehingga harus berhutang.

Adalah rumah sangat sederhana, tempat Jon dan kelima anaknya saat ini bernaung dari hujan dan panas. Rumah itu kini ber-aladin (atap, lantai, dinding) seadanya, sebab tak jua kunjung dibangun pasca diruntuhkan gempa 2009 lalu. Sudah banyak lubang disana - sini. Di dalam rumah cuma terdapat sekat untuk satu kamar, untuk tempat tidur bagi dua anak gadisnya. Sedangkan anak - anaknya yang laki - laki cukup tidur beralaskan karpet seadanya bersama dirinya.

Menjelang sahur, Rabu (23/6) pagi buta, Jon yang berperawakan kurus ini masih mengusap mata melawan kantuk ketika membukakan pintu bagi tamu yang berkunjung. Tak dinyana, diantara serombongan tamu itu, sekilas ia melihat sosok yang ia kenal tak lain pimpinan kota ini, Walikota Padang Mahyeldi Ansharullah.

Tadinya Jon mengaku agak gelagapan dan panik karena kedatangan tamu yang terdiri dari Walikota dan beberapa pejabat Pemko Padang itu. Sebelum Jon bertambah bingung, sebagian tim langsung membentang tikar, dan anak gadisnya turut membantu. Lalu para tamu itu disilahkan duduk oleh jon.

"Tak percaya, ternyata itu benar-benar Pak Wali bersama apak - apak nan lain," cerita Jon kepada beberapa awak media yang mengerubungnya usai dikunjungi tim Singgah Sahur Pemko Padang.

Walikota mengungkapkan, kunjungan tim ke rumah Edison atau Jon sama dengan kunjungan sebelumnya, makan sahur bersama sambil silaturahmi di rumah warga sambil besilaturahmi dan mendengarkan keluhan serta melihat langsung kondisinya.

"Kita mendapat informasi dari Pekerja Sosial Masyarakat (PSM-red) tentang keadaan Pak Jon dan keluarganya yang tinggal di rumah seperti yang kita lihat (memprihatinkan-red)," ungkap Mahyeldi.

"Karena tanah dari rumah Pak Jon ini milik sendiri, maka kita bisa langsung membedah rumah beliau menjadi rumah yang layak. Insha Allah, sampai Idul Fitri nanti selesai," katanya.

Mata Jon tampak berkaca - kaca sembari memandangi kedua anak gadisnya yang duduk di sebelahnya. "Alhamdulillah, terimakasih Pak Wali. Yang saya pikirkan adalah anak gadis saya, mereka membutuhkan rumah dengan kamar yang lebih nyaman," sebutnya.

Ungkap syukur di hati Jon, meski tak terungkap namun dari sorot mata dan garis pipinya dapat disimpulkan betapa ia seperti didatangi malaikat penolong di pagi yang berkah.

Demikian juga Adi (23), anak sulung Jon ini sudah bekerja keras untuk dapat mengumpulkan uang dari hasil menjual es cendol, semua demi membangun tempat tinggal yang baik bagi adik - adiknya. Kalaulah itu bisa terwujud, maka Adi yang sudah tak bersekolah setelah menamatkan SMP ini merasa bangga.

 "Di situ kebanggaan saya, biarlah saya tak berhasil asalkan saya bisa melindungi, menyekolahkan dan memberi adik - adik tempat tinggal," ucapnya.

Tak sedikit yang terharu melihat kondisi ini, termasuk para pimpinan SKPD yang ikut dalam tim. Teristimewa kali ini, juga turut serta Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Padang Jaferi, serta Camat Padang Timur Rachmadeni Dewi Putri dan Lurah setempat.

Seiring masuknya waktu imsyak, rombongan melangkah ke masjid. Jon juga akan menunaikan shalat subuh di masjid yang berjarak tak jauh rumahnya itu. (tf/du).

google+

linkedin