JAWABAN dari judul tulisan ini, bisa iya dan bisa juga tidak. Kalau iya alasannya, karena Ismet Amzis sampai sekarang masih belum dengan tegas dan jelas menentukan siapa bakal wakilnya untuk melanjutkan perjuangannya  menjadi Walikota Bukittinggi, yang akan digelar serentak Desember 2015 mendatang. Jadi sangat terbuka keduanya maju berpasangan.

Sedangkan mengenai jawaban tidak, karena sampai saat ini belum ada pembicaraan khusus diantara kedua kandidat yang sama-sama berkeinginan untuk menjadi Walikota Bukitting periode 2016-20121 mendatang. Bisa jdi keduanya, sama-sama tidak mau maju berpasangan, karena menurut keduanya, dialah yang bakal menang.

Sebagai incumben, Ismet akan mengakhiri jabatannya, Agustus 2015 mendatang. Berarti, saat kampanye Ismet sudah tidak menjadi penguasa lagi di kota berhawa sejuk ini. Populeritasnya, so pasti akan menurun, karena dirinya sudah tak bisa lagi memerintahkan camat dan lurah sebagai ujung tombang pemerintahan, yang punya akses ke tingkat RT dan RW. Begitu juga untuk PSN dilingkungan Pemko Bukittinggi.

Kemudian, modal Ismet sebagai Ketua Partai Demokrat Kota Bukittingi, belum menjadi jaminan baginya untuk mendapatkan tiket partainya untuk mendaftarkan diri ke KPU Kota Bukittinggi. Kenapa? Karena Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono selalu dalam menentukan pilihannya dengan memanfaatkan hasil survey.  

Sementara di Partai Demokrat itu sendiri banyak kader partai yang berkualitas dan punya reputasi yang sangat baik, jika dibandingkan dengan Ismet. Apalagi, orang-orang mantan Walikota Bukitting, DJufri yang tersandung hukum dan masuk penjara, punya opini tak sedap dengan Ismet. Bahkan, saat ini Ismet termasuk yang dituduh ikut menyeret Djufri masuk kandang situmbin. 

Opini tak sedap itu, bukan hanya dengan tuduhan Ismet ikut bermain dari kasus yang melanda mantan walikota Djufri tersebut, tetapi Ismet juga disebut-sebut tak membalas budi kebaikan yang dinikmatinya. Konon kabarnya, selama Djufri dalam penjara, tak sekalipun Ismet datang membezuknya di LP Muara Padang. 

Kemudian Ismet, juga telah perang terbuka dengan Hendra anak pengusaha kaya di Kota Bukittingi. Pemicunya karena Ismet tak mau memberikan izin pembangunan petak pertokoan di Aur Kuning. Padahal, secara hukum tak ada alasan yang kuat bagi Ismet untuk tidak memberikan izin. Akibatnya muncul opini."Asal jangan Ismet."

Selama berkuasa, tak banyak yang diperbuat Ismet untuk mengembang dunia wisata yang merupakan modal dasar bagi Kota Bukitting meningkat Pendapatan Asli Daerah. Ismet terkesan tak punya visi dengan dunia wisata. Padahal, Kota Bukittingi selain kota perdagangan, tapi juga kota wisata yang sudah mendunia dengan potensi alamnya, Ngarai Sianok, Jam Gadang dan lobang Jepang. 

Jika Ismet ingin memanfaatkan potensi wisata, sangat idealnya jika dirangkulnya Febby Dt Bangso Nan Putih untuk menjadi wakilnya, dengan pertimbangan dan alasan Febby selain cerdas, pintas, ganteng, juga bermoral dan sekarang lagi dipercaya sebagai Ketua DPW PKB Sumatera Barat.Selain itu Febby punya pengetahuan yang tentang dunia wisata.

Membicarakan Febby Dt Bangso Nan Putiah, saya jadi teringat cara Jhon F Kenedy saat berkampanye Presiden Amerika. Waktu itu, Jhon F Kenedy yang  akan diwawancarai oleh stasiun televisi Amerika. 

Sebelum acara wawancara dimulai, Jhon F Kenedy ditawari oleh penata rias statiun tekevisi untuk di mack-up dan waktu itu Jhon F Kenedy menolak. Alasannya, dari semua kandidat yang akan bertarung di pilpres Amerika, dirinnya yang paling ganteng, sehinga tak perli di mack-up lagi. "Tampil tanpa mack-up saja, saya lebih ganteng dari mereka."

Begitu juga dengan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono ketika kampanye pilres 2005 lalu. Sosok SBY waktu itu, tak hanya dikatakan pintar dan  cerdas, tetapi juga disebutkan ganteng, gagah dan bermoral.

Perkiraan sementara, jika Ismet berpasangan dengan Febby DT Bangso Nan Putiah, bisa menjadi energi tambahan dalam menarik pemilih cerdas di Kota Bukitting.

Bagi Febby sendiri, dari pada jadi calon nomor satu, tapi gagal, akan lebih baik menjadi nomor dua dengan peluang terbuka dan jadi. (bersambung dan penulis wartawan tabloidbijak).

google+

linkedin