Selain merusak kepada kesehatan, kabut asap juga sudah merusak tanaman holtikultura masyarakat di Kabupaten Solok, seperti yanng terjadi di Salimpek, kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok


BIJAK ONLINE (SOLOK)-Kabut asap yang sudah hampir satu bulan menyelimuti Kabupaten Solok, membuat masyarakat semakin panik, karena sampai saat ini kabut asap selain merusak tanaman holtikultura, juga sangat menggangu terhadap kesehatan masyarakat, terutama anak-anak dan balita.

Di kawasan Alahan Panjang, Sungai Nanam, Salimpek, Bukit Sileh, Air Batumbuk, Danau Kembar, Air Dingin dan Pantai Cermin, ratusan petani hultikultura mengalami kerugian, karena tanaman mereka tidak bisa tumbuh dengan baik, karena tidak adanya sinar matahari. “Bagaimana kita petani tidak menjerit, modal yang dikeluarkan tidak seimbang dengan hasil yang didapat. Intinya kita terus merugi, tapi siapa yang peduli?” tutur Marsal Syukur (65),  petani bawang dan kol di Salimpek, Minggu (20/9).

Menurut Marsal, puncak kabut asap terjadi pada Sabtu dan Minggu ini, karena jarak pandang hanya sekitar 200 meter dan kabut asap juga membuat pernafasan sesak serta mata perih.

Sementara itu, di kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok, siswa SD sudah mulai diliburkan, meski pagi harinya siswa tetap datang. “Kita terpaksa memulangkan anak-anak lebih awal, karena takut anak-anak terserang penyakit,” tutur Kabid Pra Sekolah dan SD, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Solok. Sementara di SD 11 Gunung Talang, kepala Sekolah setempat, Yendriwati, berpesan agar anak-anak tidak bermain keluar rumah dan tetap berada di dalam rumah, karena sudah parahnya serangan kabut asap.


Sebelumnya, kalangan anggota DPRD Kabupaten Solok, mendesak agar Dinas Kesehatan dan BPBD, segera mencari solusi dengan membagi-bagikan masker kepada masyarakat. Namun sampai berita ini diturunkan, belum ada usaha Dinas terkait untuk membagi-bagikan masker. Pada Sidang Pripurna tentang RAPBD Perubahan Selasa lalu,


Fraksi Golkar DPRD Kabupaten Solok, mendukung pembelian masker dengan menambah anggaran sebesar Rp 75 juta untuk Dinas Kesehatan untuk pembelian masker. “Masalah kabut asap ini kan sangat sakral dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Untuk itu, Fraksi Golkar setuju dana untuk Dinkes dalam anggaran perubahan untuk pembelian masker, “ tutur juru bicara Fraksi Golkar, Kasmudi, Z, SH.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Fraksi PDI P, yang dibacakan oleh Suri Maryadi, menurutnya, Dinas Kesehatan harus segera melakukan pembagian masker kepada warga. Kalau tidak, kabut asap bisa merusak kualitas udara dan menganggu kesehatan masyarakat dan Dinkes perlu melakukan tindakan cepat.

Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Solok, dr. Mirsal, menuyebutkan bahwa pihaknya akan membagikan masker kepada masyarakat, namun dana untuk itu belum ada. Ada kesan tidak serius, bahwa Pemkab Solok dinilai tidak peduli dan lalai dalam pengadaan kebutuhan mendadak bagi kepentingan masyarakat. Ibaratnya, ketika terjadi sakit hari ini, tetapi pengobatannya dilakukan besok. Bahkan pihak Dinkes Kabupaten Solok, juga belum  bisa memastikan kapan masker dapat dibagikan. “Nyo untuek membali barang negara ko pakai tender lo mah. Pakai aturan,” tutur Mirsal seenaknya.

Kemudian, tidak seriusnya Dinas Kesehatan dan BPBD Kabupaten Solok, jelas akan merugikan masyarakat dan harus ada tindakan tegas dari Pj Bupati Solok agar memanggil Dinas Kesehatan dan BPBD Kabupaten Solok. “Bapak Bupati harus turun tangan agar Dinas Kesehatan, BPBD dan KLH duduk satu meja untuk mencarikan solusi mengenai kabut asap ini,” tutur Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, Yondri Samin (wandy)

google+

linkedin