BIJAK ONLINE (Padang  Pariaman)--Bupati Padang Pariaman, Drs. H. Ali Mukhni, membuka Pelatihan Kewirausahaan bagi usaha  mikro kecil dan menengah se Kabupaten Padang Pariaman, di Aula Dinas Sosial Balai Latihan Kerja (BLK)  Padang Pariaman, Kamis (21/5/2015)

Ali Mukhni di dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Padang Pariaman, ingin mewujudkan Usaha Kecil  Menengah (UKM) yang mempunyai kepribadian wirausaha sebagai pelaku utama ekonomi. Disamping itu untuk mewujudkan  UKM yang tangguh, berdaya saing tinggi, moern, dan mandiri yang berbasiskan system agroindustri.

Dikatakan, koperasi dapat menjadi  wadah yang tepat dalam membina dan mengembangkan potensi wirausaha. Hal ini dikarenakan sebagai “member based organization”, koperasi memberikan kesempatan kepada anggota untuk mengenali potensi yang dimiliki dan kemudian menggali dan mewujudkan dalam setiap aktivitas berkoperasi.

Lebih jauh disampaikan, koperasi merupakan bangun usaha yang mendorong keterlibatan rakyat secara luas dalam memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya. Selain itu koperasi mengusung nilai-nilai yang sesuai dengan cita-cita pembangunan bangsa yang berkeadilan, demokratis, kekeluargaan dan kesejahteraan bersama.

Menurut Ali Mukhni, pembangunan koperasi sebagai bagian dari pelaku ekonomi juga dilakukan di berbagai Negara di dunia. Hal ini terganbar pada data International Cooperative Alliance (ICA) dengan total  keanggotaan sedunia sebanyak 800 juta orang.

Ditambahkan, peluang pengembangan koperasi, sebagi sector ekonomi, sehingga sebagai sokoguru perekonomian nasional, koperasi berpeluang untuk menguasai asset-aset nasional. Salah satu cirri koperasi adalah self-helf, sehingga kemandirian dan kepastian dalam berusaha dapat dibangun melalui kekuatan kolektif anggotanya.

Kemudian koperasi adalah salah satu pilar ekonomi yang sah, selain Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta untuk mencapai tujuan pemerintah dalam mencapai kesejahteraan masyarakat. Pada sisi lain, koperasi masih dianggap dikelola oleh kelompok marginal, sehingga tidak perlu profesionalisme.

Pendirian koperasi belum didasari oleh kepentingan ekonomi, sosial dan budaya yang kuat dari anggota. Partisipasi anggota koperasi kurang diperhatikan sehingga manfaat orang berkoperasi tidak didasari oleh kebutuhan untuk mengembangkan diri anggota.

Prinsip koperasi belum dilaksanakan dengan baik, sehingga pengembangan koperasi tidak berlandaskan jati diri koperasi. Pengembangan koperasi cenderung lebih kepada sector keuangan (KSP-,KJKS/S), dibandingkan dengan sector riil, sehingga peningkatan nilai tambah barang dan jasa tidak terjadi. 

Ketua Pelaksana  Kepala Dinas Koperindag, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Padang Pariaman, dalamlaporannya mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan satu hari penuh dengan jumlah peserta 100 orang. (ya)

google+

linkedin