BIJAK ONLINE (PADANG)-Kegiatan “Debat Publik” tahap pertama pasangan calon (Paslon) Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar periode 2015-2021 di Hotel Bumi Minang, Senin (16/11) sore berlangsung seru.

Paslon dengan nomor urut 2, Irwan Prayitno-Nasrul Abit (IP-NA) tampak unggul telak atas Paslon dengan nomor urut 1, Muslim Kasim-Fauzi Bahar (MK-FB).

Sebab, pertanyaan maupun jawaban IP-NA dinilai sebagian pengunjung lebih berbobot dan berdasarkan fakta dan data ketimbang Paslon MK-FB yang lebih banyak menggunakan retorika semata. 

Bahkan, dalam sesi tanya-jawab antar kedua Paslon, IP-NA menyuruh Paslon MK-FB untuk belajar kembali dan memahami segala aturan perundang-undangan yang berlaku. Sebab, kewenangan gubernur dan wakil gubernur itu juga diatur dalam Undang-Undang dan tidak bisa sesuka hati meskipun dalam sistem Otonomi Daerah (Otoda).

“Saya rasa pak MK dan pak Fauzi perlu belajar kembali dan memahami segala aturan perundang-undangan yang berlaku. Sebab, kewenangan gubernur itu bukanlah segala-galanya dan harus tunduk dengan UU atau keputusan pemerintah yang lebih tinggi, yakni presiden,” sindir Irwan Prayitno yang disambut tawa hadirin.

Merasa terpojok dengan sindiran tersebut, Fauzi Bahar, calon wakil gubernur dengan nomor urut satu, justeru membalas dengan pernyataan yang tidak profesional. Mantan walikota Padang itu menyebut Irwan Prayitno sebagai seorang “gubernur satu partai” dan program satu ekor sapi untuk warga yang dicanangkannya hanya untuk kelompoknya saja.

Namun pernyataan Fauzi Bahar yang sudah menjurus sedikit pribadi itu tidak dilayani oleh Irwan Prayitno. Paslon MK-FB pun tampak mulai kehilangan akal dan sudah mulai keluar dari visi-misi yang mereka sampaikan sebelumnya.

Untunglah situasi yang sudah mulai memanas itu berhasil diredam oleh moderator yang cukup lihai mengatur jalannya acara “Debat Publik” tersebut.

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumbar, Amnasmen dalam sambutannya mengimbau kepada masing-masing Paslon dan para pendukungnya agar mampu mengendalikan diri selama acara berlangsung sehingga suasana kondusif yang terjadi selama ini bisa dapat dipertahankan.

"Debat paslon gubernur ini merupakan kegiatan yang pertama dari tiga kali debat yang dijadwalkan khususnya diadakan dengan tema sosial, budaya, pendidikan dan agama," kata Amnasmen dalam sambutan pembukaan.

Ia mengatakan kegiatan debat tersebut untuk melihat cara pandang setiap paslon dalam mengurai, membahas dan menyelesaikan setiap masalah terkait tema yang ditentukan.

"Dalam kegiatan debat dipaparkan visi misi paslon gubernur dan pendalamannya sehingga seharusnya dapat menjadi referensi bagi masyarakat untuk memilih pemimpin Sumbar dalam pemilu 9 Desember mendatang," kata dia.

Debat tersebut disiarkan langsung oleh TVRI Sumbar, RRI Sumbar dan beberapa stasiun radio lainnya sehingga kegiatan tersebut hanya menjadi proses kampanye dan pilihan tetap ada di masyarakat setempat.

Ia mengatakan masyarakat hendaknya lebih memahami kedua paslon dari sisi pemikiran dan program-programnya agar pemilihan gubernur Sumbar untuk lima tahun ke depan efektif.

Sebelumnya KPU Sumbar telah mengadakan kegiatan bekerjasama dengan Forum Editor Sumatera Barat (FEds) menggelar bedah visi misi paslon Gubernur Sumbar dengan berbagai tema di antaranya ekonomi dan mitigasi kebencanaan.

Ketua FEds Heranof Firdaus memgatakan dialog yang diadakan FEds ini di antaranya pada minggu pertama november bersama sejumlah tokoh terkait tema pembahasan.

"Kegiatan dilaksanakan untuk mengetahui pandangan setiap paslon gubernur terkait ekonomi dan mitigasi kebencanaan untuk dapat menjadi acuan bagi masyarakat dalam memilih," kata dia.
Ia mengatakan setiap kegiatan terkait pembedahan visi misi atau program paslon gubernur seharusnya dapat diikuti dengan baik oleh setiap lapisan masyarakat karena pilihan ada pada mereka. (noa/cha)

google+

linkedin