Tampak Ketua LKAAM Kabupaten Solok, H. Syafri Dt Siri Marajo, SH, Anggota DPRD Sumbar, Ahmad Rius, SH serta Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, Septrismen Sutan Putih, berdiskusi masalah Pilkada

BIJAK ONLINE (SOLOK)-Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kabupaten Solok, H. Syafri Dt Siri Marajo, SH menyebutkan, meski berbeda-beda dukungan dan pilihan dalam menghadapi Pilkada Bupati dan Gubernur Sumbar dalam pemilukada serentak yang akan digelar tanggal 9 Desember 2015 mendatang, namun jangan sampai merusak tali silaturrahmi dan persaudaraan yang telah ada.

“Menentukan pilihan dan dukungan adalah hak progratif seseorang dan tidak ada yang bisa memaksa orang untuk menentukan pilihan. Namun meski berbeda dukungan dan pilihan, pada hakekatnya kita adalah bersaudara,” tutur H. Syafri Dt Siri Marajo, SH, Senin (16/11). 

Untuk itu, mantan Ketua DPRD Kabupaten Solok 2009-2014 lalu itu, berharap agar membina tali silaturrahmi adalah yang paling utama. “Dalam Al Qur’an dsebutkan, jika ibgin baik hubungan dengan Tuhan, maka perbaikilah hubungan silaturrahmi dengan kerabat. Artinya hablum minannas dulu yakni hubungan baik dengan sesama baru hablum minallah atau hubungan baik dengan Allah,” terang H. Syafri Dt Siri Marajo. Dijelaskannya, ingin baik hubungan dengan sang pencipta, maka perbaiki dulu hubungan dengan sesama manusia. 

Ucapan yang hampir sama juga disampaikan tokoh masyarakat Kabupaten Solok, yang juga anggota Komisi I DPRD Sumbar, Ahmad Rius, SH, menurutnya, jangan hanya gara-gara berbeda dukungan dan pilihan, satu komples tidak saling bertegur sapa. “Sebenarnya diakui atau tidak, Pilkada langsung ini belum cocok dilaksanakan di Indonesia, sebab belum semua masyarakatnya memahami apa itu demokrasi. Yang ada dari pengalaman masa lalu, hanya gara-gara berbeda pilihan banyak tetangga tidak bertegur sapa, karena ketidak mengertian tentang arti demokrasi,” tutur politisi dari Partai Amanat Nasinal (PAN) tersebut.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Solok, Septrismen Sutan Putih juga terus menyampaikan bahwa bebeda-beda pilihan itu adalah hal biasa dan tidak usah dipermasalahkan. “Sama ibarat kita mau beli baju, tidak ada yang memaksa kita. Sebab kita memilih baju yang cocok ukurannya dan warnanya sama kita, orang lain tidak bisa memaksa kita untuk memilih warna yang kita sukai tersebut,” tutur Septrismen (wandy) 

google+

linkedin