BIJAK ONLINE (Dharmasraya)-Diperkirakan ribuan ikan berbagai jenis mati dan terapung-apung di Sungai Lalo, Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya, akibat limbah boiler dari pabrik CPO milik PT Bina Pratama Sakato Jaya, Rabu, 4 November 2015 lalu, sekitar pukul 16.00 WIB.

"Keberadaan PT Bina Pratama Sakato Jaya di kampuang kami, sudah sangat merugikan. Setelah tanah ulayat kami dikuasainya seenaknya, kini ikan larangan di Sungai Lalo lo yang dibunuhnya dengan limbak pabriknya," kata Buyung enak Warga Jorong Kampung Surau Nagari Gung Selasih Kecamatan Pulang Punjung, Kabupaten Dharmasraya kepada Tabloid Bijak dan Padangpos.com, Sabtu, 7 November 2015 di Posko Relawan IP-NA, di Sikabau.

Menurut Buyung Enek, persoalan limbah yang mematikan ikan larangan di Sungai Lalo ini sudah dilaporkan ke Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Dharmasraya. Bahkan, Sekretaris BLH Dharmasraya Miyarso S Sos MSi telah turun ke lokasi dan telah membuatkan berita acaranya, kamis, 5 November 2015. "Kami waga Kampung Surau ingin persoalan limbah PT Bina Pratama Sakato Jaya Incasi Raya Grup ini diproses secara hukum," katanya sembari memberikan berita acara hasil pertemuan BLH Dharmasraya dengan tokoh masyaakat Kampung Surat dan Humas PT Bina Pratama Sakato Jaya.

Pertemuan itu dihadiri, Miyarso Ssos Msi (Sekretaris BLH Dharmasraya), Dian Chandra Ardhani, ST Msi (Staf bidang pengawasan Lingkungan Hidup BLH Dharmasraya), Muklis Monti Pengulu (Unsur Ninik Maka Jorong Kampung Surau), Masrul (Tokoh Masyarakat), Armanda (Ketua Pemuda Jorog Kampung Surau), Deprianto (Humas PT Bina Pratama Sakato Jaya), Hendra W Lubis (Asmil PT BPSJ), Eka Putra (KTU BPSJ), Sugiri (Emvironmen Suverpisor BPSJ), Nanag Arjuna (Supervisor Produksi PT BPSJ). Semua yang hadir membubuhi tandatangan diberita acara.

Berikut bunyi berita acara tindak lanjut pengaduan dugaan pencemaran Sungai Lalo (Hari Kedua)

Bersama melakukan pemantauan kedua atas dugaan pencemaran Sungai Lalo yang menyebabkan ikan mati pada Ngalau Cigak tanggal, 4 Novermber 2015. Berita acara ini merupakan kelanjutan dari berita acara, tangal 4 November 2015. Berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dapat diperguanakan sebagaimana mestinya. Lampiran berita acara ini menjadi bagaian tidak terpisahkan dari berita acara ini.

Dari pemantauan kedua sebagai kelanjutan dari pemantauan yang dilakukan bersama oleh pihak BLH Dharmasraya, masyarakat Jorong Kampung Surau dan pihak PT BPSJ, 4 November 2015 ditemukan fakta lapangan sebagai berikut:

1.Informasi pak Nanag selaku Supervisor Produksi PT BPJS bahwa, tanggal 3 November 2015 pukul 24 WIB telah tersumbatnya gorong-gorong bak control dari basculator. 

Perkiraan lamanya waktu terjadinya sumbatan tersebut selama 1 jam. Basculator yang beroperasi adalah basculator nomoe 2 dan basculator nomor 3.
Volume drum basculator nomor 2 sebesar 107,146 liter dan volume drum basulator 3 sebesar 105, 265 liter. 

Jumlah putaran basculator nomor 2 pada, tanggal 3 November 2015 selama 18 jam kerja adalah 1.818 putaran dan jumlah putaran nomor 3, pada tanggal 3 November 2015 selama 18 jam kerja adalah 1.197 putaran.

Estimasi jumlah putaran pada basculator nomor 2 untuk 1 jam adalah 101 putaran dan estimasi jumlah putaran pada basculator nomor 3 untuk 1 jam adalah 66,5 putaran.

Estimasivolume air limbah yang meluap dan masuk ke drainase selama 1 jam untuk basculator nomor 2 adalah 101 putaran X 107,46 R = 10.853,46 liter.

Estimasi volume air yang meluap dan masuk ke drainase selama 1 jam untuk basculator nomor 3 adalah 66,5 putaran X 105,26 liter + 7000,12 liter.

Jumlah volume air limbah dari basculator 2 dan basculator 3 yang masuk ke drainase adalah 17.853,58 liter atau 17,85 meter kubik.

Kondisi cuaca pada saat gorong-gorong tersumbat adalah hujan lenbat limpasan air limbah masuk ke darainase dimana drainase tersebut menuju ke Sungai Lalo.

Dilakukan pengambilan sample air limbah pada bak control di basculator.
2.Kondisi lapangan saluran drainase menuju ke Sungai Lalo yang diperkirakan membawa limbah air limbah yang dibahas pada point 1.

Jarak dari drainase pabrik ke titik pengambilan sample air pertama adalah 200 m konsi visual air pada drainase tersebut berwarna kelam dan berbau.

Dilanjutkan penelusuran di drainase (anak sungai), ke arah Sungai Lalo sampai dengan muaro sungai beringin (1 kilo meter). Sungai Beringin bertemu dan menyatu dengan drainase dari pabrik (anak sunga) kondisi visual Sungai berangsur lebih jernih dari sebelumnya dan ditemukan tanda-tanda kehidupan ikan (anak ikan gabus) yaitu pada lokasi 1 kilo meter dari titik pengambilan sample pertama.

Dilanjutkan penelusuran kembali menuju SUngai lalo, kondisi visual air air terlihat lebih keruh dan menghitam dari sebelumnya dilakukan penhambilan sample air kedua oada muara dan drainase yang masu ke SUngai lalo tidak jauh dari muara drainase menuju Sungai Lalo ditemukan anak ikan mati pada tepi sungai perkiraan jarak dari persimpangan sungai beringin berjaraka 1 satu kilo meter.
Perkiraan jarak dari muara drainase ke ngalau Cigak (lokaso kejiadian ditemulkan ikan mati) Sungai Lalo sejauh 2 kilometer.

Demikianlah berita acara tindak lanjut dugaan pencemaran Sungai Lalo (hari kedua) dibuat dengan sebenar-benarnya dan ditandatangani oleh masing-masing terkait (tersebut diatas) dengan kesadaran dan tanpa tekanan dari pihak manapun. (PRB)

google+

linkedin